<p> Warga melintas di komplek perumahan bersubsidi kawasan Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat, 23 Oktober 2020. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Anggaran Infrastruktur 2021 Gairahkan Pasar Properti Nasional

  • JAKARTA – Fokus pemerintah menjadikan infrastruktur sebagai ujung tombak perekonomian nasional pada 2021 akan menggairahkan pasar properti setelah menghadapi pandemi COVID-19 tahun ini. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar Rp413,8 triliun untuk tahun depan. Anggaran ini naik 47,2% dari tahun 2020 sebesar Rp 281,1 triliun, setelah mengalami penyesuaian terkait situasi pandemi. Besaran anggaran infrastruktur ini juga […]

Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA – Fokus pemerintah menjadikan infrastruktur sebagai ujung tombak perekonomian nasional pada 2021 akan menggairahkan pasar properti setelah menghadapi pandemi COVID-19 tahun ini.

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar Rp413,8 triliun untuk tahun depan. Anggaran ini naik 47,2% dari tahun 2020 sebesar Rp 281,1 triliun, setelah mengalami penyesuaian terkait situasi pandemi.

Besaran anggaran infrastruktur ini juga mencapai 24% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. Tahun depan, pembangunan infrastruktur ditujukan untuk pemulihan ekonomi, penyediaan layanan dasar, serta peningkatan konektivitas.

“Peningkatan konektivitas ini bisa berdampak langsung pada perkembangan properti pada daerah-daerah satelit,” ujar Country Manager Rumah.com Marine Novita dalam  Rumah.com Property Market Outlook 2021 secara daring, Senin, 7 Desember 2020.

Marine mengungkapkan, hasil survei yang dilakukan Rumah.com menunjukkan kenaikan indeks harga properti pada area-area yang dilintasi oleh jalur tol.

Di Depok, misalnya, saat indeks harga Depok kuartal III-2020 secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 2,61% secara tahunan, kecamatan-kecamatan yang dilewati dekat dengan jalur tol baru justru mengalami kenaikan seperti Cimanggis (9%), Limo (4%) dan Cinere (3%). Sementara itu, kelurahan Cinangka di Kecamatan Sawangan, Depok, mengalami kenaikan hingga 35%.

Sejumlah kecamatan di Tangerang Selatan yang berada di sekitar tol Cinere-Serpong juga mengalami kenaikan seperti Pondok Cabe (6%), Serpong (12%), dan Pamulang (19%).

Sementara itu, pembangunan sarana transportasi massal seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) terus berjalan. Tersedianya sarana MRT, LRT, dan juga jalur komuter (KRL commuterline) menjadi daya tarik bagi konsumen properti di Jabodetabek.

Marine mencontohkan langkah perusahaan BUMN Adhi Commuter yang membangun 10 apartemen dengan bendera LRT City di sepanjang jalur LRT di Jabodetabek seiring pembangunan LRT yang masih berjalan. Sebelumnya pengembang BUMN Perumnas bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) lebih dulu mengembangkan 3 hunian berkonsep TOD di jalur KRL.

Dalam beberapa tahun terakhir, kata Marine, tata kota Jakarta Raya berkembang pesat. Transportasi umum menjadi jauh lebih nyaman dan terkoneksi, baik di dalam kota Jakarta maupun dengan wilayah sekitar seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Masyarakat mulai merasa mudah dan nyaman dalam bepergian.

Hal ini membuat minat konsumen dalam membeli properti bergeser. Kini, mereka tak lagi keberatan membeli properti di lokasi yang agak jauh dari Jakarta, asalkan dekat dengan transportasi umum seperti KRL, TransJakarta, ataupun LRT dan MRT.

“Langkah pemerintah yang terus menitikberatkan pembangunan infrastruktur konektivitas membuat konsumen semakin yakin bahwa properti-properti di sekitar transportasi umum ini memiliki prospek yang bagus di kemudian hari,” ujarnya.

Bunga Perbankan

Sementara itu, di sisi moneter, Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,75% pada 19 November 2020. Keputusan ini sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

“Penurunan BI7DRR selalu menjadi indikasi terhadap tingkat inflasi dan stabilitas eksternal. Dengan demikian, jika suku bunga BI7DRR ini tetap terjaga, atau bahkan kembali turun di Desember nanti, kita bisa mengharapkan situasi ekonomi yang lebih stabil pula di 2021,” ujar Marine.

Marine juga berharap agar laju penurunan suku bunga BI7DRR ini diikuti pula oleh suku bunga kepemilikan rumah (KPR) dan apartemen (KPA). Berdasarkan data, hingga Agustus 2020, rata-rata suku bunga KPR dan KPA sejak Januari 2019 adalah 8,75%, sementara rata-rata suku bunga BI7DRR berada di angka 5,15%.

Adapun pergerakan suku bunga KPR dan KPA juga belum sedinamis BI7DRR. Saat suku bunga BI7DRR sudah mengalami penurunan sebesar 25% pada September 2020 dibandingkan awal tahun 2020, suku bunga KPR dan KPA hanya turun sekitar 5,3% pada periode yang sama.

“Berdasarkan data Rumah.com Consumer Sentiment Survey 2020, sebanyak 73% responden menyebutkan suku bunga sebagai pertimbangan utama dalam membeli properti. Suku bunga KPR yang lebih rendah akan membuat konsumen lebih percaya diri mengambil keputusan membeli properti,” jelasnya.