Antisipasi Kekeringan, Gibran Siap Koordinasi dengan Pemerintah Sejumlah Daerah
- Walaupun belum ada laporan kekeringan di wilayah Solo, Gibran tetap siaga termasuk menyediakan kebutuhan air untuk konsumsi dengan PDAM setempat.
Nasional
JAKARTA - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka akan melakukan koordinasi dengan pemerintah sejumlah daerah dan instansi terkait untuk mengantisipasi dampak kekeringan menyusul musim kemarau yang terjadi di Indonesia.
Antisipasi kekeringan tersebut didasarkan oleh laporan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) yang memprediksi puncak musim kemarau akan jatuh pada bulan Agustus 2023.
"Kami antisipasi terus ya, tapi sejauh ini belum ada laporan yang gimana-gimana," kata pria yang akrab disapa Gibran di Solo, Kamis, 10 Agustus 2023 dikutip dari Antara.
- Daftar Pemain yang Dipanggil Shin Tae Yong untuk Persiapan Piala AFF U-23 Thailand
- Renovasi 4 Stadion Piala Dunia U-17 Telan Anggaran Rp100 M
- Makin Mudah! Pengguna iPhone Bisa Edit Teks Media di WhatsApp
Meskipun belum ada laporan kekeringan di wilayah Solo. Putra sulung Presiden Jokowi itu tetap siaga, termasuk menyediakan kebutuhan air bersih untuk konsumsi dan pihaknya akan berkoordinasi dengan PDAM setempat.
"Semoga tidak kenapa-kenapa karena ini ekstrim sekali, yang pasti kami sudah berkoordinasi dengan kabupaten sekitar," ungkapnya.
Sementara itu, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi PDAM Surakarta Bayu Tunggul mengatakan walaupun sungai Bengawan debitnya mulai berkurang, akan tetapi sejauh ini musim kemarau belum memberikan dampak signifikan terhadap ketersediaan air bersih di wilayah Kota Solo.
"Memang air permukaan di Sungai Bengawan Solo debitnya berkurang. Kami juga sudah berkoordinasi dengan PJT (Perum Jasa Tirta) dan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo)," katanya.
Merujuk hasil koordinasi tersebut, Perum Jasa Tirta menyampaikan hingga saat ini pola operasional masih normal. Meski demikian, terkadang intake Instalasi Pengolahan Air milik PDAM harus terhenti di saat kandungan polutan yang tinggi.
"Di Semanggi, Jurug kalau polutan banyak kami berhenti. Harus sering lihat kondisi kualitas air baku. Setiap hari kami lakukan pengamatan intens, kalau polutan terlalu banyak kami berhenti sebentar. Kalau normal kami operasionalkan lagi," katanya.
Lebih lanjut, mengenai volume produksi, sejauh ini masih normal yakni masing-masing 100 liter/detik di IPA Semanggi dan Jurug serta 50 liter/detik untuk IPA Jebres.
- Kilas Balik 7 Tahun BLACKPINK
- Ini Alasan Kenapa Google akan Menghapus Akun yang Tidak Aktif Selama 2 Tahun
- Bank BRI Ingatkan Nasabah Segera Validasi NIK Jadi NPWP, Supaya Tidak Terkena Tarif PPh
BPBD Temanggung Salurkan Air Bersih
Sementara di tempat berbeda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 100 ribu liter di lima kecamatan, salah satunya di Dusun Dampit, Desa Losari, Kecamatan Tlogomulyo.
Kasi Darlog BPBD Temanggung, Priyo Harjanto menjelaskan, Dusun Dampit memang setiap musim kemarau panjang sering kekurangan air bersih, karena debit air mulai mengecil. Dalam satu minggunya, dialirkan air bersih sebanyak dua kali dengan menggunakan dua unit tangki berkapasitas lima ribu liter.
Kondisi serupa juga dirasakan di wilayah Temanggung lainnnya. Tercatat hingga saat ini terdapat lima kecamatan yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini.
“Yaitu Kecamatan Tlogomulyo, Bulu, Kranggan, Selopampang dan Tembarak. Dari kelima daerah tersebut yang paling parah yakni Kecamatan Tlogomulyo, dan Selopampang,” kata Priyo dikutip dari laman Pemprov Jateng.