Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Linda Thomas-Greenfield memberikan hak veto atas resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza (Reuters/Mike Segar)
Dunia

AS Kembali Memveto Resolusi PBB Terkait Genjatan Senjata Israel-Hamas

  • Amerika Serikat pada hari Selasa kembali memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perang Israel-Hamas, menghalangi permintaan untuk gencatan senjata kemanusiaan segera karena malah mendorong badan beranggotakan 15 negara itu untuk menyerukan gencatan senjata sementara terkait dengan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Amerika Serikat pada kembali memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perang Israel-Hamas. 

Langkah ini menghalangi permintaan untuk gencatan senjata kemanusiaan segera karena malah mendorong badan beranggotakan 15 negara itu untuk menyerukan gencatan senjata sementara terkait dengan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Tiga belas anggota dewan memberikan suara mendukung teks rancangan Aljazair, sementara Inggris abstain. Itu adalah veto AS ketiga dari rancangan resolusi sejak dimulainya pertempuran saat ini pada 7 Oktober. Washington juga telah menggunakan hak vetonya untuk memblokir amandemen rancangan resolusi pada bulan Desember.

“Pemungutan suara yang mendukung rancangan resolusi ini adalah dukungan terhadap hak hidup warga Palestina. Sebaliknya, pemungutan suara menentangnya menyiratkan pengesahan atas kekerasan brutal dan hukuman kolektif yang dijatuhkan kepada mereka,” ungkap Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, kepada dewan sebelum pemungutan suara Selasa 20 Februari 2024 waktu Amerika.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield, memberi isyarat pada Sabtu, AS akan memveto rancangan resolusi tersebut karena kekhawatiran hal itu dapat membahayakan pembicaraan antara AS, Mesir, Israel, dan Qatar yang berupaya menengahi jeda dalam perang dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.

“Menuntut gencatan senjata segera tanpa syarat tanpa kesepakatan yang mengharuskan Hamas membebaskan para sandera tidak akan menghasilkan perdamaian yang tahan lama. Sebaliknya, itu bisa memperpanjang pertempuran antara Hamas dan Israel,” kata Thomas-Greenfield kepada dewan sebelum pemungutan suara.

Resolusi rancangan Aljazair yang diveto oleh AS tidak mengaitkan gencatan senjata dengan pembebasan sandera. Ini secara terpisah menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera dan pembebasan segera dan tanpa syarat dari semua sandera.

“Penolakan ini memberikan pesan kepada Israel bahwa mereka bisa terus melakukan pembunuhan tanpa hukuman,” kata utusan PBB Palestina Riyad Mansour kepada dewan.

Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengatakan kata gencatan senjata disebut-sebut seolah-olah itu adalah peluru perak, solusi ajaib untuk semua masalah di wilayah ini.

“Gencatan senjata hanya mencapai satu hal—bertahan hidupnya Hamas,” kata Erdan kepada dewan. “Gencatan senjata adalah hukuman mati bagi banyak warga Israel dan warga Gaza.”

Genjatan Senjata Sementara

Amerika telah mengusulkan rancangan resolusi saingan yang menyerukan gencatan senjata sementara dalam perang Israel-Hamas dan menentang serangan darat besar-besaran oleh sekutunya Israel di Rafah, menurut teks yang dilihat oleh Reuters pada Senin, 19, Februari 2024.

Dikatakan pihaknya berencana untuk memberikan waktu untuk negosiasi dan tidak akan terburu-buru untuk memberikan suara.

Hingga saat ini, Washington menolak kata gencatan senjata dalam setiap tindakan PBB terhadap perang Israel-Hamas, tetapi teks AS menggemakan bahasa yang Presiden Joe Biden katakan dia gunakan minggu lalu dalam percakapan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Rancangan resolusi AS akan melihat Dewan Keamanan menggarisbawahi dukungannya untuk gencatan senjata sementara di Gaza sesegera mungkin, berdasarkan formula pembebasan semua sandera, dan seruan untuk mencabut semua hambatan dalam penyediaan bantuan kemanusiaan dalam skala besar.

Sejak 7 Oktober, ini adalah kali kedua Washington mengusulkan resolusi Dewan Keamanan tentang Gaza. Rusia dan China memveto upaya pertamanya pada akhir Oktober.

Tradisionalnya, Washington melindungi Israel dari tindakan PBB. Namun, Washington juga telah abstain dua kali, memungkinkan dewan mengadopsi resolusi yang bertujuan untuk meningkatkan bantuan kepada Gaza dan meminta jeda perang yang diperpanjang.

Perang dimulai ketika para pejuang dari kelompok Hamas yang menguasai Gaza menyerang Israel pada 7 Oktober. Serangan menewaskan 1.200 orang dan menangkap 253 sandera. 

Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan militer terhadap Gaza yang otoritas kesehatan mengatakan telah membunuh hampir 29.000 warga Palestina dengan ribuan jenazah lainnya yang ditakuti hilang di tengah reruntuhan.

Pada Desember, lebih dari tiga perempat dari 193 anggota Majelis Umum PBB memilih untuk menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera. Resolusi Majelis Umum tidak mengikat tetapi memiliki bobot politik, mencerminkan pandangan global tentang perang.