lambang Kantor PBB untuk Kerja Sama Selatan-Selatan (kemlu.go.id)
Dunia

Apa Itu Kerja Sama Selatan-Selatan yang Dibahas dalam Debat Ketiga Capres?

  • Kerja sama Selatan-Selatan sendiri telah menjadi dasar utama bagi negara-negara berkembang dalam upaya menghadapi tantangan pembangunan global.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Kerja sama di kawasan Selatan-Selatan menjadi salah satu topik yang dibahas dalam debat ketiga Calon Presiden (capres) di Jakarta, Minggu, 7 Januari 2024. Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menjelaskan mengenai langkah-langkah yang dapat diambil Indonesia dalam hal geopolitik di kawasan selatan-selatan. 

Sementara itu, capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan informasi yang disampaikan Prabowo terlalu umum dan dapat ditemukan di Google. Anies menyatakan topik yang dibahas adalah mengenai kawasan selatan. 

“Membawa apa yang menjadi agenda Selatan-Selatan. Bukan menceritakan agenda kita (Indonesia). Semua orang bisa membaca di Google tentang apa yang kita kerjakan,” katanya. Kerja sama Selatan-Selatan sendiri telah menjadi dasar utama bagi negara-negara berkembang dalam upaya menghadapi tantangan pembangunan global.

Mengenai kerja sama selatan-selatan yang dibahas dalam debat ketiga Pilpres 2024 tersebut, bagaimana kelompok kerja sama negara-negara berkembang ini dibentuk dan apa tujuan dari pembentukan tersebut?

Sejarah Kerja Sama Selatan-Selatan

Sebagai inisiatif kolaboratif di wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin, kelompok kerja sama ini mencerminkan semangat solidaritas dan keuntungan bersama antara negara-negara yang memiliki tingkat perkembangan ekonomi serupa.

Perjalanan Kerja Sama Selatan-Selatan dimulai di pertengahan abad ke-20, seiring dengan kemerdekaan banyak negara dari kolonialisme. Konsep ini diperkuat oleh Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung, Indonesia pada 1955, yang memainkan peran kunci dalam membentuk dasar bagi kerja sama antar negara berkembang.

Saat itu, pemimpin dari 29 negara Asia dan Afrika berkumpul untuk membahas masalah bersama seperti kolonialisme, pembangunan ekonomi, dan pertukaran budaya. Konsep kerja sama ini kemudian dikenal secara luas di tingkat global. Pada 1964, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk kelompok G-77 sebagai upaya mendorong kerja sama ekonomi antar negara berkembang.

G-77 berperan signifikan dalam mendukung kepentingan negara-negara berkembang. Meski awalnya beranggotakan 77 negara, kelompok ini terus berkembang, dan saat ini terdiri dari 134 negara, termasuk di antaranya Indonesia.

Menindaklanjuti pentingnya menggalakkan kerja sama antar negara berkembang, pada 15 September 1974, didirikan United Nations Office for South-South Cooperation (UNOSSC) atau Kantor PBB untuk Kerja Sama Selatan-Selatan.

Unit ini beroperasi dalam kerangka Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme/UNDP). Konsep kerja sama ini semakin diperkuat melalui Rencana Aksi Buenos Aires atau The Buenos Aires Plan of Action, yang diadopsi oleh PBB pada tahun 1978. 

Rencana ini terutama berkaitan dengan kerja sama teknis antar negara berkembang. Rencana Aksi Buenos Aires merupakan dokumen signifikan yang menggarisbawahi prinsip-prinsip kemandirian, keuntungan bersama, dan solidaritas di antara negara-negara berkembang.

Dalam menghadapi dinamika perubahan global dan tantangan pembangunan yang semakin kompleks, Kerja Sama Selatan-Selatan memainkan peran yang semakin penting dan relevan di abad ke-21.

Kerja sama ini melibatkan kerja sama antara negara-negara berkembang untuk saling bertukar pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Di era informasi dan globalisasi, Kerja sama ini memegang peranan penting dalam memajukan keadilan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan keberlanjutan lingkungan. Peran utamanya tampak dalam berbagai sektor.

Dalam hal ekonomi, negara-negara berkembang semakin aktif dalam meningkatkan kerja sama perdagangan, investasi, dan transfer teknologi. Ini tidak hanya membuka peluang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bantuan luar negeri.

Kerja sama ini juga terlihat dalam sektor kesehatan, di mana negara-negara selatan saling mendukung dalam menangani pandemi, bertukar informasi medis, dan mentransfer teknologi di bidang farmasi.

Pentingnya kerja sama ini juga tercermin dalam usaha bersama mengatasi tantangan lingkungan, seperti perubahan iklim dan degradasi sumber daya alam. Negara-negara berkembang semakin bekerja sama dalam inisiatif energi terbarukan, pelestarian hutan, dan penyesuaian terhadap dampak lingkungan yang merugikan. 

Kolaborasi ini tidak hanya mendukung pembangunan berkelanjutan, tetapi juga memperkuat posisi negara-negara berkembang dalam forum global.

Tujuan Kerja Sama Selatan-Selatan

1. Mendorong Pembangunan Ekonomi

Ini bertujuan meningkatkan kerjasama ekonomi antara negara-negara berkembang dengan mendorong perdagangan, investasi, dan pertukaran teknologi. Tujuannya untuk memperkuat kapasitas ekonomi negara-negara yang terlibat, mengurangi kesenjangan, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

2. Memajukan Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan lainnya yaitu berkomitmen untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Ini melibatkan pertukaran praktik terbaik, teknologi, dan strategi dalam pengelolaan sumber daya berkelanjutan, mitigasi perubahan iklim, serta upaya pengentasan kemiskinan.

3. Meningkatkan Kemandirian

Selain itu, berusaha mengurangi ketergantungan pada bantuan luar dan memberdayakan negara-negara untuk lebih mandiri. Dengan berbagi pengetahuan, keahlian, dan sumber daya di antara negara-negara berkembang, tujuannya adalah membangun kapasitas agar negara-negara dapat mengatasi tantangan pembangunan secara mandiri.

4. Menumbuhkan Solidaritas, Saling Menguntungkan

Kolaborasi ini didasarkan pada pemahaman, di mana negara-negara berkembang memiliki sejarah dan menghadapi tantangan yang serupa. Tujuannya untuk meningkatkan keuntungan bersama, di mana setiap peserta berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari upaya kolektif.

5. Mendukung Pembangunan Manusia

Kerja Sama Selatan-Selatan sangat menyoroti dukungan terhadap inisiatif pembangunan manusia, termasuk pendidikan, layanan kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Dengan berbagi model dan pengalaman sukses, negara-negara berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan mendorong pembangunan yang inklusif.

6. Memperkuat Tata Kelola Global

Hal ini juga berperan dalam memperkuat negara-negara berkembang dalam sistem pemerintahan global, sehingga suara mereka lebih diperhitungkan di forum internasional. Tujuannya memastikan kepentingan dan pandangan negara-negara Selatan dipertimbangkan secara adil dalam proses pengambilan keputusan global.

7. Memfasilitasi Transfer Teknologi

Transfer teknologi merupakan aspek krusial dalam kerja sama ini, khususnya dalam Kerja Sama Selatan-Selatan. Negara-negara bekerja sama untuk saling berbagi kemajuan teknologi, inovasi, dan pengetahuan guna mengurangi kesenjangan teknologi serta meningkatkan kapasitas industri.

8. Mengatasi Tantangan Global

Selain itu, berusaha bersama untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, krisis kesehatan masyarakat, dan darurat kemanusiaan. Dengan kerja sama, negara-negara dapat menggabungkan sumber daya, keahlian, dan upaya untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah mendesak tersebut.

9. Pertukaran Budaya

Pertukaran budaya dan inisiatif antar masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan solidaritas di antara masyarakat yang beragam. Ini mencakup pertukaran dalam bidang pendidikan, program budaya, dan kemitraan yang memperkuat rasa identitas bersama serta nilai-nilai bersama.

Peran Aktif Indonesia pada Kerja Sama Selatan-Selatan

1. Pelatihan dan Pengembangan Kapasitas

Indonesia aktif mengadakan program pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi pejabat dan profesional dari negara-negara mitra Kerja Sama Selatan-Selatan. Ini melibatkan berbagai bidang, seperti administrasi publik, manajemen sumber daya alam, teknologi informasi, dan sektor kunci lainnya.

2. Kesehatan Global

Selama Covid-19, Indonesia telah aktif terlibat dalam upaya kesehatan global. Indonesia memberikan bantuan medis dan peralatan kesehatan kepada rekan-rekan di Kerja Sama Selatan-Selatan dan turut serta dalam forum internasional untuk mempromosikan kerja sama dalam penanganan pandemi.

3. Pertukaran Pengetahuan Pertanian

Indonesia membagikan pengalaman dan pengetahuan di sektor pertanian pada negara-negara mitra. Upaya ini mencakup pertukaran teknologi pertanian, pengembangan varietas tanaman yang unggul, serta promosi praktik pertanian yang berkelanjutan.

4. Energi Terbarukan

Indonesia berkerja sama dengan negara-negara lain dalam Kerja Sama Selatan-Selatan untuk memajukan pengembangan energi terbarukan.

Contohnya, Indonesia menjadi tuan rumah dialog dan pertemuan internasional mengenai energi terbarukan, dan terlibat dalam transfer teknologi guna mendukung kemajuan sektor energi terbarukan di negara-negara mitra.

5. Pertukaran Pelajar dan Pendidikan

Indonesia mendorong pertukaran pelajar dan kerja sama pendidikan dengan negara-negara mitra. Langkah seperti program beasiswa, pertukaran siswa, dan kerja sama universitas adalah contoh konkret dari upaya Indonesia memperkuat hubungan pendidikan dengan negara-negara berkembang.

6. Konservasi Lingkungan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam

Inisiatif ini mencakup upaya pelestarian hutan, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan kerjasama dalam menghadapi tantangan lingkungan global.

7. Bantuan Penanganan Bencana

Indonesia secara aktif memberikan bantuan dan pengalaman dalam penanganan bencana alam kepada negara-negara mitra Kerja Sama Selatan-Selatan. Bantuan ini melibatkan pertukaran pengetahuan, bantuan kemanusiaan, dan dukungan rekonstruksi pasca bencana.

Contoh, ketika Libya dilanda banjir pada September 2023, Indonesia memberikan bantuan logistik dan mengirim tim penanggulangan bencana. Pada bulan September 2022, Indonesia juga memberikan bantuan kemanusiaan sebesar US$500.000 serta mengirim Emergency Medical Team (EMT) ke Pakistan yang terkena dampak banjir.

Melalui inisiatif ini, Indonesia membangun kemitraan yang kuat dengan negara-negara berkembang lainnya, mempromosikan prinsip Kerja Sama Selatan-Selatan, dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan secara global.