Ancaman Resesi Semakin Nyata, Aset Kripto Big Cap Terus Merosot
- Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, saat ini belum ada sentimen positif yang cukup kuat untuk menjaga pertumbuhan aset-aset kripto.
Pasar Modal
JAKARTA - Di tengah ancaman resesi ekonomi dunia yang semakin nyata, nilai aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) terus merosot.
Menurut data Coin Market Cap, Rabu, 28 September 2022 pukul 9.45 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir mengalami penurunan 6,03% ke posisi US$18.553 atau setara dengan Rp278,3 juta dalam asumsi kurs Rp15.000 perdolar Amerika Serikat (AS).
Kemudian, di peringkat kedua big cap, Ethereum (ETH) menurun 6,66% ke harga US$1.273 (Rp19,09 juta).
Di peringkat ketiga, Tether (USDT) stagnan di posisi US$1 (Rp15.000) sementara USD Coin (USDC) di peringkat keempat mengalami penurunan 0,01% ke level US$0,9999 (Rp14.998,5).
Binance Coin (BNB) di peringkat kelima mencatat penurunan 4,83% ke harga US$267,29 (Rp4,01 juta) dan Rpple (XRP) di peringkat keenam anjlok hingga 10,31% ke posisi US$0,4232 (Rp6.484).
Di peringkat ketujuh, Binance USD (BUSD) merangkak naik 0,06% ke posisi US$1 (Rp15.000) sementara di peringkat kedelapan, Cardano (ADA) turun 6% ke level US$0,4298 (Rp6.447).
Selanjutnya, Solana (SOL) di peringkat kesembilan mengalami penurunan 7,37% ke posisi US$32,18 (Rp428.700), dan di peringkat kesepuluh, Dogecoin (DOGE) melemah 5,34% ke harga US$0,05903 (Rp885).
- Poundsterling Melemah Terhadap Dolar, Pemerintah Inggris Terus Awasi Pasar Keuangan
- Jelang Penetapan Sanksi Eropa, Ekspor Minyak Rusia ke Asia Makin Kencang
- Badai PHK Start Up (Serial 5): Pendanaan Terus Menyusut, Status Unicorn Makin Sulit Didapat
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, saat ini belum ada sentimen positif yang cukup kuat untuk menjaga pertumbuhan aset-aset kripto.
Bahkan, pembaruan jaringan Ethereum pada akhir September pun tidak cukup berpengaruh karena kuatnya sentimen negatif dari ekspetasi resesi ekonomi dunia.
Ekspetasi resesi semakin diperkuat oleh Gubernur bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell yang mengungkapkan bahwa pihaknya berpotensi untuk mengerek suku bunga hingga 4,4% pada akhir tahun.
"The Fed juga berniat untuk membawa suku bunga acuan AS di kisaran 4,5% hingga 5% di tahun depan meski sebelumnya optimis ingin melonggarkan kebijakan moneternya di 2023," tutur Afid dikutip dari riset mingguan, Rabu, 28 September 2022.
Kenaikan suku bunga yang diikuti oleh menguatnya ekspetasi resesi pada gilirannya mendorong lonjakan permintaan atas aset safe haven dan melemahkan instrumen berisiko seperti kripto.
- Meski Eropa Musuhi Rusia, Emasnya Masih Membanjiri Swiss
- Nilai Kurs Rupiah Sentuh Rp15.000 per Dolar AS, Terdampak Sentimen The Fed dan Kenaikan BBM
- Mulai Ramai Diminati, Medco Energi (MEDC) Disebut Tertarik Beli 10 Persen PI Shell di Blok Masela
Top Gainers
Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top gainers:
1. Quant (QNT): +8,02% (US$134,17/Rp2,01 juta)
2. Reserve Rights (RSR): +7% (US$0,00819/Rp122,85)
3. Celcius (CEL): +0,9% (US$1,51/Rp22.650)
4. Binance USD (BUSD): +0,06% (US$1/Rp15.000)
5. Tether (USDT): 0% (US$1/Rp15.000)
Top Losers
Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top losers:
1. Terra Classic (LUNC): -11,57% (US$0,0002643/Rp3,9)
2. Ripple (XRP): -10,31% (US$0,4232/Rp6.484)
3. Terra (LUNA): -8,54% (US$2,49/Rp37.350)
4. Ravencoin (RVN): -8,5% (US$0,0351/Rp526,5)
5. Solana (SOL): -7,25% (US$32,33/Rp484.950)