Anthoni Salim Lepas Sebagian Saham Indomobil ke Konglomerat Pieter Tanuri
Indomobil membukukan rugi bersih Rp164,5 miliar pada kuartal I-2020 akibat penjualan yang melorot tajam.
Home
JAKARTA – Bisnis konglomerat Pieter Tanuri seperti tak ada habisnya. Setelah melepas saham perusahaan ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA), kini Pieter melalui PT Bina Raya Perkasa akan menjadi pemegang saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS).
Seperti tertuang dalam surat tertanda Direktur Utama Indomobil Jusak Kertowidjojo dan Direktur Indomobil Evensius Go kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 2 Juli 2020.
Surat itu menjelaskan, Bina Raya akan menyerap saham baru Indomobil melalui pelaksanaan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue sebanyak 1,23 miliar saham atau 30,77% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Nilai pelaksanaan HMETD itu diperkirakan Rp675,95 miliar atau setara dengan Rp500 sampai Rp600 per saham.
- Online Trends are Booming (Serial 1): Exploring the Drivers of Indonesia’s Digital Economy
- UGM Jadikan Wisma Kagama dan UC Hotel Sebagai Selter COVID-19
- Bangun Infrastruktur Baru, Google Perluas Layanan Cloud di India
- Bantu Start Up, Erick Refocusing Telkom dan Telkomsel
- Booming Tren Daring (Serial 5): SDM dan Infrastruktur Tertinggal, Perlindungan Data Tak Andal
Surat Indomobil menjelaskan, Gallan Venture Ltd sebagai pemilik 71,49% saham IMAS tidak akan melaksanakan haknya. Salah satu pertimbangannya, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Singapura itu dalam kondisi yang tidak baik.
Pelan-pelan Salim Lepas Indomobil
Gallant Venture merupakan perusahaan milik konglomerat Anthoni Salim yang listing di Bursa Efek Singapura. Gallant bersama Keppel Group dan JTC Group bakal mengalihkan seluruh hak dalam HMETD kepada Bina Raya.
Hak yang akan diallihkan kepada Bina Raya Perkasa sebanyak 878.562.566 HMETD. Jika dihitung harga eksekusi Rp500-Rp600 per lembar, maka Piter Tanuri bakal merogoh Rp439 miliar hingga Rp527 miliar.
Dengan kepastian ini, nantinya kepemilikan Gallan Venture di IMAS akan turun menjadi 49,49%. Sementara Bina Raya akan menjadi pemilik 22% saham IMAS sesuai prospektus yang dirilis perseroan. Adapun sisa kepemilikan saham IMAS terdiri dari PT Tritunggal Intipermata 18,17% (Grup Salim) dan masyarakat sebanyak 10,34%.
Namun perseroan menegaskan, atas kedatangan Bina Raya, tidak ada perubahan pengendalian pada perseroan. Selain itu, Bina Raya sendiri merupakan perusahaan yang dipimpin Jusak dan Evensius di jajaran manajemen. Dana hasil HMETD ini akan digunakan perseroan untuk pengembangan usaha.
Kinerja Indomobil
Sementara itu, emiten otomotif ini merilis laporan keuangan per Maret 2020. Indomobil membukukan rugi bersih Rp164,5 miliar pada kuartal I-2020 akibat penjualan yang melorot tajam.
Perolehan rugi bersih tiga bulan 2020 ini berbanding terbalik dengan capaian laba periode yang sama tahun sebelumnya Rp630,99 miliar. “Penjualan kendaraan di Q1 menurun sebesar 22,2%, adapun di Q2 diestimasi akan menurun sekitar 70%,” kata Jusak dalam surat jawaban kepada BEI.
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan IMAS pada kuartal I-2020 turun 7% menjadi Rp4,46 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,79 triliun. Beban keuangan bertambah menjadi Rp408,81 miliar, belum lagi adanya tambahan kenaikan beban umum dan administrasi.
Menutup perdagangan hari ini, Jumat, 3 Juli 2020, saham IMAS melemah 3,01% ke level Rp645. Artinya, saham IMAS sudah turun 34,85% dari posisi akhir 2019 Rp990 per lembar. (SKO)