Arus Net Sell Asing BBRI Deras, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?
- Data perdagangan 20 hari terakhir, net sell asing terhadap saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai level Rp10,5 triliun. Angka ini jauh melampaui jumlah net sell asing TLKM dan BMRI.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada perdagangan Selasa, 7 Mei 2024, terpantau menjadi saham paling banyak diobral oleh investor asing tatkala Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan pelemahan 0,17% ke level 7.123,61.
Berdasarkan data RTI Business, investor asing tercatat melakukan transaksi net sell terhadap emiten perbankan BBRI sebanyak Rp500,7 miliar. Sebelumnya, pada perdagangan Senin, 6 Mei 2024, net sell asing bank plat merah ini mencapai Rp1,07 triliun.
Jika merujuk data perdagangan 20 hari terakhir, net sell asing terhadap BBRI mencapai level Rp10,5 triliun. Angka ini jauh melampaui jumlah net sell asing PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), yang masing-masing mencatat transaksi jual bersih asing sebesar Rp3,8 triliun dan Rp2,6 triliun.
- Otoria IKN Apresiasi Pupuk Kaltim Guna Tekan Emisi Gas di IKN
- Prediksi Harga Tiket Konser Super Junior di Jakarta 14 September 2024
- Perluas Akseptasi Perbankan Syariah Kepada Masyarakat, Bank BJB Syariah Jadi Anggota Link
Dari sisi pergerakan saham, nilai emiten BBRI pada perdagangan kemarin ditutup melemah 2,51% ke level Rp4.670 per saham. Adapun nilai transaksi saham ini mencapai Rp1,43 triliun usai 304,1 miliar saham ditransaksikan dan frekuensi saham tembus 91.728 kali.
Asal tahu saja, harga saham BBRI sempat menyentuh level Rp4.780 per saham yang merupakan level tertinggi sepanjang hari kemarin. Namun, jika merujuk perdagangan satu minggu terakhir saham ini telah tertekan 5,47%.
Begitu juga secara year-to-date/ytd) saham BBRI berbalik tertekan sekitar 18,43% usai perseroan mengucurkan dividen final tahun buku 2023. Pertanyaannya, bagaimana prospek dan rekomendasi saham bank plat merah itu?
Mayoritas analis, sesuai konsensus Bloomberg, optimis terhadap saham BBRI. Dari 34 analis, semuanya merekomendasikan pembelian tanpa satupun merekomendasikan menahan atau menjual. Adapun target harga untuk 12 bulan mendatang berada di level Rp6.325 per saham.
JP Morgan telah meningkatkan peringkat atau rekomendasi saham BBRI menjadi "Overweight" dari sebelumnya "Neutral". Ini mencerminkan keyakinan tinggi analis bahwa saham BBRI memiliki potensi untuk melampaui kinerja pasar secara keseluruhan atau saham sejenis dalam industri tersebut.
Dalam perkembangan terbaru, Satria Sambijantoro, Analis Bahana Sekuritas, merekomendasikan pembelian dengan target harga Rp6.770 per saham. Sementara itu, Erni Marsella Siahaan, Analis Ciptadana Sekuritas, juga merekomendasikan pembelian dengan target harga Rp7.000 per saham.
Kinerja BBRI Kuartal I-2024
Secara konsolidasi, BBRI telah membukukan laba bersih periode berjalan Rp15,98 triliun, tumbuh 2,69% secara tahunan sepanjang kuartal I-2024 dari setahun sebelumnya sebesar Rp15,56 triliun.
Mengutip laporan keuangan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp35,95 triliun, naik 9,68% secara tahunan dari setahun sebelumnya Rp32,78 triliun.
Kemudian, penyaluran kredit BBRI yang tercatat sebesar Rp1.308,65 triliun, tumbuh 10,89% yoy pada periode Maret 2024. Dari jumlah tersebut, kredit UMKM tercatat sebesar Rp1.089,41 triliun, atau menyumbang komposisi sebesar 83,28%.
Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 3,27% dan NPL net sebesar 1% per Maret 2024. BBRI juga mencatatkan NPL coverage sebesar 214,26%.
Pada penghimpunan dana, BBRI berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga sebesar Rp1.416,21 triliun, tumbuh 12,8% yoy. Dengan jumlah dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sebesar Rp873,3 triliun atau menyumbang orsi sebesar 61,67%.