APPSI: Jika Harga BBM Naik, Bapok Bakal Ikut Melejit hingga 30 Persen
- Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) memperkirakan akan ada kenaikan bahan pokok hingga 30% jika bahan bakar minyak (BBM) resmi dinaikkan pemerintah.
Nasional
JAKARTA - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) memperkirakan akan ada kenaikan bahan pokok hingga 30% jika bahan bakar minyak (BBM) resmi dinaikkan pemerintah.
Hal ini akan memberikan kerugian lebih bagi para pedagangan yang masih mencoba bangkit dari kondisi pasca pandemi COVID-19. Di sisi lain, harga telur masih melonjak tinggi di angka Rp31.000 hingga Rp33.000 per kilogram (kg) juga membuat pedagang kehilangan konsumen dan pemasukan harian.
"Perkiraan kami kalau harga BBM naik, harga barang-barang pokok dapat turut melonjak sebesar 30 persen. Itu kalau misalnya jadi naik," kata Sekretaris Jenderal APPSI Mujiburohman dalam konferensi pers, pada Selasa, 30 Agustus 2022.
- Tren Istilah: Apa Itu Pajak Karbon?
- Grup Bakrie, Bumi Resources Minerals (BRMS) Temukan Tambahan Emas dari Proyek Palu
- Baru Dinikmati 771 Ribu Pemuda, Potensi Pembiayaan Ultra Mikro ke Milenial Masih Besar
Mujiburohman menambahkan hingga saat ini penurunan signifikan dari pengunjung pasar masih terjadi hingga 40%. Dengan adanya kenaikan BBM, APPSI memprediksi akan terjadi penurunan pengunjung yang lebih tajam lagi hingga 60%.
Maka pihaknya meminta kepada pemerintah untuk mengkaji ulang terkait kebijakan kenaikan harga BBM sebelum terjadi. Hingga saat ini para pedagang pasar mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Meskipun ada beragam bantuan sosial (bansos) telah keluarkan.
APPSI mengimbau pemerintah untuk lebih memperhatikan kondisi pedagang pasar yang masih terdampak pemulihan pasca COVID-19 dan imbas kenaikan harga yang tinggi.
Pemerintah diharapkan bisa menjaga stabilitas nilai tukar terhadap dolar, memastikan kelancaran distribusi BBM bersubsidi, dan paling penting menjaga hubungan baik dengan negara-negara di dunia untuk mencegah terjadinya mandeknya pasokan bahan baku pangan dari importir.