Antisipasi Krisis Energi, Jerman Tahan Dua Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Tetap Aktif
- Jerman dilaporkan akan tetap mengaktifkan dua pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk tetap siaga jika terjadi krisis energi.
Dunia
BERLIN - Jerman dilaporkan akan tetap mengaktifkan dua pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk tetap siaga jika terjadi krisis energi.
Dua PLTN aktif yang terletak di Baden Württemberg dan Bavaria ini rencananya bakal ditutup pada akhir 2022. Namun, lantaran krisis energi melanda Eropa, Jerman akan tetap mengoperasikan PLTN yang tersisa hingga pertengahan April 2023.
Mengutip Insider Kamis, 8 September 2022, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan bahwa Jerman masih berkomitmen untuk menghapus energi nuklir secara bertahap, dan kedua pembangkit tersebut akan diaktifkan hanya jika diperlukan.
“Kami harus bersiap untuk yang terburuk. Pabrik hanya akan dibuka kembali ketika lebih banyak daya dibutuhkan," ujar Habeck.
- Kecanggihan Peradaban Mesir Kuno, Ini Cara Piramida Giza Dibangun
- Citi Indonesia Suntik Rp650 Miliar ke Anak Usaha Grup Djarum Sarana Menara (TOWR)
- Terapkan ESG, Geliat Industri Otomotif Ramah Lingkungan Masih Terkendala Daya Beli
Langkah untuk menjaga pembangkit nuklir tetap terbuka adalah masalah besar. Bisa diatakan, Ini adalah masalah yang sangat kontroversial di Jerman, di mana gerakan anti-nuklir dimulai pada 1970-an.
Sebelumnya Jerman diketahui telah menghapus energi nuklir secara bertahap sejak bencana Nuklir di Fukushima akibat gempa terjadi pada Maret 2011 lalu.
Namun, di tengah krisis energi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara itu, Pemerintah Jerman telah melunakkan pendiriannya untuk mematikan semua reaktor nuklir Jerman tahun ini.
Sebelumnya, Jerman diektahui merupakan importir utama dari gas alam Rusia. Namun, setelah Kremlin melakukan invasi terhadap Ukraina, Jerman menjadi salah satu negara yang menjatuhkan sanksi pada Rusia.
Tak tinggal diam. Rusia membalas sanksi tersebut dengan menghentikan pasokan gas alamnya ke Eropa yang dialirkan melalui pipa Nord Stream 1. Berdalih pemeliharaan, pengurangan pasokan gas alam dari Negeri Beruang Merah menyebabkan harga energi melonjak. Jerman tentunya ikut terdampak.
Jerman yang selama ini telah bergantung pada pasokan energi Rusia mencari alternatif lain untuk memenuhi cadangan energi demi menghadapi musim dingin. Termasuk menghidupkn kembali PLTU bertenaga batu bara dan PLTN.
Habeck beberapa waktu lalu mengatakan saat ini berhasil mengatasi ancaman krisis energi. Pada akhir Agustus, Jerman telah berhasil memenuhi 85% cadagan energi musim dinginnya. Sehingga pada Oktober mendatang, penyimpanan cadangan energi diperkirakan telah tercapai secara keseluruhan.