Presiden AS Joe Biden (Reuters/Leah Millis)
Dunia

AS Dorong Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut

  • Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berharap gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas dapat berlanjut selama para sandera dibebaskan. Ini setelah kelompok militan itu membebaskan 17 orang lagi, termasuk seorang gadis Israel-Amerika berusia 4 tahun.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berharap gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas dapat berlanjut selama para sandera dibebaskan. Ini setelah kelompok militan itu membebaskan 17 orang lagi, termasuk seorang gadis Israel-Amerika berusia 4 tahun.

Hamas mengatakan ingin memperpanjang jeda dalam pertempuran, yang akan memasuki hari keempat dan hari terakhir yang disepakati pada hari Senin, 27 November 2023. Hal itu jika upaya serius dilakukan untuk meningkatkan jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel.

Tiga puluh sembilan remaja tahanan Palestina dibebaskan oleh Israel pada Minggu, 26 November 2023, sehingga total tahanan yang dibebaskan sejak gencatan senjata dimulai menjadi 117.

Hamas mengatakan telah menyerahkan 13 warga Israel, tiga warga Thailand dan satu dengan kewarganegaraan Rusia. Komite Palang Merah Internasional mengonfirmasi telah berhasil memindahkan mereka dari Gaza pada hari Minggu.

Biden mengatakan sandera berusia 4 tahun, Abigail Eden, telah menyaksikan orang tuanya dibunuh oleh pejuang Hamas selama serangan mereka ke Israel pada 7 Oktober dan telah ditahan sejak saat itu. “Apa yang dia alami tidak terpikirkan,” kata Biden pada konferensi pers di AS, dikutip dari Reuters, Senin, 27 November 2023.

“Abigail sedang dalam perjalanan ke rumah sakit untuk pemeriksaan,” kata Channel 13 Israel. Kakeknya, Carmel Egan, mengaku sangat tidak percaya dia telah dikembalikan, berterima kasih kepada Biden atas semua bantuan yang dia tawarkan kepada kami.

Gencatan senjata empat hari yang disepakati pekan lalu adalah penghentian pertama pertempuran dalam tujuh minggu sejak Hamas membunuh 1.200 orang dan membawa sekitar 240 sandera kembali ke Gaza.

“Menanggapi serangan itu, Israel telah membombardir daerah itu dan melancarkan serangan darat di utara. Sekitar 14.800 warga Palestina telah tewas,” ujar otoritas kesehatan Gaza, dan ratusan ribu mengungsi.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan pada Minggu, bahwa ia berbicara dengan Biden mengenai pembebasan sandera. Dia menyambut baik perpanjangan gencatan senjata sementara jika itu berarti setiap hari tambahan 10 tawanan akan dibebaskan.

Namun, Netanyahu mengatakan dia juga memberi tahu Biden bahwa, pada akhir gencatan senjata. “Kami akan kembali dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan kami yaitu penghapusan Hamas, memastikan Gaza tidak kembali seperti semula dan tentu saja pembebasan semua sandera kami.”

Menurut kantor berita Palestina WAFA, warga Palestina menyambut para tahanan yang dibebaskan dengan gembira di Ramallah.

Omar Abdullah Al Hajj, 17 tahun, salah satu tahanan yang dibebaskan Minggu, mengatakan dia tidak mengetahui apa yang terjadi di dunia luar.

“Saya tidak percaya saya bebas sekarang, tetapi kegembiraan saya tidak lengkap karena kami masih memiliki saudara-saudara kami yang tetap di penjara, dan kemudian ada semua berita tentang Gaza yang harus saya pelajari sekarang,” katanya pada Reuters.

Kesepakatan Rapuh

Pembebasan sandera Minggu menyusul pembebasan 13 warga Israel pada hari Sabtu, enam di antaranya perempuan dan tujuh di antaranya remaja atau anak-anak. Hamas membebaskan 24 sandera pada Jumat, 24 November 2023, hari pertama gencatan senjata.

Sebuah sumber Palestina mengatakan hingga 100 sandera pada akhirnya bisa dibebaskan. Qatar, Mesir, dan AS mendesak agar gencatan senjata diperpanjang setelah Senin, tetapi tidak jelas apakah itu akan terjadi. Bentrokan dan tudingan telah mengancam akan merusak kesepakatan yang ada.

Pembunuhan seorang petani Palestina di Jalur Gaza tengah sebelumnya menambah kekhawatiran tersebut. Petani itu tewas ketika menjadi sasaran pasukan Israel di sebelah timur kamp pengungsi Maghazi Gaza, kata Bulan Sabit Merah Palestina.

“Kekerasan juga berkobar di Tepi Barat, di mana pasukan Israel membunuh tujuh warga Palestina, termasuk dua anak di bawah umur dan setidaknya satu pria bersenjata, Sabtu malam dan Minggu pagi,” kata petugas medis dan sumber setempat.