Arah Saham BBRI Usai Cetak Laba Rp50 Triliun per November 2024
- Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih terpantau tertekan. Namun, kondisi ini berbeda dengan kinerja perseroan yang berhasil mencatatkan raihan positif hingga November 2024. Lalu, bagaimana prospek sahamnya?
Korporasi
JAKARTA – Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih terpantau tertekan. Namun, kondisi ini berbeda dengan kinerja perseroan yang berhasil mencatatkan raihan positif hingga November 2024. Lalu, bagaimana prospek sahamnya?
Berdasarkan laporan keuangannya per November 2024, emiten bersandikan BBRI sukses mencetak laba bersih bank only sebesar Rp50,00 triliun, tumbuh 3,96% (yoy). Hasil ini mencerminkan soliditas BRI di tengah tantangan industri perbankan.
Kredit yang disalurkan BRI tumbuh 4,99% (yoy) menjadi Rp1.219,21 triliun. Meskipun pertumbuhan ini berada di bawah rata-rata industri, segmen UMKM yang menjadi fokus utama BRI menunjukkan performa unggul dengan pertumbuhan 4,99%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri di angka 3,7%.
- 179 Orang Tewas dalam Kecelakaan Jeju Air, Berikut Kronologi Lengkapnya
- Fakta Unik Kiribati, Negara Pertama yang Merayakan Tahun Baru di Dunia
- 8 Tips Mengurangi Screen Time Saat Tahun Baru
Pendapatan bunga BRI mencatatkan peningkatan signifikan sebesar 10,59% (yoy) menjadi Rp147,96 triliun. Di sisi lain, pendapatan non-bunga juga turut berkontribusi positif dengan pendapatan komisi dan fee naik 9,67% (yoy) menjadi Rp20,34 triliun, serta pendapatan lainnya yang melesat 44,87% (yoy) menjadi Rp23,78 triliun.
Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh solid 6,95% (yoy) menjadi Rp1.386,71 triliun, didorong peningkatan dana murah (CASA) sebesar 10,79% (yoy) menjadi Rp914,83 triliun. Komposisi CASA yang meningkat dari 63,68% menjadi 65,97% menunjukkan efisiensi pendanaan yang semakin kuat.
Total aset BRI mencapai Rp1.851,30 triliun, tumbuh 4,37% (yoy), mempertahankan posisi BRI sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia. Liabilitas meningkat 4,66% (yoy) menjadi Rp1.536,81 triliun, sementara ekuitas bertambah 2,95% (yoy) menjadi Rp314,48 triliun.
Rasio imbal hasil BRI tetap terjaga dengan ROA di angka 2,70% dan ROE yang naik menjadi 15,90%. Dengan kinerja ini, BRI berhasil memperkuat perannya sebagai pemimpin pasar dan mitra utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Prospek dan Target Saham
Sementara itu, dari lantai bursa, saham BBRI pada perdagangan Jumat, 26 Desember 2024, ditutup dengan pelemahan 2,38% ke level Rp4.100 per saham. Ini menandakan sepanjang tahun ini saham ini masih tertekan 27,75%.
Sejumlah sekuritas menilai prospek bisnis ke depan menjadi alasan tekanan harga saham BBRI. Verdhana mencatat potensi tantangan di segmen kredit mikro dan ultramikro, yang diprediksi melambat dalam beberapa tahun ke depan. Broker ini menyarankan BRI untuk memperluas fokus ke segmen komersial dan korporasi.
Verdhana juga mengantisipasi kenaikan write-off kredit mikro dan ultramikro selama 2024-2026, yang menjadi penyebab utama tekanan jual saham BBRI dalam jangka pendek. Pada 2025, BRI diperkirakan akan mengurangi penyaluran Kupedes, KUR, serta menyesuaikan skema asuransi yang berpotensi mengubah lending rate.
Proyeksi kinerja BBRI tetap solid, dengan pre-provision operating profit (PPOP) mencapai Rp115 triliun di 2024, lalu Rp119 triliun dan Rp123 triliun pada 2025 dan 2026. Laba bersih diperkirakan mencapai Rp61,7 triliun di 2024, Rp62 triliun di 2025, dan Rp63,6 triliun pada 2026.
Verdhana mempertahankan rekomendasi buy untuk saham BBRI dengan target harga Rp5.400. Proyeksi ini didasarkan pada analisis DuPont, dengan PBV 2,5 kali dan PER 13,1 kali. Namun, risiko utama meliputi kondisi makroekonomi, perubahan regulasi, pemburukan aset, dan kenaikan opex yang melampaui prediksi.
Perubahan manajemen juga dianggap dapat memengaruhi kebijakan kredit dan laba bersih BBRI dalam jangka pendek. Meskipun demikian, Verdhana tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang saham BBRI.