Antam dan Freeport Sepakati Jual Beli 30 Ton Emas, Sinergi Hilirisasi?
- Kerja sama ini juga dapat menyelamatkan devisa negara yang hilang akibat kegiatan impor emas.
Nasional
JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) menandatangani perjanjian jual beli emas sebanyak 30 ton emas dengan kadar kemurnian 99,99 persen.
Kerja sama ditandatangani oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas dan Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) Nico Kanter Kamis 7 November 2024.
Niko Kanter mengatakan, kerja sama ini merupakan salah satu wujud nyata dari program hilirisasi yang selama ini dicanangkan oleh pemerintah. Hilirisasi dalam negeri menjadi kunci untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar, sehingga dapat mempercepat terwujudnya visi Indonesia Emas.
"Dalam agreement ini kami menyetujui untuk (pembelian) 30 ton emas yang sesuai dengan kapasitas PTFI," ujar Niko dalam sambutannya, Kamis, 7 November.
- Kasus LPEI Rugikan Negara Rp1 T, Tersangka Akali Kredit dengan Skema Tambal Sulam
- PT GSP Buka-bukaan Alasan Gugat Pengelolaan JCC
- Rencana Penyeragaman Kemasan Rokok Tanpa Merek, Pakar Hukum: Ini Sangat Membingungkan
Melalui kerja sama dengan PTFI, Niko menyebut hal ini dapat mengurangi ketergantungan Antam pada importasi emas yang selama ini dilakukan. Tak hanya itu, kerja sama ini juga dapat menyelamatkan devisa negara yang hilang akibat kegiatan impor emas.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas mengatakan precious metal refinery (PMR) milik Freeport di Gresik akan mulai memproduksi emas batangan pada minggu kedua Desember. PMR tersebut diketahui memiliki kapasitas produksi sebanyak 50 hingga 60 ton per tahun
"Total yang bisa diproduksi dari PMR tersebut 50-60 ton bergantung dari kadar bijih yang di tambang, semakin tinggi kadar bijihnya semakin banyak emas yang bisa diproduksi," terang Tony.
Tony mengatakan , kontrak jual beli ini akan berlangsung hingga 5 tahun ke depan dengan nilai jual beli mencapai US$12,5 miliar atau senilai Rp200 triliun. Sementara itu, Tony Wenas menjelaskan PMR PTFI menjadi salah satu produsen emas murni Batangan di Indonesia dengan kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas dan 200 ton perak per tahun serta Platinum Group metals yaitu 30 kg platinum, 375 kg Paladium.
“Produksi emas pertama dari PMR PTFI direncanakan pada minggu ke 2 Desember 2024. Estimasi saat ini hingga akhir tahun 2024 produksi emas sebesar 0,5 ton dan pada kuartal pertama 2025 sebesar 4,75 ton,” lanjut Tony.
Sekadar informasi, PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan tambang mineral afiliasi dari Freeport-McMoRan (FCX) dan Mining Industry Indonesia (MIND ID). PTFI menambang dan memproses bijih untuk menghasilkan konsentrat tembaga, yang juga mengandung emas dan perak.
PTFI memasarkan konsentrat ke seluruh penjuru dunia, dan terutama ke smelter tembaga pertama dalam negeri, yang dioperasikan PT Smelting. Operasi penambangan PTFI berlokasi di kawasan mineral Papua.