<p>Wahana Dunia Fantasi di Taman Impian Jaya Ancol. / Facebook @TamanImpianAncol</p>
Korporasi

Ancol Zero Waste: Terapkan ESG untuk Lingkungan Berkelanjutan

  • Ancol menyadari upaya merawat lingkungan hidup menjadi salah satu hal penting dalam kegiatan operasi dan bisnis perusahaan.
Korporasi
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA – Aspek lingkungan dalam Environmental, Social and Governance (ESG) meliputi pengelolaan gas residu yang menyebabkan efek rumah kaca, deforestasi, polusi lingkungan, dan berbagai hal terkait keseimbangan lingkungan. 

Fokus utama adalah pada penggunaan bahan alami atau daur ulang serta proses produksi dari awal hingga akhir. Hal ini karena perusahaan diharapkan mampu mengelola sumber daya tanpa mengabaikan kondisi lingkungan.

Ancol menyadari upaya merawat lingkungan hidup menjadi salah satu hal penting dalam kegiatan operasi dan bisnis perusahaan. Dalam upaya mencegah kerusakan lingkungan yang semakin masif, perusahaan berkomitmen dalam upaya pelestarian lingkungan.

Upaya tersebut yaitu mendukung upaya pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, pengelolaan secara efisien atas energi, air, air limbah, dan imbah padat/cair serta melakukan konservasi lingkungan melalui pelestarian keanekaragaman hayati. 

Selain itu, wujud nyata kepedulian perusahaan terhadap lingkungan juga terlihat pada penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse and Recycle).

Hal ini diimplementasikan pada Ancol Zero Waste. Program Ancol Zero Waste merupakan salah satu program unggulan Ancol yang berbasis pemberdayaan masyarakat yang bersinergi dengan warga sekitar untuk mengolah sampah menjadi pupuk kompos serta melakukan revitalisasi wilayah dengan bantuan penghijauan.

Efisiensi Energi

Komitmen perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan terus dilaksanakan secara konsisten dan semakin pro-lingkungan. Di sini, perusahaan menggunakan material atau bahan baku tak terbarukan yang bersumber dari alam.

Terkait kegiatan pro-lingkungan, Ancol juga melakukan efisiensi energi. Kebutuhan atas energi diperlukan untuk jalannya operasional perusahaan, berupa listrik dan bahan bakar minyak (BBM).

Listrik digunakan untuk mengoperasikan berbagai wahana di taman rekreasi, sumber penerangan, dan menghidupkan sarana prasarana elektronik pendukung kerja di kantor, kawasan properti, resort dan tempat kuliner yang dioperasikan oleh perusahaan. Sedangkan, BBM digunakan untuk operasional genset dan bahan bakar berbagai moda transportasi.

Pengurangan Emisi

Ancol menyadari turut serta sebagai salah satu penyumbang gas rumah kaca, yaitu emisi GRK langsung dan emisi GRK tidak Langsung. Emisi langsung bersumber dari penggunaan BBM dan tidak langsung bersumber dari penggunaan listrik. Emisi GRK merupakan salah satu pemicu pemanasan global yang berujung pada perubahan iklim di bumi.

Salah satu upaya untuk mengurangi dampak pemanasan global yaitu dibuatnya Perjanjian Paris, Indonesia termasuk salah satu negara yang menandatangani Perjanjian Paris.

Sebagai korporasi yang berorientasi pada ESG berkelanjutan, Ancol mendukung penuh implementasi Perjanjian Paris. Salah satu wujud nyata perusahaan adalah mengurangi emisi yang dihasilkan selama kegiatan operasional usaha.

Air dan Limbah Air

Ancol telah membangun stasiun pengolahan air limbah untuk dimanfaatkan sebagai sumber penyiraman tanaman dan memasang pengolahan air limbah di output buangan air limbah restoran dan gedung sebelum dialirkan ke saluran tersier.

Efisiensi penggunaan air juga tercermin dengan adanya Seawater Reverse Osmosis (SWRO). Perusahaan tidak berhenti melakukan penyempurnaan sistem SWRO yang sudah ada, di mana sistem tersebut berfungsi untuk mengubah air laut menjadi air tawar atau air bersih layak pakai.

Pengelolaan Limbah

Dalam operasional usaha, Perusahaan menghasilkan air limbah dari sisa pemanfaatan air bersih, limbah cair atau padat, B3 ataupun non-B3 dan sampah. Perusahaan telah mengolah air limbah melalui IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) sebelum dibuang ke badan air.

Keanekeragaman Hayati

Di sini, Ancol membentuk Departemen Konservasi sebagai salah satu respons Perusahaan terhadap isu Biodiversity yang menjadi tren dan perhatian publik, dan utamanya untuk menjalankan fungsi sebagai salah satu Lembaga Konservasi di Indonesia.

Lembaga Konservasi memiliki fungsi sebagai tempat pengembangbiakan satwa terkontrol dan atau penyelamatan satwa liar dengan mempertahankan kemurnian jenisnya. Ancol juga menginisiasi dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan konservasi secara In-situ secara lokal di kawasan.

Kepatuhan Lingkungan

Wujud nyata komitmen Perusahaan atas aspek lingkungan ini juga dibuktikan dengan adanya kebijakan pengelolaan lingkungan yang mengatur tentang manajemen lingkungan.

Penilaian Lingkungan Pemasok

Para pemasok diseleksi menggunakan kriteria lingkungan dan informasi dari kajian kontrak yang berisi terkait aspek lingkungan. Salah satu implementasi berkaitan dengan pelarangan penggunaan Styrofoam.

Perusahaan telah menerbitkan kebijakan untuk melarang penggunaan kemasan berbahan Styrofoam kepada seluruh restoran dan food stall di wilayah Taman Impian Jaya Perusahaan. Hal ini sebagai bentuk kepedulian Pembangunan Jaya Perusahaan terhadap kelestarian lingkungan hidup.