Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Makroekonomi

APBN Surplus Rp67,7 Triliun hingga September 2023

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan jika realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga September 2023 masih mengalami surplus APBN yang mencapai Rp67,7 triliun atau 0,33 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Makroekonomi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih mengalami surplus sebesar Rp67,7 triliun atau 0,33% dari produk domestik bruto (PDB) hingga September 2023.

Sri Mulyani merinci, pendapatan negara hingga September 2023 mencapai Rp2.035,6 triliun atau tumbuh 3,1% secara year on year (yoy). Pendapatan itu berasal dari pajak, bea dan cukai, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Per September 2023, pertumbuhan pendapatan hingga belanja negara terjaga dan masih surplus sebesar Rp67,7 triliun," katanya dalam konferensi pers APBN KiTA pada Rabu, 25 Oktober 2023.

Dijelaskan, penerimaan pajak sebesar Rp1.387,78 triliun dengan rincian PPh non migas Rp771,7 triliun, PPn dan PPnBm Rp536,7 triliun, Pbb dan pajak lainnya Rp24,9 triliun dan Pph Migas sebesar Rp54,3 triliun. 

Sementara penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai mencapai Rp195,6 triliun. Adapun penerimaan diperoleh dari bea masuk sebesar Rp36,9 triliun, bea keluar Rp8,1 triliun dan cukai Rp150,5 triliun.

Sementara belanja negara mencapai Rp1.967,9  triliun, realisasi itu tumbuh 2,8% yoy atau 64,3% dari target APBN 2023. 

Di sisi lain, keseimbangan primer juga surplus Rp389,7 triliun. Keseimbangan primer sendiri merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.

Menteri keuangan dua periode ini mengatakan, outlook APBN 2023 masih sesuai dengan Laporan Semester (Lapsem) atau on track. Sementara itu, realisasi belanja negara hingga akhir tahun diperkirakan akan menembus Rp1.155,7 triliun.