Photo by Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/photo/woman-in-gray-tank-top-3812731/
Gaya Hidup

Apakah Stres Membuat Rambut Beruban?

  • Dilansir dari laman website lifesavvy, hingga saat ini sebagian besar ilmuwan percaya bahwa stres tidak bertanggung jawab atas munculnya uban di rambut Anda.

Gaya Hidup

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Anda mungkin pernah mendengar bahwa stres membuat rambut Anda beruban lebih cepat? Apakah ini hanya mitos atau ada penelitian yang bisa membuktikannya?

Rambut di kepala memiliki dua bagian yaitu batang dan akar. Batang adalah bagian rambut yang panjang dan berwarna, batang rambut ini juga tumbuh diluar kepala. Sedangkan akar rambut adalah bagian rambut yang membuat rambut tetap menempel di bawah kulit kepala.

Akar rambut diselimuti oleh jaringan yang disebut folikel rambut. Setiap folikel rambut mengandung sel pigmen yang menghasilkan melanin. Melanin inilah yang memberi warna pada setap rambut dan juga bertanggung jawab atas warna kulit kita.

Sel-sel pigmen secara bertahap mati seiring brtambahnya usia. Jadi ketika sel-sel pigmen dalam folikel rambut habis mereka mulai memproduksi lebig sedikit melanin yang membuat rambut memiliki warna lebih cerah seperti abu atau putih.

Namun sel pigmen ini tidak hanya dipengaruhi oleh usia. Rambut orang bisa menjadi abu-abu atau putih pada usia berapa pun. Cepat lambatnya sel pigmen mati sangat bergantung pada genetika. Faktanya, kebanyakan dari kita mulai beruban di usia yang sama dengan orang tua kita mulai beruban.

Dilansir dari laman website lifesavvy, hingga saat ini sebagian besar ilmuwan percaya bahwa stres tidak bertanggung jawab atas munculnya uban di rambut Anda. Hubungan keduanya sebagian besar disebabkan oleh kebetulan atau gejala terkait stres seperti telogen effluvium. Kondisi ini yang menyebabkan stres mempercepat kerontokan rambut.

Namun, sebuah studi tahun 2020 pada tikus, mengaitkan munculnya uban dengan sistem saraf simpatik. Sistem ini menginduksi stres dalam tubuh Anda dan melepaskan norepinefrin untuk mempersiapkan Anda bereaksi.

Para peneliti telah menemukan bahwa norepinefrin juga dapat merusak sel induk melanosit, yang bertanggung jawab untuk meregenerasi warna pada folikel rambut Anda. Oleh karena itu, stres yang sering terjadi memang bisa merusak sel pigmen dan mempercepat proses uban.

Dalam studi tersebut, tikus menjadi abu-abu permanen hanya dalam beberapa hari setelah aktivitas stres yang mereka jalani. Ini menunjukkan bahwa begitu rambut Anda beruban, ia tidak dapat kembali ke warna aslinya. Meskipun tidak ada yang salah dengan memiliki rambut berubah, sekarang ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa stres dapat mempercepat perubahan warna rambut.