PT Astra International Tbk (ASII)
Bursa Saham

Arah Saham Astra (ASII) Kala Penjualan Mobil Tahunan Lesu

  • Total penjualan mobil ASII secara wholesales dari Januari hingga Mei 2024 mencapai 187.446 unit. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 19,1% secara tahunan.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Nilai emiten otomotif PT Astra International Tbk (ASII) secara (year-to-date/ytd) tampak tertekan seiring data penjualan mobil secara bulanan pada Mei 2024 yang melesat, namun angka penjualan secara tahunan justru terpantau menurun. 

Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mengungkapkan bahwa penjualan mobil Grup Astra pada Mei 2024 mencapai 41.314 unit, mengalami lonjakan sebesar 54,1% dibandingkan April 2024 yang mencatatkan penjualan sebanyak 26.908 unit.

Merek Toyota dan Lexus menjadi penyumbang terbesar untuk Astra dengan penjualan mobil mencapai 23.897 unit. Raihan penjualan periode ini berhasil melambungkan pangsa pasar nasional Astra sebesar 58%, disaat para pesaingnya juga mengalami penurunan penjualan.

Diketahui total penjualan mobil ASII secara wholesales dari Januari hingga Mei 2024 mencapai 187.446 unit. Angka tersebut turun sebesar 19,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu membukukan penjualan 230.695 unit.

Namun, raihan Astra sepanjang periode tersebut sedikit lebih baik dibandingkan penjualan mobil merek non-ASII yang turun 23,33% secara tahunan menjadi 147.451 unit. Penurunan terbesar dirasakan Hyundai, sedangkan Wuiling malah mencetak kenaikan pangsa pasar. 

Marketing Director Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy dalam keterangannya baru-baru ini mengatakan penurunan penjualan itu disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi makro seperti tingginya suku bunga Bank Indonesia yang mencapai 6,25%. Hal ini berdampak pada ketatnya persyaratan pengajuan kredit mobil.

Terlihat dari total penjualan mobil yang ditetapkan oleh Gaikindo sebesar 1,1 juta unit pada tahun ini, baru tercapai 334.897 unit atau baru 30,4% dari target tersebut. Akibatnya, secara kumulatif sepanjang Mei 2024, penjualan wholesales mobil di Indonesia turun 21% dibandingkan tahun lalu.

Optimistis Bangkit

Sementara itu, Head of Corporate Communications Astra, Boy Kelana Soebroto mengatakan, perseroan optimistis penjualan mobil secara nasional akan meningkat, terutama dengan adanya pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS).

“GIIAS 2024 yang akan diselenggarakan pada Juli mendatang, diharapkan dapat menjadi faktor pendorong peningkatan penjualan otomotif nasional dengan menghadirkan ragam pilihan kendaraan yang sesuai bagi kebutuhan konsumen di Tanah Air,” ujar Boy dalam siaran pers dikutip pada Kamis, 13 Juni 2024.

Optimistis Astra juga didukung oleh Gaikindo yang tetap mempertahankan target penjualan mobil tahun ini di angka 1,1 juta unit, meski data penjualan Mei 2024 telah dirilis. Sebagai informasi GIIAS 2024 digelar pada 18--28 Juli 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Kabupaten Tangerang. 

Tim Riset Stockbit Sekuritas mengungkapkan kendati penjualan wholesales mobil sulit untuk mencapai target yang ditetapkan Gaikindo, pihaknya telah melihat adanya tanda-tanda perbaikan penjualan mobil yang mulai muncul ke permukaan.

“Hal ini terefleksi dari penurunan penjualan yang mulai melandai, dari level sekitar minus 20% secara tahunan pada bulan-bulan sebelumnya menjadi sekitar minus 10% secara tahunan  pada Mei 2024,” jelas Stockbit dalam riset. 

Target Saham

Dengan valuasi ASII yang saat ini berada di level rendah (1-Year Forward P/E 6x, P/BV 0,85x), maka investor perlu memantau penjualan wholesales mobil bulanan. “Sinyal pemulihan penjualan mobil berpotensi mendapat respons positif dari para pelaku pasar,” tambah Stokcbit. 

Berdasarkan data RTI Business, pada perdagangan Kamis, 13 Juni 2024, pukul 11:40 WIB, saham ASII bergerak menguat 2,29% ke level Rp4.460 per saham. Namun, pergerakan saham Astra sepanjang tahun ini masih tertekan 20,88%.

Tim Riset JP Morgan telah mengakhiri pandangan underweight pada saham ASII, yang tercatat mengalami penurunan signifikan secara tahunan. “Pelemahan ASII lebih buruk dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun lebih dari 15,5%,” jelasnya dalam riset.  

JP Morgan memperkirakan harga saham ASII akan berada dalam kisaran Rp4.000 - Rp5.000 per saham dalam waktu dekat. Kenaikan ini juga didorong oleh penjualan mobil secara bulanan, termasuk model hybrid dan BEV.

Sementara itu, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, mengatakan bahwa jika harga saham ASII berhasil menembus level Rp4.530 per saham dan indikasi peningkatan lebih lanjut jika dapat bertahan di atas level tersebut. 

Menurutnya prospek ASII masih positif jika penjualan mobil pulih, terlebih jika didukung kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed dan Bank Indonesia pada semester kedua tahun ini. Ia pun merekomendasikan trading buy untuk saham ASII dengan target harga Rp4.800-5.000 per saham.