AS Kembali Minta Israel Tunda Reformasi Sistem Peradilan
- AS tampak khawatir dengan stabilitas negara sekutunya itu menyusul gelombang protees besar-besaran atas wacana reformasi sistem peradilan tersebut.
Dunia
JAKARTA—Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mendesak Israel menunda proses reformasi sistem peradilan mereka. Hal itu setelah meletusnya sejumlah kerusuhan yang terjadi beberapa bulan belakangan di Israel.
Menurut Biden, pemerintah Israel tidak realistis untuk memaksakan reformasi peradilan. “Fokusnya seharusnya menyatukan rakyat dan menemukan konsensus," ujar Biden dalam pernyataan resmi, dikutip AFP, Senin 24 Juli 2023.
Ini bukan kali pertama Negeri Paman Sam mendesak Israel untuk mempertimbangkan rencana perombakan sistem peradilan. AS tampak khawatir dengan stabilitas negara sekutunya itu menyusul gelombang protees besar-besaran atas wacana reformasi sistem peradilan tersebut. “Dari sudut pandang teman Israel di Amerika Serikat, usulan reformasi peradilan sekarang ini semakin memicu perpecahan,” ujar Biden.
Sang Presiden mengingatkan Israel ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diagendakan kembali mengajukan reformasi sistem peradilan lewat pemungutan suara di parlemen Israel awal pekan ini. Biden mengaku heran Netanyahu tetap berkeras dengan ide tersebut meski Israel kini berada di ambang perang saudara.
- Reruntuhan Kapal Perang Inggris Era Perang Dunia II Ditemukan di Laut Celtic
- Naik Drastis, Ekspor Album K-Pop Capai Rp2 Triliun
- Gandeng Jepang, RS Dharmais Kembangkan Penyembuhan Kanker Paling Efektif
Pangkas Wewenang MA
Sebagai informasi, reformasi sistem peradilan ala Netanyahu akan memangkas wewenang Mahkamah Agung (MA) serta memberikan kekuasaan lebih pada politikus. Netanyahu cs. beralasan MA kini tak lagi mewakili kepentingan rakyat. Namun sebagian warga lain menolak amendemen tersebut lantaran dinilaai bakal mencoreng demokrasi Israel.
Isu perang saudara sendiri sudah mengemuka sejak awal tahun ini. Perlawanan menguat ketika pemerintah ngotot meloloskan undang-undang untuk merombak sistem peradilan. Massa pendukung dan penolak rencana pemerintah yang bertemu di lapangan kerap memicu konflik dan kerusuhan.
Netanyahu sendiri beberapa waktu lalu mengakui negaranya sudah di ambang perang saudara. Dia kemudian memutuskan menunda pembahasan reformasi sistem peradilan tersebut. Meski demikian, Netanyahu menegaskan reformasi bakal tetap dilaksanakan demi memulihkan keseimbangan yang hilang di pemerintahan Israel.