Suasana rumah subsidi di kawasan Citereup, Kabupaten Bogor,  Jawa Barat,  Senin, 23 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Anomali Pasar Properti: Minat Beli Rumah Justru Naik hingga 100 Persen saat Pandemi

  • Minat masyarakat untuk mencari properti khususnya rumah justru meningkat selama pandemi.

Industri

Laila Ramdhini

JAKARTA – Minat masyarakat untuk mencari properti khususnya rumah justru meningkat selama pandemi. Anomali pasar properti juga terjadi saat tahun kedua wabah COVID-19 masuk ke Indonesia.

Platform proptech Lamudi.co.id mencatat minat pembelian properti di semester II-2022 meningkat sebesar 18% dibandingkan dengan semester sebelumnya. CEO Lamudi.co.id Mart Polman juga menyatakan, pada 3 bulan pertama tahun 2021, terjadi peningkatan pencarian hunian hingga 100% dari periode biasa.

“Pandemi ini memang telah membuat dunia kaget dan mengguncang seluruh sektor usaha. Di awal pandemi memang pencarian hunian turun, tapi kemudian setelah itu naik drastis,” ujarnya, dalam konferensi pers Lamudi Property Award, di Jakarta, Selasa, 6 Desember 2022.

Mart menyatakan pandemi juga tidak menjadi halangan bagi pengembang di Indonesia untuk memasarkan produk propertinya. Salah satu upaya yang ditempuh yakni dengan virtual marketing melalui berbagai platform. 

“Developer masih banyak yang meluncurkan produk dengan berani. Contohnya Summarecon Bogor yang sold out dalam dua hari padahal pemasarannya hanya lewat zoom,” ujar dia.

Selain itu, lanjut Mart, Lamudi juga mencatat harga properti tetap naik meskipun dihajar berbagai isu mulai dari pandemi sampai krisis ekonomi. Dia menyebut properti dari pengembang yang sudah mapan seperti Bumi Serpong Damai (BSD) City tetap naik. 

“Kita ingin optimisme ini tetap terjaga. Saat ini beberapa kota juga menjadi lokasi favorit pencarian hunian seperti Depok, Bogor, dan Serpong,” kata dia. 

Dalam kesempatan yang sama, Commercial Director Lamudi.co.id Yoga Priyautama mengungkapkan tahun 2022 merupakan era baru bagi industri properti setelah tahun-tahun sebelumnya industri perlahan bangkit dari berbagai ketidakpastian akibat pandemi COVID-19. 

Meski demikian, tahun ini kendala kepemilikan properti juga masih beragam. Salah satunya adanya inflasi yang berpengaruh pada penjualan properti. Selain itu, Bank Indonesia pun telah menaikkan suku bunga hingga 50 bps menjadi 5,25% pada akhir tahun ini. Hal ini berdampak pada semakin tingginya bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dan semakin besarnya persyaratan pembayaran di muka (DP) dalam pengajuan KPR. 

“Kenaikan ini akan berpengaruh pada konsumen yang menurut catatan Lamudi.co.id, karena 70 persen dari masyarakat Indonesia masih memilih menggunakan kredit dalam proses pembelian properti,” kata dia.

Namun, di tengah kondisi ekonomi saat ini, Lamudi.co.id melihat bahwa sektor properti akan tangguh melewati berbagai rintangan. “Sektor properti terus bergeliat dan bertumbuh karena didorong oleh permintaan dari end-user atau pembeli properti, mengingat bahwa properti adalah kebutuhan primer masyarakat Indonesia,” jelas Yoga. 

Yoga juga mengatakan rumah tapak tetap menjadi opsi terpopuler bagi masyarakat Indonesia dengan pencarian mencapai 70% dari tipe properti yang tersedia di Lamudi.co.id. Developer masih memfokuskan investasi mereka ke pengembangan rumah tapak mengingat permintaan yang konsisten tinggi dari masyarakat Indonesia. 

Di sisi lain, Yoga menyampaikan apartemen cocok untuk kaum muda kelas pekerja yang ingin menghindari kemacetan lalu lintas saat bepergian sekitar kota-kota besar. “Untuk menargetkan demografis ini, beberapa pengembang perlu menggunakan strategi pengurangan harga dan ketentuan pembayaran yang fleksibel untuk membuat proyek mereka terjangkau dan diinginkan,” kata dia.

Penghargaan untuk Pengembang

Melihat upaya yang besar dari pengembang untuk menyediakan hunian bagi masyarakat, Lamudi menggelar Lamudi Property Award 2022. Yoga menyebut ajang penghargaan ini sebagai wujud apresiasi atas inovasi pelaku properti dalam pengembangan proyek baru serta proyek yang telah ada. 

Dalam tahun kedua penyelenggaraannya, Lamudi Property Award kali ini memperluas cakupannya yakni penghargaan untuk industry di Pulau Jawa dan di luar Jawa. Penghargaan diberikan dalam 11 kategori dan dinilai oleh juri yang expert di bidangnya.