Nampak pelanggan tengah melakukan pengisian BBM jenis Pertamax di sebuah SPBU kawasan Rest Area Karang Tengah Tol Jakarta Tangerang. PT Pertamina hari ini 3 Januari 2023 pukul 14.00 menurunkan harga Pertamax,Pertamax Turbo dan Pertamina Dex. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Energi

Apa Urgensi BBM Rendah Sulfur yang Rilis Agustus 2024?

  • Meski ada BBM rendah sulfur Ekonom UGM, Fahmy Radhi pesimistis jika konsumsi masyarakat akan bergeser ke BBM rendah sulfur tersebut akibat harga yang diperkirakan lebih mahal, kecuali untuk masyarakat segmen atas.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Wacana pemerintah untuk melakukan uji coba Bahan Bakar Minyak (BBM) baru rendah sulfur pada 17 Agustus 2024, menimbulkan pertanyaan terkait spesifikasi dan jenis campuran yang membuat produk tersebut lebih ramah lingkungan hingga urgensinya untuk segera di rilis.

Sinyal wacana tersebut sudah didengar oleh PT Pertamina (Persero). Dihubungi TrenAsia, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, memang ada arahan dari pemerintah untuk uji coba BBM rendah sulfur tersebut.

"BBM rendah sulfur masih proses, memang ada arahan pemerintah terkait hal itu," katanya kepada TrenAsia.com pada Senin, 15 Juli 2024. 

Namun untuk spesifikasi campuran BBM baru ini, Fadjar menyebut publik harus menunggu detailnya lebih lanjut pada Agustus mendatang. Fadjar hanya mengatakan jika, produk ini masih dalam tahap uji coba dan untuk dikomersialkan pada 17 Agustus 2024 masih memerlukan waktu.

Urgensi BBM Rendah Sulfur

Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, memprediksi harga BBM rendah sulfur itu akan lebih mahal. Namun hal ini dinilai belum terlalu penting untuk dirilis Agustus mendatang.

“Harganya pasti lebih mahal, kita juga belum tahu apakah itu Green Pertamax atau campuran etanol tapi itu rendah sulfur. Pasti harganya lebih mahal,” ujar Fahmy kepada TrenAsia.com.

Namun uji coba BBM rendah sulfur ini tidak masalah selama tidak menggantikan BBM subsidi yang ada saat ini. Meski ada BBM rendah sulfur ia pesimistis jika konsumsi masyarakat akan bergeser ke BBM rendah sulfur tersebut akibat harga yang diperkirakan lebih mahal, kecuali untuk masyarakat segmen atas.

Bahkan Ia mencontohkan, bahan bakar B40 mengandung 40% biodiesel ditambah 60% solar. Karena solar masih mengandung 60%, kontribusi terhadap lingkungan dinilai tidak signifikan.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa Indonesia akan memiliki bahan bakar minyak (BBM) jenis baru. BBM anyar ini diklaim memiliki kandungan sulfur yang lebih rendah.

BBM baru yang rendah sulfur dan emisi diujicobakan mulai 17 Agustus 2024.  Menurutnya, kehadiran BBM baru ini merupakan solusi atas permasalahan polusi udara di perkotaan. Persoalan polusi udara sendiri disebabkan oleh penggunaan BBM dengan kandungan sulfur tinggi.

Arifin mengatakan, bahan pencampur tersebut untuk menghasilkan BBM setara Euro 5. Pemerintah, kata Arifin, akan menentukan bahan bakar nabati (BBN) sebagai bahan pencampur BBM untuk mengurangi kandungan sulfurnya menjadi di bawah 50 ppm.

Arifin menyebut, untuk menciptakan BBM baru yang lebih ramah lingkungan tersebut diperlukan ongkos produksi. Namun, tidak disebutkan secara pasti anggaran yang dibutuhkan untuk mewujudkan jenis  BBM baru tersebut.

"Sekarang ini kan udara kita kan banyak emisi. Ini gimana caranya supaya ngurangin, supaya kita hidup sehat. Jadi kita alternatifnya pakai yang BBM yang rendah sulfur," katanya saat ditemui di kantor Kementrian ESDM pada Jumat 12 Juli 2024.