AS dan NATO Akhirnya Mengakui Pasukan Korut Ada di Rusia
- Jika mereka adalah pihak yang berperang bersama, jika niat mereka adalah untuk berpartisipasi dalam perang ini atas nama Rusia, itu adalah masalah yang sangat serius.
Dunia
JAKARTA- Setelah seminggu mengatakan tidak memiliki bukti adanya pasukan Korea Utara (Korut) di Rusia, para pejabat Amerika dan NATO kini secara resmi mengatakan Pyongyang memang telah mengerahkan sejumlah besar tentara untuk perang di Ukraina.
Seorang pejabat senior pemerintahan Joe Biden kepada the War Zone mengatakan mereka tahu ribuan pasukan Korea Utara saat ini berada di Rusia untuk dilatih. Tetapi Amerika belum tahu apa misi pasukan Korea Utara tersebut. Termasuk apakah mereka pada akhirnya akan benar-benar bertempur di Ukraina.
Pejabat itu menambahkan jika akhirnya pasukan Korea Utara bertempur, itu menandakan meningkatnya keputusasaan Presiden Putin dalam perangnya melawan Ukraina. Rusia dia sebut menderita korban yang luar biasa di medan perang setiap hari. Jika Rusia perlu meminta bantuan Korea Utara untuk mendapatkan tenaga kerja, itu tidak menunjukkan kekuatan Rusia. Tetapi pertanda keputusasaan di pihak Kremlin.
- Menperin Beri Sinyal Insentif Motor Listrik Lenyap Pada 2025
- Sejarah Sritex, Perusahaan Tekstil Legendaris yang Dinyatakan Pailit
- Tuntut Upah Naik 10 Persen, Buruh Ancam Mogok Nasional
Di Roma Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga menyampaikan wawasan serupa. Dia mengakui sekarang telah melihat bukti bahwa ada pasukan Korea Utara yang telah pergi ke Rusia. Namun Pentagon belum memastikan berapa banyak dan apa yang akan mereka lakukan. Austin mengatakan Amerika Serikat masih berusaha memastikan tentang maksud pengerahan pasukan Korea Utara.
“Jika mereka adalah pihak yang berperang bersama, jika niat mereka adalah untuk berpartisipasi dalam perang ini atas nama Rusia, itu adalah masalah yang sangat serius. Itu akan berdampak, tidak hanya di Eropa. Tetapi juga akan berdampak di Indo-Pasifik,” katanya dikutip dari Reuters Kamis 24 Oktober 2024.
NATO Aktif Konsultasi
Di Brussels juru bicara NATO Farah Dakhlallah juga mencatat kehadiran pasukan Korea Utara di Rusia. NATO juga mencatat jika pasukan ini ditakdirkan untuk bertempur di Ukraina, itu akan menandai peningkatan signifikan dalam dukungan Korea Utara terhadap invasi Rusia. Dan tanda lain dari kerugian signifikan Rusia di garis depan.
NATO secara aktif berkonsultasi dengan aliansi terkait masalah ini. ”Dewan Atlantik Utara akan menerima pengarahan dari Korea Selatan. Dan segera membahas masalah ini lebih lanjut,” katanya.
Sebelumnya Ukraina dan Korea Selatan telah memastikan keberadaan pasukan Korea Utara di Rusia. Kepala badan intelijen pertahanan Ukraina atau GUR Letnan Jenderal Kyrylo Budanov memperkirakan pasukan Korea Utara akan segera masuk medan perang.
- Mengenal Widiyanti Putri Wardhana, Calon Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Era Prabowo
- 20 Tips Meningkatkan Traffic Website Secara Efektif
- Terlihat Gahar, Inilah Spesifikasi Mobil MV3 Garuda yang Digunakan Presiden Prabowo
Budanov menyebut ada hampir 12.000 tentara Korea Utara telah di Rusia. Sementara pejabat intelijen Korea Selatan mengatakan ada sekitar 3.000 saat ini. Total 10.000 personel diharapkan akan dikirim. Dari jumlah itu ekitar 1.500 adalah pasukan operasi khusus elit.
Seoul menyebut setelah gelombang pertama tiba di Rusia pada 8-13 Oktober, 1.500 tentara tambahan telah dikirim ke sana. Pasukan tersebut belum tiba di garis depan dan masih ditempatkan di fasilitas militer di Rusia. Badan intelijen Korea Selatan atau NIS menyebut seorang tentara Korea Utara menerima gaji sekitar US$2.000 setiap bulan untuk tugasnya di Rusia. Ini sekitar Rp31 juta dengan kurs Rp15.600.
NIS menyebut para instruktur Rusia yakin tentara Korea Utara bugar secara fisik dan mental. Tetapi mereka kurang memahami peperangan modern seperti serangan pesawat tanpa awak. Mereka juga memperkirakan akan ada banyak korban di pihak Korea Utara.
Budanov di bagian lain mengatakan pengiriman pasukan ini bukan karena kebaikan hati Kim Jong-un. Ini dilakukan karena Moskow memberinya teknologi senjata nuklir sebagai balasannya. Budanov menggambarkan ketentuan rahasia perjanjian tersebut sebagai imbalan. Uang tunai dan pengetahuan Rusia sebagai imbalan atas manusia dan rudal Korea. Rusia membantu Korea Utara menghindari sanksi dan memperkuat kemampuan nuklirnya.
Para pejabat di Gedung Putih, Pentagon, dan NATO belum mengatakan bagaimana mereka akan menanggapi jika pasukan Korea Utara terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Ukraina. Sebelumnya para pejabat Amerika, diplomat Asia Timur, dan staf kongres mengatakan tidak banyak yang dapat dilakukan Amerika untuk menghentikan Korea Utara mengirim pasukan ke Rusia.
Mereka mengakui bahwa Washington tidak membuat kemajuan sedikit pun dalam memperlambat program senjata nuklir dan rudal balistik nakal Korea Utara. Dan jika tidak dapat melakukannya, maka Washington hanya dapat melakukan sedikit hal untuk menghentikan pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia.