Arab Saudi akan Jadi Tuan Rumah KTT Perdamaian Ukraina
- Pembicaraan akan berlangsung pada 5 hingga 6 Agustus di kota Jeddah. Sekitar 30 negara direncanakan hadir.
Dunia
JAKARTA- Sejumlah laporan menyebutkan puluhan pemimpin dunia akan bertemu di Arab Saudi untuk membahas perdamaian di Ukraina. Sebuah langkah yang beberapa waktu lalu diusulkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
The Wall Street Journal yang pertama kali melaporkan KTT itu. Mengutip diplomat yang terlibat dalam diskusi media itu melaporkan pembicaraan akan berlangsung pada 5 hingga 6 Agustus di kota Jeddah. Sekitar 30 negara direncanakan hadir.
The Journal mengatakan pejabat Ukraina dan Barat berharap upaya itu dapat berujung pada pertemuan puncak perdamaian akhir tahun ini di mana para pemimpin global akan menandatangani prinsip bersama untuk menyelesaikan perang.
Menurut Journal, untuk KTT Jeddah, 30 undangan termasuk untuk Chile, Mesir, Uni Eropa, Indonesia, Meksiko, Polandia, Inggris, Amerika Serikat dan Zambia
Associated Press mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan Rusia belum diundang. Sedangkan Presiden Amerika Joe Biden diharapkan menghadiri acara tersebut. Sejauh in belum ada komentar segera dari Arab Saudi.
- Cara Membersihkan Memori Internal Ponsel Android yang Penuh
- Sodetan Ciliwung Selesai, Masalah Banjir di Jakarta Tinggal 38 Persen
- KNKG: 88 Persen Perusahaan Berkinerja Positif Saat Terapkan ESG
Sedangkan Andriy Yermak, kepala staf Zelenskyy pada Minggu 30 Juli 2023 mengatakan, pejabat dari beberapa negara akan ambil bagian dalam KTT Arab Saudi. Tetapi dia tidak mengatakan kapan atau di kota mana pertemuan itu akan diadakan.
Yermak menulis di Telegram diskusi akan dilakukan pada Formula Perdamaian Ukraina yang berisi 10 poin mendasar. “Implementasi dari 10 poin itu tidak hanya akan memastikan perdamaian untuk Ukraina, tetapi juga menciptakan mekanisme untuk melawan konflik di dunia di masa depan”.
Sebelumnya, Ukraina telah menggambarkan formula perdamaian 10 poin termasuk pemulihan integritas teritorial Ukraina, penarikan pasukan Rusia, pembebasan semua tahanan, pengadilan bagi mereka yang bertanggung jawab atas agresi dan jaminan keamanan untuk Ukraina.
“Kami sangat yakin bahwa rencana perdamaian Ukraina harus dijadikan dasar, karena perang sedang terjadi di tanah kami,” kata Yermak.
Pernyataannya menggambarkan 10 poin akan dibahas secara individu dan kelompok dengan perwakilan lebih dari 50 negara hampir setiap minggu.
Dia menambahkan bahwa pertemuan di Arab Saudi merupakan lanjutan dari pertemuan para pejabat senior di ibu kota Denmark, Kopenhagen, pada akhir Juni. Negara-negara yang hadir pada pertemuan awal antara lain Brazil, India, Turki dan Afrika Selatan.
Negara-negara Arab sebagian besar tetap netral sejak Rusia melancarkan perang ke Ukraina pada Februari 2022. Sebagian karena hubungan militer dan ekonomi mereka dengan Moskow.
Arab Saudi juga mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia sebagai bagian dari grup OPEC+. Tetapi menjadi tuan rumah pembicaraan semacam itu membantu meningkatkan profil Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Sosok yang telah berusaha untuk mencapai kesepakatan dengan Iran dan mendorong perdamaian dalam perang selama bertahun-tahun kerajaan di Yaman.
Putin Pertimbangkan Usulan Afrika
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa inisiatif yang diajukan oleh para pemimpin Afrika dapat menjadi dasar perdamaian dalam perang Moskow di Ukraina. Tetapi mengklaim bahwa serangan dari Kyiv membuat penghentian permusuhan hampir tidak mungkin.
Pemimpin Rusia membuat komentar di Moskow pada hari Sabtu setelah bertemu dengan para pemimpin dari Afrika di Saint Petersburg. Para pemimpin Afrika itu menyerukan agar Rusia untuk menindaklanjuti proposal perdamaian mereka.
Proposal tersebut, menurut kantor berita Reuters, melayangkan serangkaian langkah yang mungkin untuk meredakan konflik. Ini termasuk penarikan pasukan Rusia, penghapusan senjata nuklir taktis Rusia dari Belarusia, penangguhan surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Putin dan keringanan sanksi.
- Praktis! Coba Meeting.ai untuk Buat Notulen Rapat dalam Bahasa Indonesia
- Jalin Kerja Sama dengan KlikDokter, BRI Perkuat Layanan Digital Payment
- Apakah Uang Bawa Kebahagiaan? Berikut Penjelasannya
“Ada hal-hal yang hampir tidak mungkin diterapkan, seperti gencatan senjata. Ukraina maju, mereka melakukan serangan strategis, bagaimanapun kita menahan tembakan ketika mereka maju ke arah kita?” Putin mengatakan kepada wartawan.
“Ini hanya bisa menjadi inisiatif bilateral. Tetapi inisiatif [Afrika] menurut saya dapat menjadi dasar dari proses tertentu menuju resolusi damai, seperti inisiatif China, tidak ada persaingan atau kontradiksi di sini, ”katanya dikutip Al Jazeera.
Proposal China yang diluncurkan awal tahun ini, adalah kertas posisi 12 poin yang menyerukan de-eskalasi dan gencatan senjata di Ukraina.
Volodymyr Zelenskyy, presiden Ukraina, telah menolak gagasan gencatan senjata sekarang. Ini karena akan membuat Rusia menguasai hampir seperlima negaranya dan memberi pasukan Moskow waktu untuk berkumpul kembali setelah perang selama 17 bulan.
Dia juga mengatakan bahwa pembicaraan damai akan meminta Moskow untuk menarik pasukannya dari wilayah Ukraina yang diduduki. Sesuatu yang dikatakan Rusia tidak dapat dinegosiasikan.