<p>Warga mengakses logo Bukalapak melalui gawai dengan latar grafik pergerakan IHSG di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Bursa Saham

Arah Saham Bukalapak (BUKA) Usai Tutup Bisnis Marketplace

  • Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terpantau melemah setelah perseroan mengumumkan penutupan lini bisnis marketplace. Nantinya, perusahaan yang melantai pada Agustus 2021 hanya akan berjualan pulsa. Lantas bagaimana prospek sahamnya?

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terpantau melemah setelah perseroan mengumumkan penutupan lini bisnis marketplace. Nantinya, perusahaan yang melantai pada Agustus 2021 hanya akan berjualan pulsa. Lantas bagaimana prospek sahamnya? 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham BUKA hingga sesi pertama perdagangan Rabu, 8 Januari 2025, diparkir melemag 4,10% ke level Rp117 per saham. Sementara itu, sejak awal tahun ini saham emiten marketplace yang berlogo warna merah telah terdepresiasi 6,40%.

Sementara itu, analis Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer dan Jennifer Audrey Harjono tetap merekomendasikan beli saham BUKA dengan target harga yang lumayan yaitu Rp184 per saham. Target tersebut dipertimbangkan atas dasar emiten ini masih memiliki kas jumbo.

"Perusahaan bertujuan untuk fokus pada platform Mitra, gaming, dan produk virtual, sambil menjajaki peluang bisnis baru yang dapat memanfaatkan cadangan kasnya yang signifikan. Kami memperkirakan biaya terkait penutupan marketplace akan terus membebani pendapatan pada kuartal pertama 2025,” jelas mereka dalam riset yang dirilis pada Rabu, 8 Januari 2025.

Asal tahu saja, berdasarkan laporan kinerja keuangan hingga akhir September 2024, Bukalapak masih menggenggam kas sebesar Rp11,36 triliun. Namun, angka ini turun dari Rp19,17 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, kinerja keuangan Bukalapak menjelang penutupan e-commerce, tepatnya kuartal III-2024, juga menunjukkan penurunan. Pendapatan turun 15% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 21% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq) menjadi Rp987 miliar. 

Namun, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 23,04% yoy menjadi Rp545,97 miliar. Namun, rugi usaha naik 2,11% yoy dari Rp1,29 triliun menjadi Rp1,32 triliun.

Dalam pengumuman resminya, Selasa, 7 Januari 2025, Bukalapak menyatakan akan menjalani transformasi bisnis dengan menghentikan operasional penjualan produk fisik di marketplace. Fokus utama akan beralih ke produk virtual, seperti pulsa prabayar, paket data, token listrik, angsuran kredit, BPJS Kesehatan, dan pembayaran lainnya.

Manajemen menyadari bahwa perubahan ini berdampak pada usaha para Pelapak. Oleh karena itu, perusahaan telah menyiapkan panduan dan langkah-langkah untuk membantu mereka selama proses transisi.

Transformasi bisnis ini telah diumumkan sejak Oktober 2024, dengan rencana penutupan sejumlah lini dan anak usaha untuk menciptakan pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan. Proses ini ditargetkan selesai paling lambat kuartal II/2025.

Manajemen menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari fokus perusahaan terhadap pertumbuhan jangka panjang yang menguntungkan. Peninjauan ulang telah dilakukan untuk mengidentifikasi segmen usaha yang relevan dengan strategi jangka panjang.

Namun, sejak IPO, perusahaan menghadapi perubahan substansial, termasuk dinamika persaingan yang ketat dan peningkatan biaya operasional. Hal ini tidak sejalan dengan strategi jangka panjang Bukalapak untuk mencapai profitabilitas.

“Kami telah meninjau kembali prospek sejumlah segmen usaha dan memutuskan restrukturisasi untuk mencapai tujuan strategis. Kerugian dan tantangan industri selama tiga tahun terakhir mendorong kami untuk mengambil langkah ini,” tulis manajemen.