Ilustrasi e-Commerce
Tekno

Aplikasi Digital Jadi Tempat Favorit UMKM, Ruko di Peringkat Kedua

  • Sebuah laporan yang dirilis oleh Institute for Development of Economics and Finance  (INDEF) mengungkapkan hasil survei terkait Peran Platform Digital terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia pada bulan Desember 2023.

Tekno

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Aplikasi digital, seperti media sosial dan platform e-commerce, telah membuktikan peran yang sangat penting dalam mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tingkat lokal. 

Sebuah laporan yang dirilis oleh Institute for Development of Economics and Finance  (INDEF) mengungkapkan hasil survei terkait Peran Platform Digital terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia pada bulan Desember 2023.

INDEF melakukan survei terhadap 254 UMKM sebagai sampel, yang tersebar di Jabodetabek (30%), Pulau Jawa non-Jabodetabek (50%), dan luar Pulau Jawa (20%). Metode non-probability sampling, khususnya teknik purposive sampling, digunakan untuk memilih sampel tersebut.

Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 33,86% responden UMKM yang sebelumnya hanya beroperasi secara offline, kini telah berhasil memperluas jangkauan bisnis mereka melalui keberadaan online

Lebih menarik lagi, sebanyak 61,02% responden UMKM telah memanfaatkan media promosi baik offline maupun online sejak awal berdirinya usaha, sedangkan 5,12% memilih saluran digital sebagai satu-satunya sarana berjualan.

Menurut INDEF, terdapat tiga alasan utama yang mendorong pelaku UMKM untuk menerapkan digitalisasi dalam bisnis mereka. 

Pertama, kepraktisan berjualan secara online, mencapai 79,13% dari responden. Kedua, exposure atau traffic yang lebih luas dengan persentase 72,83%. Ketiga, potensi pertumbuhan bisnis yang lebih cepat, dengan angka sebesar 69,69%.

Lebih lanjut, dari seluruh UMKM yang terlibat dalam survei ini, mayoritas di antaranya menggunakan aplikasi digital seperti media sosial dan e-commerce sebagai tempat utama untuk berjualan, mencapai 34,25%. 

Meskipun demikian, masih ada sebagian UMKM yang lebih memilih untuk tetap berjualan secara offline, terutama melalui ruko dengan persentase 32,28%, dan warung/toko kelontong sebanyak 18,11%.

Kemudian, pusat perbelanjaan atau mall menempati peringkat keempat dengan persentase 7,48%, diikuti oleh pasar tradisional 3,94%, situs web milik sendiri 2,76%, serta pameran 1,18%.