<p>Petugas menunjukkan sample spesimen warga usai melakukan tes PCR Kumur drive thru di GSI Lab, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Juli 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Antigen dan PCR Tak Lagi Jadi Syarat Bepergian Dapat Menekan Pendapatan Emiten Kesehatan?, Analis: Penyakit Bukan Cuma COVID19

  • Pemerintah Indonesia telah menghapuskan kebijakan antigen dan PCR bagi masyarakat yang akan bepergian, hal ini akan memberikan tekanan terhadap kinerja keuangan emiten-emiten kesehatan.
Industri
Merina

Merina

Author

JAKARTA - Pemerintah Indonesia telah menghapuskan kebijakan antigen dan PCR bagi masyarakat yang akan bepergian, hal ini akan memberikan tekanan terhadap kinerja keuangan emiten-emiten kesehatan. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengungkapkan kebijakan penghapusan antigen dan PCR ini akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan emiten kesehatan akan tetapi dapat ditanggulangi dengan memaksimalkan pelayanan.

" Dari tingkat okupansi bed rate sudah menurun, lalu seperti yang kita tau PCR dan antigen ini bukan merupakan kewajiban, sehingga menurut saya rumah sakit akan fokus kepada pelayanan-pelayanan lainnya seperti medical check up, karena penyakit ini bukan hanya COVID19 dan emiten kesehatan ini memang pasti diperlukan" kata Nafan pada TrenAsia.com, Rabu, 23 Maret 2022.

Sementara untuk kinerja pendapatan dan laba bersih, Nafan memperkirakan emiten-emiten kesehatan masih dapat memeroleh laba bersih, meskipun tidak sebesar tahun lalu karena adanya tidak diwajibkannya PCR dan antigen bagi masyarakat yang akan bepergian.

Meskipun begitu, semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan sejak adanya pandemi bisa dijadikan peluang bagi emiten kesehatan guna menutupi bolongnya pendapatan akibat penghapusan pcr dan antigen.

Kemudian dari segi pergerakan saham, ia meyakinini emiten healthcare masih akan bergerak secara sustainable selama emiten healthcare dapat memfokuskan ke pelayanan-pelayanan dan melakukan aksi koorporasi seperti ekspansi ataupun akuisisi. Hal ini didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin progresif dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan.

"Jadi ada faktor lain yang bisa membuat kinerja emiten healthcare bisa sustainable sehingga dari pergerakan saham pasar akan cenderung lebih mengamati aksi-aksi koorporasi, dan mencermati good cover governance dari emiten tersebut," imbuh Nafan.

Meskipun adanya penghapusan PCR dan antigen, Ia meyakini kebijakan tersebut masih dapat berubah tergangtung pada kasus harian di Indonesia, karena hal ini merupakan strategi dari pemerintah dalam menjalankan strategi gas dan rem dalam penangulanggan pandemi COVID19.