Ilustrasi aset kripto Bitcoin.
Fintech

Antisipasi Pasar Kripto Menjelang Data Ekonomi AS

  • Sejumlah data ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini mencakup indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI), penjualan ritel, dan indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI).
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Perilisan data perekonomian Amerika Serikat (AS) perlu diantisipasi oleh investor aset kripto karena perkembangan dari kondisi perekonomian di negeri Paman Sam dapat berpengaruh pada pergerakan harga di pasar. 

Pada Selasa, 14 November 2023 pukul 08:00 WIB, Coin Market Cap mencatat Bitcoin (BTC) dan altcoin mengalami penurunan. Bitcoin mengalami kenaikan 3,79% selama seminggu terakhir namun turun 2,30% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan pada $36.260 (Rp566,16 juta dalam asumsi kurs Rp15.600 per-dolar Amerika Serikat/AS). Kapitalisasi pasar Bitcoin melampaui $709 miliar (Rp11,07 kuadriliun), melampaui nilai pasar Tesla yang berada di US$700 miliar (Rp10,92 kuadriliun). 

Sementara itu, Ethereum (ETH) mengalami kenaikan hampir 7,58% selama tujuh hari terakhir namun turun 1% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan di sekitar sekitar $2.037 (Rp31,8 juta) dengan kapitalisasi pasar mencapai $245 miliar (Rp3,82 kuadriliun). 

Kapitalisasi pasar aset kripto global pada pantauan di waktu yang sama tercatat menurun 2,3% dalam 24 jam terakhir menjadi US$1,35 triliun (Rp21,19 kuadriliun), setelah mencapai puncak di US$1,41 triliun (Rp22,04 kuadriliun) sejak Mei 2022. 

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan pada pekan ini ada beberapa data ekonomi AS yang perlu diantisipasi oleh pelaku aset kripto karena pengaruhnya terhadap sentimen di pasar. 

Menurut Panji, pasar kripto saat ini sedang mengalami aksi profit-taking dan risk-off menjelang rilis data ekonomi AS. Keputusan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (Securities Exchange Commission/SEC) AS terhadap ETF Bitcoin spot juga menjadi sorotan. 

"Meski sepekan terakhir pasar kripto sedang dalam momentum bullish, pekan ini nampaknya investor melakukan aksi profit taking dan risk off sementara sembari menanti rilis data ekonomi AS," kata Panji kepada TrenAsia, Selasa, 13 November 2023. 

Sejumlah data ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini mencakup indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI), penjualan ritel, dan indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI). Menurut perkiraan konsensus, tingkat inflasi CPI AS untuk bulan Oktober diperkirakan mengalami penurunan menjadi 3,3% YoY, turun dari 3,7% YoY pada bulan September. 

Meskipun demikian, diperkirakan CPI inti untuk bulan Oktober, yang tidak termasuk makanan dan energi, diproyeksikan tetap stabil dibandingkan dengan angka bulan September, yaitu sekitar 4,1% YoY.

Pendaftaran BlackRock atas Ethereum iShares Trust menarik perhatian pekan lalu. BlackRock berencana meluncurkan ETF Ethereum melalui pengajuan formulir 19b-4 kepada SEC. Lonjakan harga Bitcoin dan Ethereum setelah pengumuman tersebut menciptakan momentum bullish minggu lalu sebelum pasar melalukan profit taking dan risk off. 

Panji menilai bahwa Bitcoin berpotensi bergerak di area support US$35.000 - US$36.000 (Rp546 juta- Rp561,6 juta), dengan potensi kembali naik ke US$38.000 (Rp592,8 juta), dan target selanjutnya di US$40.000 (Rp624 juta). 

Sementara itu, Ethereum memiliki peluang melanjutkan rally ke US$2.200 - US$2.500 (Rp34,3 juta - Rp39 juta) jika tetap di atas level support psikologis US$2.000 (Rp31,2 juta).