Nampak pelanggan sedang melakukan pembelian BBM dengan menggunakan aplikasi MyPertamina di sebuah SPBU. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Aplikasi MyPertamina Bisa Pangkas Beban Pemerintah dan Pertamina

  • Pertamina akan mencocokkan data yang dihimpun dari MyPertamina. Saat datanya cocok arau valid, masyarakat akan mendapat QR Code melalui email.

Nasional

Yosi Winosa

JAKARTA -Hari ini, masyarakat mulai menggunakan aplikasi MyPertamina yang digadang-gadang menjadi jalan keluar penyaluran subsidi BBM jenis Pertalite dan Solar. Aplikasi ini pun dinilai mampu menekan beban pemerintah sekaligus PT Pertamina (Persero).

Managing Director LPEM UI Toto Pranoto menyatakan selama ini subsidi yang besar membuat tidak hanya berdampak bagi keuangan negara tapi juga Pertamina.  

Apalagi saat ini terjadi kenaikan harga minyak global di atas US$110 per barel, yang berdampak signifikan terhadap biaya pokok  penjualan (cost of sales & operating expenses) Pertamina sehingga mengalami kenaikan signifikan mencapai 41%.

“Dari sudut pandang Pertamina, piutang PSO perusahaan juga relatif besar, yaitu Rp5,87 trilliun sepanjang 2021 sehingga inisiatif pengurangan subsidi yang diimplementasikan lewat aplikasi MyPertamina dapat mengurangi piutang PSO,” kata dia kepada TrenAsia, Jumat, 1 Juli 2022.

Seperti diketahui, hari ini, 1 Juli merupakan tahap registrasi bagi masyarakat kalangan bawah yang akan menggunakan Pertalite dan Solar.

Pada tahap awal ini, data masih akan dikoordinasikan dan belum ada verifikasi. Pertamina masih mencocokkan unggahan STNK,  pelat nomor kendaraan, foto kendaraan, dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang diunggah warga.

Sebelumnya Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo,  mengatakan pemerintah pada tahun 2022 mengalokasi subsidi Rp74,9 tiliun dan kompensasi Rp324,5 triliun, dengan asumsi harga ICP US$100 per barel

Sementara anggaran yang disiapkan sebenarnya mencapai Rp275 triliun untuk mengikuti perkembangan harga global. Jika harga ICP di atas US$100 per barel atau di bawahnya, subsidi dan kompensasi akan disesuaikan. 

“Dalam jangka pendek, prinsipnya pemerintah mau dukung pengendalian distribusi BBM bersubsidi,” katanya.

Diperkirakan, kuota Solar dan Pertalite tahun ini akan habis  pada September atau Oktober 2022 jika tidak ada tindakan pengendalian distribusi BBM bersubsidi.

Berdasarkan data BPH Migas, hingga 20 Juni 2022 realisasi penyaluran Solar mencapai 51,24% dari kuota tahun ini 15,1 juta Kiloliter (KL). Sedangkan realisasi penyaluran Pertalite mencapai 57,56% dari kuota sebelumnya yakni 23,05 juta KL.

Pertamina selaku pelaksana PSO BBM bersubsidi juga sudah beberapa kali berupaya mengendalikan distribusi, mulai dari pengaturan harga dan volume, menghitung selling out sejak BBM keluar dari terminal Pertamina sampai BBM diterima ke masyarakat dan sebagainya. 

Terkini, Pertamina akan mencocokkan data yang dihimpun dari MyPertamina. Saat datanya cocok arau valid,  masyarakat akan mendapat QR Code melalui email.