Presiden Rusia Vladimir Putin dan Roman Abramovich mantan pemilik Chelsea.
Sains

Apa itu Oligarki? Sejarah Perkembangan dan Pengaruhnya di Berbagai Negara

  • Oligarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan politik disentralisasi. Sistem ini pertama kali muncul di Athena pada Abad ke-5 SM.

Sains

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Oligarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan politik disentralisasi dan dikuasai oleh sekelompok kecil individu atau kelompok yang memiliki kekayaan, kekuatan ekonomi, atau pengaruh sosial yang sangat besar. 

Kata "oligarki" berasal dari bahasa Yunani, di mana "oligos" berarti "sedikit" dan "arkhein" berarti "memerintah" atau "mengontrol". Tak ayal, sebuah kebijakan dan sumber daya nasional cenderung dikendalikan oleh segelintir orang yang memiliki kontrol yang kuat.

Oligarki dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik dalam konteks politik, ekonomi, atau sosial. Pada umumnya, kelompok oligarkis terbentuk melalui faktor-faktor seperti kekayaan yang sangat besar, kepemilikan media massa, hubungan politik, atau keturunan dan hubungan keluarga yang kuat. 

Dalam beberapa kasus, mereka yang mendominasi oligarki dapat bersifat herediter, yaitu kekuasaan dan pengaruh diwariskan melalui keluarga atau keturunan. Sementara itu, terkait konteks politik, adanya oligarki acap kali mengakibatkan kurangnya representasi dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.

Hal inilah yang menjadi sumber ketidaksetaraan dan ketidakadilan dalam masyarakat. Pasalnya, jika sebuah kekuasaan yang terpusat pada kelompok kecil dapat mengakibatkan kebijakan yang mendukung kepentingan kelompok tersebut, seringkali melupakan atau mengabaikan kebutuhan dan aspirasi mayoritas masyarakat. 

1. Yunani Kuno: Oligarki di Kota-negara Athena

Yunani Kuno memegang peran penting sebagai tempat lahirnya konsep politik dan sistem pemerintahan. Pada abad ke-5 SM, Athena mengalami transformasi yang signifikan dalam struktur pemerintahannya. 

Pada awalnya, Athena dikuasai oleh kelompok oligarkis, di mana kekuasaan politik terkonsentrasi di tangan sekelompok kecil aristokrat yang kaya. Anggota kelas ini memiliki hak istimewa untuk menentukan kebijakan dan mengambil keputusan politik, sementara mayoritas warga kota dikecualikan dari proses pengambilan keputusan.

Namun, di tengah perubahan dan konflik, reformasi demokratis diperkenalkan oleh tokoh-tokoh seperti Kleistenes pada abad ke-5 SM. Reformasi ini bertujuan menggeser sistem oligarki yang ada menuju demokrasi, di mana partisipasi warga kota menjadi aspek kunci dalam pengambilan keputusan politik. 

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dari kerumitan permasalahan tersebut, dimulailah eksperimen demokrasi awal di Yunani Kuno yang memiliki dampak besar terhadap perkembangan sistem pemerintahan modern.

2. Republik Romawi: Kekuatan Patrician dalam Pemerintahan

Pada permulaan Republik Romawi, kekayaan dan status sosial memainkan peran sentral dalam menentukan kekuasaan politik. Kelas patrician, yang terdiri dari keluarga bangsawan dan aristokrat, mendominasi struktur pemerintahan. 

Anggota kelas ini memiliki kendali penuh atas Senat Romawi dan memegang peran kunci dalam proses pengambilan keputusan. Awalnya, hanya mereka yang berasal dari keluarga patrician yang diizinkan untuk menjabat sebagai konsul atau senator. 

Hal ini menciptakan suatu bentuk oligarki politik yang kuat, di mana kebijakan dan hukum cenderung mendukung golongan bangsawan. Meskipun seiring berjalannya waktu muncul reformasi seperti Lex Licinia Sextia yang membuka peluang politik bagi kelas non-patrician, namun pengaruh patrician tetap berada dalam porsi yang signifikan sepanjang periode Republik Romawi.

3. Oligarki Bisnis di Era Revolusi Industri Inggris

Pada abad ke-18 dan ke-19, Revolusi Industri di Inggris memicu lahirnya kelas kapitalis yang memiliki kekuasaan besar. Sejumlah kecil individu yang mengontrol modal dan sektor industri menjadi penguasa utama dalam perekonomian, memegang pengaruh signifikan dalam ranah politik sekaligus membentuk apa yang dikenal sebagai oligarki bisnis.

Keluarga-keluarga bisnis terkenal seperti Rothschild dan Rockefeller menjadi lambang keberhasilan oligarki bisnis pada masa itu. Oligarki bisnis ini tidak hanya memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan pemerintah, tetapi juga menciptakan fondasi ekonomi yang mendukung pertumbuhan pesat sektor industri. Pengaruh mereka tidak hanya terbatas pada perekonomian, tetapi juga merambah ke ranah politik, membentuk kebijakan yang menguntungkan kepentingan kapitalis.

Keberhasilan oligarki bisnis dalam mencapai kemajuan ekonomi seringkali menjadi dua sisi mata uang. Meskipun sektor ekonomi berkembang pesat, dampaknya juga menciptakan jurang ketidaksetaraan yang sangat mencolok di antara berbagai lapisan masyarakat. Kelompok kapitalis yang mendominasi menikmati keuntungan besar, sementara pekerja dan kelompok masyarakat lainnya sering kali menghadapi kondisi kerja yang sulit dan kondisi kehidupan yang kurang menguntungkan.

Oligarki bisnis juga berperan dalam menentukan arah ekonomi nasional, dengan kemampuannya mengarahkan kebijakan pemerintah untuk menguntungkan kelompok mereka. Pengaruh ini mencakup pengaturan perpajakan, legislasi ketenagakerjaan, dan regulasi bisnis, semua ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan keuntungan bagi kelas kapitalis.

Meskipun era ini membawa kemajuan signifikan dalam sektor industri, dampak ketidaksetaraan yang dihasilkan oleh oligarki bisnis menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan model ekonomi tersebut. Kritik terhadap ketidakadilan sosial dan ekonomi menjadi semakin nyaring, memicu perdebatan tentang perlunya reformasi dan perlindungan hak-hak pekerja.

Dengan demikian, Oligarki Bisnis di Era Revolusi Industri Inggris mencerminkan kompleksitas dan dualitas dari perkembangan ekonomi, membawa manfaat ekonomi sekaligus menimbulkan masalah sosial yang perlu diatasi. 

Era ini tidak hanya mengubah wajah ekonomi dan politik Inggris, tetapi juga membentuk dasar-dasar perdebatan dan gerakan reformasi yang akan memengaruhi perkembangan masyarakat Inggris dan dunia pada umumnya.

4. Amerika Latin: Oligarki Politik dan Tanah pada Abad ke-20

Keluar dari Eropa, di wilayah Amerika Latin, sejumlah negara mengalami penguasaan oleh oligarki politik dan ekonomi pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Kekuatan politik utama dipegang oleh keluarga-keluarga kaya yang memiliki tanah dan kekayaan. 

Para oligarkis di negara itu mampu mengendalikan lembaga-lembaga pemerintahan dan memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diterapkan selalu mendukung kepentingan mereka.

Oligarki ini seringkali meneruskan kekuasaan dan pengaruh mereka melalui jaringan hubungan keluarga, membentuk lingkaran tertutup yang sulit dijangkau oleh kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Periode ini sering dikaitkan dengan ketidaksetaraan sosial dan politik yang sangat mendalam.

5. Rusia Pasca-Soviet: Oligarki Bisnis dan Kekuasaan Politik

Rusia Pasca-Soviet mengalami perubahan mendalam setelah runtuhnya Uni Soviet pada awal tahun 1990-an. Transformasi sosial dan ekonomi yang terjadi di Rusia menciptakan lanskap baru, terutama terkait dengan munculnya oligarki bisnis yang memiliki pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik dan media.

Proses privatisasi yang dilakukan pada periode ini menjadi kunci utama dalam pembentukan oligarki bisnis. Kesempatan untuk mengakuisisi aset dan sumber daya ekonomi yang berlimpah diberikan kepada sejumlah individu yang memiliki akses awal. Akibatnya, beberapa dari mereka berhasil membangun kekayaan yang luar biasa dan mendominasi sektor-sektor kunci dalam perekonomian Rusia.

Oligarki bisnis ini tidak hanya terbatas pada dunia ekonomi, tetapi juga memainkan peran yang signifikan dalam politik Rusia. Banyak di antara mereka yang terlibat secara aktif dalam kehidupan politik, baik sebagai pendukung maupun pemimpin pemerintahan. Keterlibatan mereka dapat mencakup dukungan keuangan untuk partai politik atau kampanye politik, memberikan mereka akses dan pengaruh yang lebih besar dalam lingkaran politik.

Selain itu, kontrol oligarki terhadap media massa turut memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan narasi politik. Melalui kepemilikan atau pengaruh atas media, mereka dapat mengendalikan informasi yang disampaikan kepada masyarakat dan memanipulasi opini publik sesuai dengan kepentingan mereka. Ini menciptakan lingkungan di mana media menjadi alat kekuasaan politik dan kontrol atas naratif.

Tak ayal, oligarki Rusia sering kali menjadi subjek kontroversi dan perdebatan dalam masyarakat. Kritik terhadap dominasi ekonomi dan politik mereka mencuat, sementara sebagian melihat mereka sebagai penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi Rusia. Konflik kepentingan antara negara dan oligarki sering kali menciptakan ketegangan dan gejolak dalam arena politik.

Sebagai hasil dari pengaruh yang kuat ini, hubungan antara pemerintah dan oligarki menjadi suatu dinamika yang rumit dalam politik Rusia. Meskipun beberapa langkah telah diambil untuk mengatasi ketidaksetaraan dan keterlibatan politik oligarki, perjalanan menuju sistem yang lebih transparan dan merata tetap merupakan tantangan yang dihadapi oleh Rusia Pasca-Soviet.