Hasil sensus burung air 2023 kali ini berhasil mendata 14 jenis burung air, yaitu pecuk-ular asia, kuntul kecil, pecuk-padi hitam, pecuk-padi kecil, blekok sawah, trinil pantai, kowak-malam abu, itik benjut, cangak besar, cangak merah, cangak abu, kokokan laut, kuntul karang, kareo padi, bangau bluwok, dan bambangan hitam. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Sains

Apakah Burung Juga Kencing?

  • Makhluk hidup memiliki berbagai macam keanekaragaman dan keunikan yang beragam. Sebagai salah satu makhluk hidup, burung punya banyak hal menarik yang mungkin belum kita ketahui.

Sains

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA -  Makhluk hidup memiliki berbagai macam keanekaragaman dan keunikan yang beragam.  Sebagai salah satu makhluk hidup, burung punya banyak hal menarik yang mungkin belum kita ketahui. 

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, pertanyaan  "apakah burung  juga kencing?". Kadang kala burung akan mengeluarkan cairan putih yang sering kali kita pikirkan sebagai feses burung. Faktanya, burung memiliki sistem ekskresi yang unik dan berbeda dari mamalia. 

Dilansir Ensiklopedia Britanica, Minggu 27 Agustus 2023, sebagai makhluk hidup burung dan hewan-hewan lainnya juga membutuhkan cara untuk mengeluarkan limbah dari tubuh mereka. 

Membuang limbah dalam tubuh merupakan cara makhluk hidup untuk menjaga keseimbangan internal dan menjaga tubuh tetap sehat. Pada mamalia, urin umumnya terbentuk sebagai hasil dari penguraian amonia dari hati menjadi urea, yang kemudian dikeluarkan melalui sistem kandung kemih.

Namun, pada burung proses ini memiliki rangkaian yang berbeda. Burung memiliki ginjal yang bekerja untuk menyaring darah dan mengatur keseimbangan air dan garam. Limbah nitrogen, yang merupakan hasil dari metabolisme asam amino, diubah menjadi bentuk yang dikenal sebagai asam urat. 

Uniknya, asam urat ini adalah komponen utama "urin" burung. Susunan komposisi urin burung berbeda dengan susunan komposisi urin mamalia. Urin burung berwarna putih dan mengandung kristal asam urat. Urin mamalia umumnya berwarna kuning atau jingga karena keberadaan pigmen urochrome.

Cairan putih pada urin burung tidak dihasilkan melalui lubang di ujung uretra, seperti halnya pada mamalia. Urin burung setelah melewati ureter, bercampur dengan feses di dalam kloaka, yaitu rongga di bagian belakang saluran pencernaan. 

Kemudian, campuran ini dikeluarkan dari tubuh melalui lubang kloaka. Hal ini berarti, cairan putih yang seringkali kita lihat dan kita kenal sebagai "kotoran burung" sebenarnya adalah campuran dari urin dan feses burung.

Burung memang memiliki proses ekskresi yang unik, yang menghasilkan cairan putih sebagai hasil campuran dari urin dan feses. Meskipun istilah "kencing" mungkin tidak sepenuhnya cocok untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam tubuh burung, namun faktanya burung memiliki mekanisme untuk mengeluarkan urin dan menjaga keseimbangan tubuhnya.