AS dan Inggris Beda Pendapat Soal Serangan Balik Ukraina
- Amerika dan Inggris, sebagai dua pendukung utama Ukraina memiliki pendapat berbeda tentang kemungkinan serangan balik yang sedang direncanakan Kyiv.
Dunia
WASHINGTON- Amerika dan Inggris, sebagai dua pendukung utama Ukraina memiliki pendapat berbeda tentang kemungkinan serangan balik yang sedang direncanakan Kyiv.
Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken mengatakan Ukraina saat ini memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk merebut kembali wilayah melalui serangan balasan.
Ukraina menurut Blinken telah sudah siap . Ukraina juga memiliki yang mereka butuhkan untuk berhasil merebut kembali wilayahnya.
Hal itu disampaikan Blinken saat konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly Selasa 9 Mei 2023.
Dia menambahkan bukan hanya senjata yang telah dimiliki Ukraina. Hal yang juga penting adalah pasukan Kyiv telah mendapatkan pelatihan yang memadahi. Ini memastikan Ukraina dapat mempertahankan sistem yang diberikan sekutu. “Dan yang penting mereka memiliki rencana yang tepat,” katanya dikutip dari Sky News
Namun James Cleverly pada saat bersamaan mengatakan hal berbeda. Dia mengakui Ukraina telah menunjukkan keberanian dan perlawanan besar sejak invasi Rusia dimulai. Namun dia tidak yakin serangan akan memberikan dorongan besar pada perang.
Dia menamabhkan orang tidak bisa mengharapkan serangan balasan seperti film dari Kyiv.“Dunia nyata tidak bekerja seperti itu,” kata Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly.
Cleverly mengharapkan Ukraina akan melakukannya dengan sangat. Karena setiap kali melihat Ukraina, dia melihat mereka telah mengungguli harapan. Tetapi sekali lagi semua pihak harus realistis.
Pernyataan kedua diplomat papan atas ini muncul saat Amerika kembali meluncurkan paket bantuan militer baru senilai US$1,2 miliar untuk Ukraina. Bantuan mencakup sistem pertahanan udara tambahan dan peluru artileri. Kyiv juga akan mendapatkan drone, rudal serta radar pertahanan udara Barat yang bisa diintegrasikan dengan sistem pertahanan asli Ukraina.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan persenjataan akan membantu Ukraina mempertahankan wilayahnya dan menghalangi agresi Rusia dalam jangka panjang. Pengiriman senjata dan sistem tergantung pada ketersediaan dan waktu produksinya.
Sedangkan Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan dengan hati-hati untuk serangan balasan baru. Dia mengakui serangan itu sangat penting dan harus menunjukkan keberhasilan.
Prigozhin Kembali Mengomel
Di bagian lain pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin kembali melancarkan omelan baru terhadap kementerian pertahanan Rusia. Dia menuduh brigade Rusia yang bertempur di Bakhmut meninggalkan posisi mereka.
Dia menyebut salah satu unit kementerian pertahanan melarikan diri dari salah satu sayap. Meninggalkan posisi dengan lebar hampir dua kilometer dan kedalaman 500 meter. Padahal menurut Prigozhin Wagner kehilangan sekitar 500 personelnya untuk merebut wilayah tersebut.
Padahal dia mengaku telah ada sebuah perintah tempur rupanya yang menyatakan jika dia dan anak buahnya akan dianggap sebagai pengkhianat jika mereka meninggalkan posisi mereka di kota Bakhmut yang terkepung.
Di sisi lain pasukannya tidak menerima amunisi yang mereka butuhkan. Dan jika tidak ada amunisi maka mereka tetap akan meninggalkan posisi sekarang ini. Dia melanjutkan telah meminta 7.200 unit peralatan militer untuk 10 hari. Tetapi hanya diberi 1.600 unit.
Dia menyampaikan protes terbarunya dalam pesan video yang bertepatan dengan peringataan Hari Kemenangan Rusia 9 Mei.
Sebelumnya Prigozhin mengancam akan menarik mundur pasukannya dari Bakhmut pada 10 Mei. Jika pasokan amunisi tidak diberikan. Beberapa hari kemudian dia mengatakan permintaannya itu dituruti hingga ancaman untuk mundur tidak dijalankan.