Nasional

Antipandemi, 100 Perusahaan Teratas Jual Senjata Senilai Rp7.615 Triliun pada Tahun 2020

  • Penjualan senjata oleh 100 perusahaan pertahanan terbesar di dunia di mencapai US$531 miliar atau sekitar Rp7.615 pada tahun 2020
Nasional
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

STOCKHOLM-Penjualan senjata oleh 100 perusahaan pertahanan terbesar di dunia di mencapai US$531 miliar atau sekitar Rp7.615 pada tahun 2020 (kurs Rp14.300). Angka ini meningkat 1,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Data terbaru yang dirilis the Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pada 6 Desember 2021 menunjukkan penjualan senjata dari 100 perusahaan senjata teratas pada tahun 2020 juga 17 persen lebih tinggi daripada tahun 2015. Tahun pertama di mana SIPRI memasukkan data tentang perusahaan-perusahaan China.  Tahun ini juga menandai untuk keenam kalinya penjualan senjata Top 100 berturut-turut tumbuh.

Penjualan senjata meningkat bahkan ketika ekonomi global mengalami kontraksi sebesar 3,1 persen selama tahun pertama pandemi.  Alexandra Marksteiner, Peneliti dari Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI mengatakan raksasa industri sebagian besar dilindungi oleh permintaan pemerintah yang berkelanjutan untuk barang dan jasa militer. “Di sebagian besar dunia, pengeluaran militer tumbuh dan beberapa pemerintah bahkan mempercepat pembayaran ke industri senjata untuk mengurangi dampak krisis COVID-19,” katanya.

Namun demikian, pasar militer tetap tidak kebal dari dampak pandemi. Pabrikan senjata Prancis Thales misalnya, menganggap penurunan penjualan senjata sebesar 5,8 persen karena gangguan yang disebabkan oleh lockdown pada musim semi 2020. Beberapa perusahaan juga melaporkan gangguan rantai pasokan dan pengiriman yang tertunda.

Dalam daftar tersebut Amerika Serikat sekali lagi menjadi tuan rumah bagi perusahaan dengan peringkat tertinggi dalam 100 Besar. Secara gabungan penjualan senjata dari 41 perusahaan amerika mencapai US$285 miliar atau sekitar Rp4.100 triliun . Angka ini meningkat 1,9 persen dibandingkan dengan 2019. Penjualan senjata dari 41 perusahaan ini menyumbang 54 persen dari total penjualan 100 perusahaan teratas. Sejak 2018, lima perusahaan teratas dalam peringkat semuanya berbasis di Amerika.

Sementara itu perusahaan-perusahaan China menyumbang bagian terbesar kedua. Penjualan senjata gabungan dari lima perusahaan China yang termasuk dalam 100 besar berjumlah sekitar US$66,8 miliar atau sekitar Rp958 triliun pada tahun 2020. Ini  1,5 persen lebih banyak dari pada tahun 2019.

Perusahaan-perusahaan China menyumbang 13 persen dari total penjualan pada tahun 2020 di belakang perusahaan-perusahaan Amerika,  dan mengungguli perusahaan-perusahaan dari Inggris yang merupakan penjual terbesar ketiga.

SIPRI mencatat dalam beberapa tahun terakhir perusahaan senjata China telah mendapat manfaat dari program modernisasi militer negara itu dan fokus pada fusi militer-sipil. “Mereka telah menjadi beberapa produsen teknologi militer paling maju di dunia,” kata Dr Nan Tian ​​Peneliti Senior SIPRI.

Sementara itu di Eropa sebanyak 26 perusahaan senjata di wilayah ini masuk ke daftar 100 besar. Secara bersama-sama mereka menyumbang 21 persen dari total penjualan senjata yakni sebesar US$109 miliar atau sekitar Rp1.563 triliun. Tujuh perusahaan Inggris mencatat penjualan senjata sebesar US$37,5 miliar atau sekitar Rp537 triliun pada tahun 2020. Angka ini naik 6,2 persen dibandingkan dengan 2019.

Sedangkan penjualan senjata gabungan oleh enam perusahaan Prancis yang masuk 100 besar turun 7,7 persen. Penurunan signifikan ini menurut catatan SIPRI sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam dari tahun ke tahun dalam jumlah pengiriman pesawat tempur Rafale oleh Dassault. Namun kemungkinan pada 2021 ini angka ini akan berubah drastis mengingat keberhasilan Dassault menjual jet tempurnya ke sejumlah negara.

Penjualan senjata oleh empat perusahaan Jerman yang terdaftar dalam Top 100 mencapai US$8,9 miliar pada tahun 2020. Meningkat sebesar 1,3 persen dibandingkan dengan 2019. Secara bersama-sama perusahaan-perusahaan ini menyumbang 1,7 persen dari total penjualan senjata 100 perusahaan terbesar. Rheinmetallprodusen senjata terbesar Jerman mencatat peningkatan penjualan senjata sebesar 5,2 persen, sementara pembuat kapal ThyssenKrupp sebaliknya, melaporkan penurunan sebesar 3,7 persen.

Rusia Terus Turun

Situasi tidak enak dialami Rusia yang tahun 2020 ini untuk ketiga kalinya secara berturut-turut mengalami penurunan. Penjualan senjata gabungan dari sembilan perusahaan Rusia yang berada di peringkat 100 teratas turun 6,5 persen dari US$28,2 miliar pada 2019 menjadi 26,4 miliar pada 2020. Ini menandai kelanjutan dari tren penurunan yang diamati sejak 2017. Perusahaan-perusahaan Rusia menyumbang 5,0 persen dari total penjualan 100 produsen senjata teratas.

Beberapa penurunan paling tajam dialami sejumlah perusahaan Rusia. Hal ini bertepatan dengan berakhirnya Program Persenjataan Negara 2011–2020 dan penundaan terkait pandemi. Almaz-Antey dan United Shipbuilding Corporation mengalami penurunan penjualan senjata masing-masing sebesar 31 persen dan 11 persen. Namun United Aircraft Corporation meningkatkan penjualan senjatanya sebesar 16 persen.