<p>Monumen Nasional (Monas) ditutup untuk umum seiring diberlakukannya PSBB terbaru / Facebook @aniesbaswedan</p>
Nasional

Anies Effect dan Fenomena Golput di Pilgub Jakarta

  • Sejumlah kelompok masyarakat mulai mendeklarasikan gerakan golput pada Pilgub Jakarta 2024. Terkini, Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta mempromosikan gerakan mencoblos ketiga pasangan calon di pilkada provinsi tersebut. Sikap itu dilandasi kekecewaan terhadap Pilkada Jakarta 2024 yang dinilai tak mewakili aspirasi masyarakat.

Nasional

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Sejumlah kelompok masyarakat mulai mendeklarasikan gerakan golput pada Pilgub Jakarta 2024. Terkini, Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta mempromosikan gerakan mencoblos ketiga pasangan calon di pilkada provinsi tersebut. Sikap itu dilandasi kekecewaan terhadap Pilkada Jakarta 2024 yang dinilai tak mewakili aspirasi masyarakat. 

Koordinator JRMK Jakarta, Minawati, mengatakan gerakan JRMK ingin menunjukkan bahwa demokrasi sedang tidak baik-baik saja. “Kalau kita pilih salah satu, berarti mengiyakan kecurangan politik ini. Jadi datang ke TPS, tusuk ketiga-tiganya,” ujar Minawati di Kantor KPUD Jakarta, dikutip dari Antara, Senin, 23 September 2024. 

Sebagai informasi, JRMK terdiri dari 32 kampung di Jakarta yang tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan sebagian besar Jakarta Utara. Mereka mayoritas berlatar belakang PKL, buruh dan warga marginal. Sebelumnya, muncul gerakan “Anak Abah Tusuk Tiga Pasangan Calon” yang tengah ramai di media sosial belum lama ini.

Anak Abah merujuk pada panggilan pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga calon Presiden di Pilpres lalu, Anies Baswedan. Gerakan yang dimotori anak muda itu juga tidak menghendaki tiga pasangan yang bakal bertarung di Jakarta yakni Ridwan Kamil (RK)-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno dan Dharma Pongrekun, Kun Wardana. 

Sejumlah deklarasi golput tersebut mengemuka di tengah upaya ketiga pasangan calon untuk merebut hati pendukung Anies Baswedan. Merujuk sejumlah survei, suara pendukung Anies memang vital untuk memenangi kontestasi di bekas ibukota tersebut. 

Dukungan Anies Dinilai Vital

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) soal dukungan Cagub-Cawagub Jakarta 2024 menunjukkan, pasangan Pramono-Rano dan RK-Suswono bakal mendulang untung jika mendapat sokongan Anies. Sebaliknya, pasangan yang tak didukung Anies berpotens merosot elektabilitasnya. 

Survei LSI menyebutkan dukungan kepada RK-Suswono akan turun menjadi 40,5% jika Anies mendukung Pramono-Rano. Namun, elektabilitas RK-Suswono bakal melesat ke 53,7% apabila mendapat dukungan Anies. 

Jika ini terjadi, elektabilitas Pramono-Rano bahkan bisa turun hingga angka 26,1%. Survei tersebut melibatkan 1.200 responden dan dilakukan pada 6-12 September 2024. Ketiga pasangan calon pun tampak kompak “jualan Anies” dalam sejumlah pernyataan mereka.

Belum lama ini, Rano Karno menyebut siap mengadopsi program Anies lewat penyediaan rusun seperti di Kampung Bayam dan Kampung Akuarium. Hal itu bahkan ditindaklanjuti dengan merekrut dua mantan think tank Anies ke timses, yakni Aldy Perdana Putra dan Mandira Bienna Elmir.

Di lain pihak, RK-Suswono siap menjalankan gagasan-gagasan era Anies seperti pembangunan yang kolaboratif dan partisipatif. “Kemudian demokrasi ruang-ruang publik akan diteruskan oleh RK-Suswono,” kata juru bicara mereka, Mulya Amri, dalam keterangan resmi. 

Baca Juga: Pilgub Jakarta Selalu Paling Panas, Tetapi Nasib Orang Betawi Semakin Tersingkir

Adapun Kun Wardana terang-terangan bakal melanjutkan program pembuatan sumur resapan untuk mengantisipasi banjir. Hingga kini, Anies sendiri tampak belum berminat menjatuhkan dukungan ke pasangan tertentu di Pilkada Jakarta 2024. Dia justru meminta masyarakat menghormati golput sebagai hak konstitusi dan kebebasan berekspresi.  

“Semuanya adalah hak konstitusi. Jadi kita hormati, kita hargai setiap pilihan dan ini semua adalah ungkapan rasa, pikiran, atas kondisi yang sekarang terjadi,” ujarnya di UGM Jogja, beberapa waktu lalu. Juru bicara Anies, Sahrin Hamid, menilai gerakan golput yang muncul belakangan merupakan respons atas gagalnya Anies bertarung di Pilkada Jakarta.

Diketahui, Anies yang sempat dikabarkan bakal diusung PDI Perjuangan berpasangan dengan Rano akhirnya batal maju di detik-detik terakhir. Anies gagal maju lantaran tak mendapatkan dukungan partai politik yang cukup. 

Sebelumnya Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga urung mengusung Anies dan memilih masuk gerbong Koalisi Indonesia Maju (KIM). 

Sementara itu, Ketua KPU DKI Jakarta, Wahyu Dinata, mendorong masyarakat untuk tetap menggunakan hak pilih dan tidak golput. “Pada prinsipnya, kami mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dengan benar. Tentunya mencoblos yang benar itu ada mekanismenya.”