Nasional

Ancaman Hiperflansi hingga 12 Persen, Airlangga: Tantangan yang Harus Ditangani pada 2022

  • Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa Indonesia akan menghadapi hiperinflasi pada September 2022, hal ini menjadi bayang-bayang ancaman baru bagi perekonomian Indonesia.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa Indonesia diprediksi akan menghadapi hiperinflasi pada September 2022. Hal ini menjadi bayang-bayang ancaman baru bagi perekonomian Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan melakukan kerja sama dan antisipasi agar hiperinflasi teratasi.

"Mendorong agar program kebijakan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi efektif dengan masyarakat, sehingga tantangan hiperinflasi bisa kita tangani pada 2022 ini," kata Airlangga dalam konferensi pers Nota Keuangan & RUU APBN 2023 pada Selasa 16 Agustus 2022.

Melansir Investopedia, hiperinflansi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kenaikan harga-harga yang terjadi secara cepat dan tidak terkendali di sebuah perekonomian.

Hal ini bisa disebabkan karena sebuah negara mengalami gejolak di dalam perekonomiannya atau pertumbuhan ekonomi dalam negara tersebut dalam kondisi minus selama tiga kuartal berturut-turut, hiperinflasi terjadi di sebuah negara dengan ekonomi yang mengalami depresi.

Sebelumnya Bambang Soesatyo menyebut, inflasi nasional dalam beberapa bulan ke depan akan terus mengalami kenaikan yang cukup drastis. Bahkan ia memperkirakan Agustus 2022 ada peningkatan di kisaran 5 hingga 6% lalu September 2022 hiperinflansi mencapai 10 hingga 12%.

Menurut Bamsoet, laju kenaikan inflasi yang disertai lonjakan harga pangan dan energi semakin membebani masyarakat yang baru saja bangkit dari pandemi yang membelenggu belakangan ini.

Ketua MPR ini menyinggung lonjakan harga minyak yang tinggi berpotensi membuat APBN kembali membengkak. Karena asumsi APBN 2022 sebelumnya diangka US$63 per barel dan juga beban subsidi untuk BBM, Pertalite,Solar, dan LPG, sudah mencapai nominal Rp502 triliun.

Sementara itu berdasarkan data BPS, inflasi Indonesia tembus 4,94 % secara tahunan (yoy) pada Juli 2022. Realisasi ini naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 4,35%.