Apakah Rusia Membutuhkan Drone Iran?
- Amerika menyebut Iran saat ini sedang bersiap untuk mengirimkan drone ke Rusia.
Tekno
MOSKOW-Amerika menyebut Iran saat ini sedang bersiap untuk mengirimkan drone ke Rusia. Pertanyaannya apakah Rusia memang membutuhkan drone Iran mengingat negara ini dikenal memiliki teknologi tinggi dalam membangun senjata.
Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Gedung Putih pada Selasa 12 Juli 2022 menungkapkan pemerintah Iran sedang bersiap untuk memberi Rusia hingga beberapa ratus kendaraan udara tak berawak. Beberapa di antaranya termasuk drone yang memiliki kemampuan serang. Pengiriman disebut akan dilakukan dengan cepat.
Kabar tersebut tidak diakui secara terbuka oleh Teheran. Namun Nasser Kanaani, juru bicara kementerian luar negeri Iran mengatakan kepada kantor berita semi-resmi Iran Tasnim bahwa sejarah kerja sama antara Iran dan Rusia di bidang beberapa teknologi modern dimulai sebelum perang di Ukraina. Namun belum ada ada perkembangan khusus baru-baru ini.
- Sambut Rilis Data Inflasi AS, Kurs Rupiah Ditutup Menguat di Level Rp14.991 per USD
- Tren Istilah: Apa Itu Presidensi G20?
- 5 Alasan Mengapa Anda Perlu Punya Pekerjaan Sampingan Meskipun Dianggap Melelahkan
Setelah pernyataan Sullivan, muncul spekulasi bahwa Rusia mungkin akan membeli drone bersenjata buatan Iran dalam kategori luas yang sama dengan TB2. Namun jumlahnya yang mencapai beberapa ratus terdengar lebih seperti jenis drone yang lebih kecil. Bisa jadi jenis yang telah dikenal luas sebagai 'drone bunuh diri' atau 'drone kamikaze'.
Sampai saat ini, Ukraina telah mengambil peran utama dalam menggunakan drone bersenjata dalam konflik. Rusia sejauh ini tidak menggunakan drone bersenjata secara ekstensif dalam konflik. Meskipun Rusia mengembangkan beberapa drone sendiri dan menggunakannya mereka lebih banyak digunakan untuk misi pengawasan di Ukraina.
Dengan demikian drone Iran akan memberi pihak Rusia opsi baru untuk melakukan serangan, termasuk menargetkan aset bernilai lebih tinggi jauh di Ukraina. Selain itu, kesediaan Iran menyediakan drone dalam bentuk apa pun ke Moskow juga akan menjadi pernyataan niat politik yang signifikan.
Ada beberapa contoh drone bunuh diri buatan Iran di Timur Tengah termasuk yang dioperasikan oleh Iran dan proksinya untuk menargetkan infrastruktur minyak di Arab Saudi. Serangan yang menyebabkan kerusakan signifikan.
Jauh lebih murah
Sebagai sarana untuk melakukan serangan jarak jauh, drone bersenjata Iran hampir pasti akan jauh lebih murah daripada menggunakan rudal jelajah atau balistik. Selain itu kemampuan Rusia untuk memproduksi senjata semacam itu dalam menghadapi sanksi juga dipertanyakan.
Meski drone bunuh diri buatan Iran mungkin masih memiliki kekurangan, mereka tetap akan memiliki penampang radar yang lebih kecil dari rudal jelajah Rusia terbaru. Jangkauannya yang luas berarti mereka dapat digunakan melawan target di Ukraina barat, termasuk ibu kota, Kyiv.
Mengingat Iran telah membangun industri kedirgantaraannya sendiri dalam menghadapi sanksi dan pembatasan impor besar selama bertahun-tahun, produksi drone tidak akan terpengaruh seperti halnya manufaktur senjata di Rusia saat ini. Seperti diketahui Drone Rusia masih sangat tergantung pada teknologi negara lain terutama Israel.
Bahkan, Iran bisa menjadi sumber utama berbagai jenis senjata bagi Rusia karena negara itu terus terkena dampak ganda dari sanksi berat dan masalah rantai pasokan global.
- Sontek 3 Strategi Bertahan Hidup saat Inflasi Tinggi
- Ibu-Ibu, Begini Cara Beli Minyak Goreng Murah Rp14.000 per Liter
- Yuk Intip 4 Fakta Jalan Tol Pertama di Sumatra
Serangan besar-besaran selama hampir lima bulan, dipastikan telah mengurangi stok senjata Rusia. Bahkan sejumlah laporan menyebut persediaan itu semakin menipis. Rusia akan menemukan kesulitan untuk menambah stok rudal canggih mereka karena sanksi banyak negara. Ini sangat membatasi Moskow mendapatkan komponen penting termasuk mikrochips.
Rusia juga telah menggunakan rudal tidak sebagaimana mestinya. Salah satunya baru-baru ini mereka menggunakan rudal Kh-22 atau mungkin Kh-32 untuk menyerang target darat. Padahal aslinya rudal tersebut untuk merupakan senjata anti-kapal. Dalam perkembangan lain baru-baru ini, Rusia dilaporkan juga sekarang menggunakan rudal permukaan-ke-udara seri S-300 dalam peran serangan darat. Sejumlah pihak menyebut hal itu mengindikasikan Rusia setidaknya mulai berhemat dalam penggunaan senjata stand off canggih mereka.
Sementara itu Ukraina telah menggunakan secara ekstensif drone bersenjata Bayraktar TB2 yang dipasok Turki. Bahkan drone ini statusnya menjadi hampir ikonik untuk pihak Ukraina. Drone diyakini sangat membantu memukul mundur serangan Rusia di Kyiv, dan serangan berulang-ulang di Pulau Ular di Laut Hitam. Namun akhir-akhir ini tampaknya penggunaan TB2 telah menurun. Kemungkinan besar karena semakin banyak dari mereka yang menjadi korban sistem pertahanan udara Rusia.
Ukraina juga telah menggunakan drone bunuh diri untuk terhadap kilang minyak Rusia di wilayah Rostov. Tetapi drone yang digunakan kemungkinan adalah modifikasi dari pesawat komersial. Terakhir Ukraina mengklaim pasukannya telah menggunakan drone dari jenis yang dirahasiakan untuk menyerang pasukan Rusia di Enerhodar yang diduduki Rusia. Wilayah di barat laut Zaporizhzhia. Ini semakin memperkuat pentingnya drone dalam perang tersebut.
Serangan maritim
Ada juga kemungkinan Rusia dapat mengeksploitasi keahlian Iran untuk menuntut berbagai jenis serangan pesawat tak berawak, termasuk terhadap target maritim jika diperlukan. Ini penting jika konflik meluas ke Laut Hitam yang vital secara strategis.
Drone Iran lainnya telah dikembangkan secara khusus untuk mencari dan menghancurkan pertahanan udara. Ini penting karena Ukraina juga akan menerima sistem pertahanan udara baru dari Amerika.
Menurunkan pertahanan udara Ukraina melalui drone anti-radiasi dapat membantu membuka wilayah udara di bagian barat negara itu guna serangan oleh aset berawak.
- Sambut Rilis Data Inflasi AS, Kurs Rupiah Ditutup Menguat di Level Rp14.991 per USD
- Tren Istilah: Apa Itu Presidensi G20?
- 5 Alasan Mengapa Anda Perlu Punya Pekerjaan Sampingan Meskipun Dianggap Melelahkan
Dengan semua ini, jelas bahwa memperoleh UAV bersenjata Iran, terutama jenis drone bunuh diri, dalam jumlah besar bisa sangat menarik dan dibutuhkan Rusia. Penjualan ini juga akan menjadi langkah besar bagi IranIni juga akan mengirimkan sinyal kuat dukungannya kepada rezim Moskow dan menantang Amerika.
Beberapa jam setelah pernyataan Gedung Putih, Kremlin menungkapkan rencana Putin yang akan berkunjung ke Iran pecan depan. Menurut Kremlin, Putin dan Presiden Iran Ebrahim Raisi berencana membahas perang saudara di Suriah dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Dan kemungkinan besar juga akan membahas soal pengiriman drone.
Jadi apakah drone Iran benar-benar akan masuk medan perang Ukraina? Dan apakah mereka akan membuat perbedaan di medan pertempuran? Kita tunggu saja.