logo
perayaan suriah.jpg
Dunia

Arab Saudi Berencana Lunasi Utang Suriah Rp252 Miliar ke Bank Dunia

  • Suriah memiliki tunggakan sekitar US$15 juta atau sekitar Rp252 miliar (kurs Rp16.800) kepada Bank Dunia yang harus dilunasi sebelum lembaga keuangan internasional dapat menyetujui hibah dan memberikan bentuk bantuan lainnya.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Arab Saudi berencana untuk melunasi utang Suriah kepada Bank Dunia. Hal ini membuka jalan bagi persetujuan hibah jutaan dolar untuk rekonstruksi dan untuk mendukung sektor publik negara yang lumpuh.

Hal itu diungkap tiga orang yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters Senin 14 April 2025. Rencana yang belum pernah dilaporkan sebelumnya tersebut akan menjadi contoh pertama yang diketahui dari Arab Saudi yang menyediakan pembiayaan untuk Suriah sejak pemberontak yang dipimpin Islam menggulingkan mantan pemimpin Bashar al-Assad tahun lalu.

Ini mungkin juga merupakan tanda bahwa dukungan penting Teluk Arab untuk Suriah mulai terwujud. Setelah rencana sebelumnya termasuk inisiatif Doha untuk mendanai gaji, terhambat oleh ketidakpastian atas sanksi Amerika.

Bulan lalu, Qatar mengumumkan rencana untuk menyediakan gas bagi Suriah melalui Yordania guna meningkatkan pasokan listrik yang terbatas di negara itu. Sebuah langkah yang menurut sumber kepada Reuters telah mendapat persetujuan dari Washington.

"Kami tidak mengomentari spekulasi, tetapi akan membuat pengumuman, jika dan ketika itu menjadi resmi,” kata seorang juru bicara Kementerian Keuangan Saudi kepada Reuters. Kantor media pemerintah Saudi, juru bicara Bank Dunia, dan pejabat pemerintah Suriah tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Suriah memiliki tunggakan sekitar US$15 juta atau sekitar Rp252 miliar (kurs Rp16.800) kepada Bank Dunia yang harus dilunasi sebelum lembaga keuangan internasional dapat menyetujui hibah dan memberikan bentuk bantuan lainnya.

Namun Damaskus kekurangan mata uang asing. Menurut dua orang yang mengetahui masalah tersebut rencana sebelumnya untuk melunasi utang menggunakan aset yang dibekukan di luar negeri tidak terwujud.

Pejabat Bank Dunia telah membahas penyediaan pembiayaan untuk membantu membangun kembali jaringan listrik negara itu yang rusak parah akibat perang selama bertahun-tahun. Juga untuk mendukung gaji sektor publik.

Pada hari Sabtu bahwa Suriah akan mengirim delegasi tingkat tinggi ke Washington untuk pertemuan musim semi tahunan Bank Dunia dan IMF akhir bulan April ini. Hal itu menandai kunjungan pertama pejabat Suriah ke AS sejak penggulingan Assad. Tidak jelas apakah delegasi Suriah akan bertemu dengan pejabat AS.

Sanksi keras Amerika yang dijatuhkan selama pemerintahan Assad masih berlaku. Pada bulan Januari, AS mengeluarkan pengecualian enam bulan untuk beberapa sanksi guna mendorong bantuan kemanusiaan. Hanya saja dampaknya terbatas.

Bulan lalu Amerika memberikan Suriah daftar persyaratan yang harus dipenuhi sebagai imbalan atas pencabutan sebagian sanksi. Namun pemerintahan Presiden AS Donald Trump hanya sedikit berinteraksi dengan penguasa baru negara itu.

Hal itu sebagian disebabkan oleh perbedaan pandangan di Washington tentang cara menangani Suriah. Beberapa pejabat Gedung Putih tampaknya ingin mengambil sikap yang lebih keras.  Hubungan sebelumnya antara pemimpin baru Suriah dengan Al-Qaeda sebagai alasan untuk menjaga keterlibatan seminimal mungkin.