Antam (ANTM) Hadapi Tantangan Nikel, Proyeksi Laba 2024 Tetap Positif
- Antam menghadapi tantangan signifikan akibat penurunan harga komoditas, khususnya di segmen nikel.
Bursa Saham
JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi tantangan pasar. Perusahaan ini diproyeksikan mencatatkan peningkatan laba pada 2024-2025, didukung oleh berbagai faktor internal dan eksternal yang memperkuat prospek bisnis ke depan.
Namun, bagaimana dengan target harga saham ANTM? Dalam risetnya, RHB Sekuritas menyebutkan bahwa Antam menghadapi tantangan signifikan akibat penurunan harga komoditas, khususnya di segmen nikel.
Asal tahu saja, sepanjang Januari-September 2024, pendapatan segmen nikel tercatat sebesar Rp2,6 triliun, turun 21% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Hambatan dalam finalisasi izin pertambangan juga mengurangi potensi produksi, dengan pendapatan bijih nikel mencapai Rp3,5 triliun, turun 48% yoy,” jelas RHB Sekuritas dalam riset pada Rabu, 6 November 2024.
- Update Soal Asuransi Bermasalah: Wanaartha Life, Kresna Life, Jiwasraya, dan AJBB
- Pemilu AS: Trump Catat Kebangkitan Paling Mencengangkan
- Ancam Target Pertumbuhan Ekonomi, Rancangan Kemasan Rokok Polos Harus Dibatalkan
Di sisi lain, meningkatnya permintaan emas menjadi katalisator utama dalam kinerja Antam. Pendapatan dari penjualan emas pada Januari-September 2024 tercatat sebesar Rp35,7 triliun, melonjak 85% yoy.
Meski laba bersih turun 23% yoy menjadi Rp2 triliun, sebagian besar karena harga komoditas tinggi pada tahun lalu, kinerja ANTM tetap menunjukkan kekuatan dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir. “Kami yakin bahwa kondisi terburuk telah dilalui, dan Antam berada pada posisi lebih baik untuk menghadapi prospek bisnis yang lebih stabil,” tulis RHB Sekuritas.
Oleh sebab itu, RHB Sekuritas meningkatkan proyeksi laba Antam pada 2024-2025 sebesar 6%, mempertimbangkan peningkatan target penjualan emas yang diharapkan dapat mengimbangi kinerja segmen nikel yang belum optimal.
Mereka meyakini bahwa kenaikan harga emas akan menjadi penggerak utama, ditambah perbaikan margin yang membantu stabilitas kinerja perusahaan. Selain itu, manajemen ANTM juga telah menyiapkan langkah antisipatif untuk menghadapi penurunan harga komoditas, yang menunjukkan kinerja relatif lebih baik dibandingkan pesaing.
“Pertumbuhan laba yang positif diperkirakan akan terus berlanjut tahun depan, didukung oleh pemulihan volume produksi bijih nikel, keuntungan dari kerja sama joint venture, dan kontribusi dari segmen lainnya,” jelas RHB Sekuritas.
Proyeksi harga emas yang diperkirakan mencapai US$3.000/oz di pasar internasional (dengan asumsi RHB Sekuritas pada US$2.500/oz) diharapkan turut memperkuat nilai saham emiten bersandikan ANTM.
Di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, sektor emas, baik hulu maupun hilir, mendapat manfaat positif. “Kami tetap waspada terhadap risiko non-operasional, seperti peningkatan impairment pada aset nikel dan fluktuasi nilai tukar,” ungkap RHB Sekuritas.
Dengan analisis ini, RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham Antam (ANTM) dengan target harga Rp1.800, mencakup diskon ESG sebesar 4% sesuai dengan nilai ESG ANTM sebesar 2,8. Potensi kenaikan harga saham ini diperkirakan mencapai 14%, dengan estimasi yield dividen 2025 sekitar 4%.