Karyawati menunjukkan emas batangan 24 Karat di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa, 13 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Sains

Apakah Emas dari Bumi atau Luar Angkasa?

  • Suku Aztec kuno secara metaforis mengaitkan emas dengan "keringat matahari". Sebuah konsep yang berakar pada legenda tetapi akurat secara simbolis.

Sains

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Emas adalah logam padat dan konduktif panas. Emas juga  sangat mudah ditempa menjadi elemen yang paling ulet. 

Daya tariknya terletak pada daya pikat visualnya, kemampuan pengerjaannya, dan ketahanannya terhadap noda, menjadikannya menawan secara historis. Tetapi dari mana emas berasal?

Menurut ZME Science, suku Aztec kuno secara metaforis mengaitkan emas dengan "keringat matahari". Sebuah konsep yang berakar pada legenda tetapi akurat secara simbolis. Anehnya, emas yang menghiasi perhiasan kita berasal dari sumber langit yang terbentuk selama ledakan bintang dan tabrakan asteroid.

Asal usul emas terletak pada bencana bintang dan asteroid yang secara bertahap memperkaya planet Bumi. Bintang-bintang awal, yang lahir setelah Big Bang memadukan unsur-unsur untuk menciptakan zat yang lebih berat seperti karbon, oksigen, dan besi, berkembang menjadi emas. Namun, emas membutuhkan peristiwa ekstrem yakni  ledakan supernova bintang masif di akhir siklus hidupnya.

Supernova melepaskan energi kolosal, mengeluarkan lapisan luar ke angkasa, membentuk nebula yang melahirkan bintang dan planet baru. Dalam nebula ini, unsur-unsur termasuk emas, mengalami penangkapan neutron, di mana proton dan neutron bergabung membentuk unsur yang lebih berat. Proses berulang ini menghasilkan emas yang  tersebar ke kosmos bersama puing-puing lain dari ledakan.

Sekitar 50 miliar ton emas ada di alam semesta. Itu berarti satu ons per 150 miliar ton Bumi. Sebuah bukti yang menakjubkan tentang asal-usul kosmik dari logam mulia ini.

Saat ini, emas berdiri sebagai salah satu logam paling  berharga karena kelangkaannya. Di antara 118 unsur yang ditemukan dan diklasifikasikan oleh manusia, emas memiliki tempat yang signifikan. Menampilkan rona kuning yang berkilau emas murni dapat ditempa dan lunak. Namun, kelembutannya menghalangi penggunaan praktis sehari-hari dalam bentuknya yang murni.

Untuk meningkatkan daya tahannya, Majalah Crisscut melaporkan  emas dipadukan dengan campuran logam seperti perak, tembaga, platinum, paladium, dan seng. Sementara perhiasan tetap menjadi aplikasi utamanya, emas menemukan kegunaan di berbagai sektor seperti keuangan, elektronik, komputer, kedokteran gigi, kedokteran, ruang angkasa, produksi kaca, dan sebagai penanda pencapaian dan status.

Emas di bawah permukaan bumi

Emas tidak hanya  berasal dari benda langit, tetapi juga bisa terbentuk di bumi. Mereka ada di kerak bumi dan terbentuk  melalui proses yang berbeda. 

Pembentukan emas terjadi melalui proses hidrotermal, di mana cairan panas melintasi batuan dan meninggalkan endapan mineral. Cairan ini sering menyimpan emas dan mengendapkannya di celah atau celah batuan yang berdekatan.

Selain itu, deposit placer berkontribusi pada asal emas. Endapan ini terwujud saat air mengeluarkan emas dari sumbernya, mengangkutnya, dan akhirnya menyimpannya di area dengan pergerakan air yang lebih lambat, seperti dasar sungai.

Pada tahap awal Bumi, besi cair turun ke intinya membawa pergi sebagian besar logam mulia seperti emas dan platina. 

Seperti yang dijelaskan ZME Science pendakian batuan cair, atau magma, ke permukaan memungkinkannya mengumpulkan dan memusatkan unsur-unsur seperti emas. Setelah pendinginan dan pemadatan, magma berubah menjadi batuan, seringkali granit, dan urat batuan ini mungkin menyimpan emas.