Menteri Pertahanan RI dan calon presiden Prabowo Subianto (Reuters/Willy Kurniawan)
Energi

Apa Itu B50 yang BIsa Hemat Kas Negara hingga Rp300 Triliun?

  • B50 merupakan campuran antara solar dengan minyak sawit yang telah dikonversi menjadi biodiesel.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan, akan mempercepat inovasi biodiesel dari B35 menjadi B50. Menurutnya, langkah ini dinilai dapat menghemat pengeluaran Indonesia mencapai US$20 miliar dolar atau Rp300 triliun (kurs Rp15.401) per tahun.

Prabowo menyebut bahwa, potensi kelapa sawit Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Hal ini juga bisa berdampak pada kemandirian energi, salah satunya dengan inovasi bensin dari kelapa sawit.

“Energi, RI sebentar lagi tidak perlu impor solar lagi, solar kita akan datang dari kelapa sawit, namanya biodiesel. Sekarang sudah B35, kami akan percepat jadi B40, B50 minimal. Dengan  mencapai B50, Biodiesel 50 persen dari kelapa sawit, RI akan menghemat US$20 miliar satu tahun,” ungkap Prabowo dalam penutupan Kongres 6 Partai Amanat Nasional (PAN) di Jakarta, dikutip pada Senin, 26 Agustus 2024.

Bahkan Prabowo mengaku bersyukur jika Eropa melakukan embargo dan boikot terhadap kelapa sawit. Ia menilai momen itu akan dimanfaatkan dengan menggunakan kelapa sawit untuk swasembada energi.

Apa itu Bahan Bakar B50?

Melansir laman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknik Pangan ITS, Prof Dr Ir Arief Widjaja M Eng menjelaskan,  B50 merupakan campuran antara solar dengan minyak sawit yang telah dikonversi menjadi biodiesel. Sesuai namanya, kedua bahan kemudian dicampurkan dengan rasio 50 banding 50.

Arief menyebut, pada dasarnya minyak sawit bukan jenis bahan bakar, sehingga perlu dikonversi terlebih dahulu menjadi biodiesel. Cara yang paling umum adalah dengan menambahkan alkohol ke dalam minyak sawit. Penambahan ini kemudian akan menghasilkan biodiesel dan gliserol.

“Kemudian katalis berupa sodium hidroksida ditambahkan untuk membantu reaksi antara alkohol dengan minyak sawit,” ujarnya dikutip pada Senin, 26 Agustus 2024.

Dalam penggunaannya, B50 ini tentu memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri dibandingkan dengan solar.  Salah satunya kelebihan dari B50 adalah memiliki sifat pelumas. Dengan sifat ini, B50 tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar tetapi juga dapat membantu merawat mesin agar berumur lebih panjang.

Selanjutnya, meskipun sama-sama mengeluarkan emisi berupa karbon dioksida, B50 lebih ramah lingkungan dibandingkan solar. Hal ini disebabkan karena perbedaan garis waktu antara biodiesel dengan solar yang jauh berbeda sehingga memberikan dampak yang berbeda pula bagi lingkungan.

Sedangkan Arief menyebutkan B50 juga memiliki beberapa kekurangan, salah satu yang paling mencolok adalah titik nyala B50 yang lebih tinggi dibandingkan solar. Kondisi ini membuat B50 berpotensi merusak mesin karena ketidaksesuaian antara spesifikasi mesin dengan bahan bakar.

Untuk mengatasi masalah tersebut hal yang paling mungkin untuk dilakukan adalah menambahkan zat aditif pada B50 agar memiliki sifat yang lebih mirip dengan solar. Zat aditif yang ditambahkan sendiri adalah zat yang mampu menurunkan titik nyala B50 agar dapat bekerja dengan lebih optimal pada mesin yang sudah ada saat ini.