
Apakah Pelemahan Saham Bank Himbara Dipengaruhi Ajakan Tarik Dana?
- Pelemahan saham Bank Himbara bukan disebabkan oleh ajakan tarik dana, melainkan tersengat capital outflow akibat keputusan Bank Indonesia menahan suku bunga acuan.
Bursa Saham
JAKARTA - Belakangan ini, media sosial dipenuhi dengan ajakan untuk menarik dana dari tabungan di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) atau Bank BUMN. Fenomena ini mencuat setelah pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara), yang memicu kekhawatiran dan spekulasi di kalangan masyarakat.
Fenomena ini pun sontak memantik diskusi, apakah bakal berpengaruh terhadap saham-saham perbankan. Berdasarkan data penutupan perdagangan Kamis, 20 Februari 2025, 5 saham Bank Himbara kompak ditutup melemah.
Diketahui bahwa PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 2,74% ke level Rp3.910 per saham, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 0,38% ke level Rp5.150 per saham, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,33% ke level Rp4.460 per saham, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) turun 0,52% ke level Rp960 per saham, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) turun 2,01% ke level Rp2.930 per saham.
- Banyak Negara Justru Bangkrut, Mengapa Bantuan IMF Acap Tidak Efektif?
- Akhirnya Hasto Kenakan Rompi Oranye KPK
- Diklaim Luhut Siap Danai MBG, Ini Profil Rockefeller Foundation
Namun, pelemahan saham perbankan tertekan oleh sentimen keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga di level 5,75%. Hal ini tercermin dari arus dana asing yang mengalami capital outflow sebesar Rp787,67 miliar di seluruh pasar.
Di sisi saham perbankan BUMN, emiten dengan kode BBRI menjadi yang paling banyak dilepas oleh investor asing, dengan transaksi mencapai Rp581,61 miliar, diikuti oleh BBNI dan BMRI yang masing-masing dilego sebesar Rp32,91 miliar dan Rp20,79 miliar.
“Kemarin muncul kembali tekanan capital outflow yang cukup besar, hampir Rp1 triliun. Pasar merespons keputusan Bank Indonesia mengenai suku bunga, dan selama suku bunga masih tinggi, hal ini dapat menghambat potensi pertumbuhan ekonomi,” kata Analis NH Korindo Sekurita, Pandhu, pada Kamis, 20 Februari 2025.
Ia melanjutkan bahwa beberapa waktu lalu, sebelum diumumkannya suku bunga oleh BI, pasar sempat optimis bahwa BI akan kembali melakukan pemangkasan suku bunga seperti yang terjadi pada bulan lalu. Namun, ekspektasi tersebut patah karena pasar harus menunggu stabilnya nilai tukar rupiah terlebih dahulu.
“Beberapa hari sebelumnya, pasar sempat optimistis dengan potensi pemangkasan suku bunga, tapi kemungkinan masih harus bersabar menunggu nilai tukar rupiah lebih stabil dulu,” tambahnya.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, dalam keteranngan resminya menegaskan bahwa pembentukan Danantara tidak mempengaruhi stabilitas dan keamanan simpanan nasabah di BRI, yang diawasi oleh LPS, OJK, dan BI.
Hendy juga mengecam ajakan tarik dana di media sosial dan mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati. Belakangan ini, media sosial X tengah heboh dengan ajakan untuk menarik dana dari bank-bank yang dikelola oleh BUMN. Seruan ini mencuat setelah pemerintah mengumumkan rencana peluncuran badan pengelola investasi, yakni Danantara.
Sejumlah warganet mengungkapkan kekhawatiran terhadap kehadiran Danantara, bahkan ada yang menyamakan kehadirannya dengan skandal keuangan besar seperti 1MDB di Malaysia. Mereka khawatir dana negara dan dividen BUMN yang dikelola badan ini berisiko disalahgunakan.