Anggota BTS Jalani Wajib Militer, Korea Selatan Bisa Rugi Rp55,8 Triliun dalam Setahun

JAKARTA - Korea Selatan terancam mengalami kerugian hingga Rp55,6 triliun dalam setahun karena grup boyband Bangtan Boys (BTS) yang harus menjalani program wajib militer.

Prediksi itu bermuara setelah Hyundai Research Institute melaporkan bahwa grup beranggotakan tujuh orang ini menyumbang hingga US$3,6 miliar atau setara dengan Rp55,8 triliun dalam asumsi kurs Rp15.500 perdolar Amerika Serikat (AS).

• Kalbe Farma (KLBF) Tegaskan Tidak Gunakan Bahan Baku Berbahan Etilen Glicol
• Grab Gandeng Dompet Digital Milik Grup Salim i.Saku Jadi Metode Pembayaran
• Karya Seni Tentang Peradaban Manusia Raih Penghargaan UOB Painting of the Year (Indonesia) 2022

Bahkan, Hyundai Research Institute menyebutkan pula dalam laporannya bahwa kontribusi ekonomi BTS setara dengan kontribusi dari 26 perusahaan kelas menengah.

Dari perdagangan merchandise dan kosmetik saja, BTS bisa menghasilkan sekitar US$1,1 miliar (Rp17,05 triliun).

Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa 1 dari 13 turis yang berkunjung ke Korea Selatan pada tahun 2017 datang karena BTS.

• Mandi Uang, Ini 5 CEO dengan Bayaran Termahal
• 5 Strategi Persiapkan Pensiun Dini Sejak Masih Muda
• Anak Muda Susah Kaya, Tinggalkan 5 Kebiasaan Buruk Ini

Untuk diketahui, label yang menaungi BTS, Big Hit Music, baru saja mengumumkan bahwa para personel boyband yang mereka gawangi akan menjalani program wajib militer sebagai bentuk kepatuhan terhadap aturan Korea Selatan.

Dalam pengumumannya, Big Hit Music juga mengemukakan bahwa BTS baru akan berkumpul kembali sebagai grup pada tahun 2025 mendatang.

"Kami mendukung dan mendorong talenta kami dan sangat bangga bahwa mereka memiliki waktu untuk mengeksplorasi minat unik mereka dan melakukan tugas dengan melayani negara," tulis keterangan dari Big Hit Music dikutip Jumat, 21 Oktober 2022.