Apakah PR Benar-Benar Bagus untuk Anak? Simak Penjelasannya
- Penelitian menunjukkan bahwa kekhawatiran tentang seberapa efektif PR untuk meningkatkan pembelajaran siswa mungkin ada benarnya. Misalnya, sebuah penelitian melaporkan bahwa siswa sekolah dasar, rata-rata, diberi PR tiga kali lipat dari jumlah yang disarankan.
Rumah & Keluarga
JAKARTA - Pekerjaan rumah (PR) adalah hal yang wajar dalam sistem pendidikan kita. Tak jarang anak pulang dari sekolah membawa PR untuk dikerjakan di rumah.
Keberadaan PR ini memicu banyak pro kontra dari orang tua. Beberapa orangtua beranggapan bahwa anak sudah cukup belajar di sekolah dan tidak perlu lagi menggunakan waktu di rumah untuk belajar sementara yang lain beranggapan PR bisa menjadi media untuk anak belajar disiplin dan membangun kebiasaan belajar yang baik.
Lalu apakah PR benar-benar bagus untuk anak?
Dikutip dari Psychology Today, penelitian menemukan bahwa pekerjaan rumah secara akademis dapat memberikan manfaat bagi siswa sekolah menengah dan atas, namun tidak bagi siswa sekolah dasar.
Ada manfaat non-akademik dari pekerjaan rumah, namun terlalu banyak pekerjaan dapat mengganggu bidang lain yang perlu dikembangkan anak.
- Lebih Tua dari Homo Sapiens, Peneliti Temukan Struktur Kayu Berusia 476.000 Tahun
- Dirjen Dalu Agung Darmawan: Pentingnya Museum Agraria untuk Kementerian ATR/BPN ke Depan
- Menkeu Jepang Angkat Bicara Soal Intervensi Pasar Valuta Asing
Penelitian menyarankan siswa harus diberikan sekitar 10 menit pekerjaan rumah per tingkat kelas. Orang tua dapat membantu mengerjakan pekerjaan rumah dengan mendorong pola pikir berkembang dan mendukung kemandirian anak mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa kekhawatiran tentang seberapa efektif PR untuk meningkatkan pembelajaran siswa mungkin ada benarnya. Misalnya, sebuah penelitian melaporkan bahwa siswa sekolah dasar, rata-rata, diberi PR tiga kali lipat dari jumlah yang disarankan.
Pertama, penelitian menemukan bahwa PR dikaitkan dengan nilai yang lebih tinggi pada tes standar akademik untuk siswa sekolah menengah pertama dan atas, namun tidak untuk siswa sekolah dasar. Sebuah studi eksperimental baru-baru ini di Rumania menemukan beberapa manfaat dari sejumlah kecil pekerjaan rumah menulis pada siswa sekolah dasar tetapi tidak pada pekerjaan rumah matematika. Namun menariknya, dampak positif ini hanya terjadi ketika siswa diberi pekerjaan rumah dalam jumlah sedang (rata-rata sekitar 20 menit).
Tak hanya dari sisi akademik, penelitian menemukan bahwa pekerjaan rumah mungkin mempunyai beberapa manfaat non-akademik, seperti membangun tanggung jawab , keterampilan manajemen waktu, dan kegigihan tugas . Pekerjaan rumah juga dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka.
Namun terlalu banyak pekerjaan rumah juga dapat menimbulkan dampak negatif pada keterampilan non-akademik dengan mengurangi kesempatan bermain bebas, yang penting untuk pengembangan keterampilan bahasa, kognitif, pengaturan diri, dan sosial-emosional.
Meski begitu, pekerjaan rumah juga dapat mengganggu aktivitas fisik. Hal ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kelebihan berat badan.
Penelitian menyarankan bahwa pekerjaan rumah tidak boleh melebihi 1,5 hingga 2,5 jam per malam untuk siswa sekolah menengah atas dan tidak lebih dari 1 jam per malam untuk siswa sekolah menengah. Pekerjaan rumah untuk siswa sekolah dasar harus diberikan dengan tujuan untuk membangun keterampilan pengaturan diri dan kerja mandiri. Jika lebih dari itu, pekerjaan rumah mungkin tidak lagi memberikan dampak positif.