Pluto
Sains

Apa Dampak Pluto Turun Kasta Jadi Planet Kerdil?

  • Keputusan ini bukan hanya mengubah pandangan kita tentang tata surya, tetapi juga mengubah cara kita mendefinisikan apa itu sebuah planet.

Sains

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Pada tahun 2006, tata surya kita mengalami perubahan paradigma setalah Persatuan Astronomi Internasional (IAU), organisasi global yang mengurusi isu-isu astronomi, membuat keputusan bersejarah yang mengubah status Pluto dari planet menjadi salah satu dari lima "planet kerdil". 

Keputusan ini bukan hanya mengubah pandangan kita tentang tata surya, tetapi juga mengubah cara kita mendefinisikan apa itu sebuah planet.

Sidang Umum IAU tahun 2006 menjadi sorotan dunia karena usulan untuk menurunkan pangkat planet Pluto. Meskipun terdengar sepele, keputusan ini ternyata memiliki dampak yang luas terhadap pemahaman kita tentang tata surya. Resolusi yang disahkan secara resmi pada sidang ini tidak hanya mengubah status Pluto, tetapi juga mendefinisikan ulang istilah "planet".

Sebelum tahun 2006, istilah planet tidak memiliki definisi yang kaku. Kata ini digunakan secara longgar untuk mendeskripsikan benda besar yang mengelilingi Matahari. Namun, perkembangan teknologi modern dan penemuan besar di alam semesta membuat ilmuwan perlu mendefinisikan planet menjadi lebih spesifik.

Menurut resolusi IAU, sebuah planet adalah benda langit yang cukup besar sehingga gravitasinya mampu membentuknya menjadi bola dan memiliki orbit mengitari Matahari. Selain itu, planet juga harus mampu membersihkan lingkungannya dari benda-benda dan puing-puing lain di dekat orbitnya. Sebuah planet harus mendominasi wilayah di sekitar jalur orbitnya.

Pluto, meskipun cukup besar untuk berbentuk bola, dan mengelilingi matahari, namun tidak memenuhi kriteria terakhir. Pluto tidak mampu membersihkan jalur orbitnya karena adanya objek-objek lain di dekatnya, seperti objek-objek di sabuk Kuiper. Oleh karena itu, Pluto diklasifikasikan sebagai planet kerdil, bukan planet penuh.

Keputusan ini telah memicu berbagai perdebatan di kalangan ilmuwan, astronom, dan masyarakat umum. Beberapa orang masih mempertahankan pandangan bahwa Pluto seharusnya tetap menjadi planet penuh, sementara yang lain menerima definisi baru dari IAU.

Perubahan paradigma ini juga mengingatkan kita akan kompleksitas dan dinamika alam semesta. Ilmu pengetahuan terus berkembang, dan definisi konsep dasar seperti planet dapat berubah seiring dengan penemuan dan pemahaman baru. Pluto mungkin telah kehilangan gelarnya sebagai planet, tetapi perannya dalam memicu perdebatan dan memperkaya pengetahuan kita tentang tata surya tidak boleh diabaikan.

Jadi, saat kita melihat langit malam dan melihat benda-benda di tata surya kita, kita harus mengingat bahwa ilmu pengetahuan selalu dalam evolusi, dan Pluto adalah contoh sempurna bagaimana pandangan kita tentang alam semesta dapat berubah seiring waktu.