AS Kirim Paket Bantuan Senjata Kejutan US$300 Juta ke Ukraina Ukraina
- Senjata yang dikirim diperkirakan hanya akan cukup untuk dua minggu pertempuran.
Dunia
WASHINGTON-Gedung Putih mengumumkan gelombang pertama bantuan militer untuk Ukraina tahun ini. Lebih dari tiga bulan setelah kehabisan uang untuk mengganti senjata yang dikirimkannya.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan, Amerika akan menggunakan penghematan sebesar US$300 juta atau sekitar Rp 4,7 triliun (kurs Rp15.550) yang diperolehnya saat membeli pasokan untuk Kyiv.
Paket tersebut akan mendanai amunisi, rudal antipesawat, senjata antitank, dan peluru artileri, termasuk untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi atau HIMARS.
“Amunisi ini akan membuat senjata Ukraina tetap menyala untuk jangka waktu tertentu, namun hanya untuk jangka waktu singkat,” kata Sullivan dalam sebuah pengarahan Selasa 12 Maret 2024.
- Gunakan REC PLN, Katoda Tembaga Freeport Jadi Produk Hijau Berdaya Saing Tinggi
- Mobil Listrik Xiaomi Bakal Resmi dirilis 28 Maret
- Integrasi Tol Japek-MBZ Pangkas 60 Persen Waktu Perjalanan
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menggunakan sisa uangnya untuk mengganti apa yang dikirimkannya ke Ukraina menjelang akhir tahun lalu. Dan sejak itu sedang mencari cara untuk mendukung upaya perang. Hal ini termasuk meminta negara-negara lain untuk mentransfer senjata ke Kyiv yang kemudian digantikan oleh Washington.
Selain itu juga, mengalihkan rute senjata yang disita dari penyelundup Iran, dan bahkan mungkin menggunakan sisa wewenang yang tersisa sebesar US$4 miliar untuk mempersenjatai Ukraina.
Opsi terakhir ini akan menguras persediaan Amerika karena tidak ada lagi uang yang tersisa untuk mengisinya kembali. Salah satu pejabat yang memberi pengarahan kepada wartawan mengatakan hal ini tidak sedang dipertimbangkan saat ini. “Kami tidak mempertimbangkan paket penarikan lebih lanjut saat ini,” kata pejabat tersebut.
Pemberian kompensasi oleh Pentagon untuk bantuan ini dalam beberapa hal merupakan pertanda situasi di Ukraina. Sejak musim gugur tahun lalu, pemerintah Amerika telah meminta Kongres memberikan suntikan dana dalam jumlah besar untuk mendukung Ukraina, Israel, dan mitra-mitranya di kawasan Pasifik.
Senat meloloskan versi RUU itu awal tahun ini. Namun Kongres belum, dan tidak akan mempertimbangkan versinya sendiri sampai RUU pengeluaran tahunan yang telah lama tertunda disahkan.
Sullivan mengatakan bantuan sebesar US$300 juta cukup kecil. Bahkan kemungkinan senjata yang dikirim hanya akan cukup untuk dua minggu pertempuran.
Penghematan
Pentagon telah menemukan penghematan semacam ini sebelumnya. Menurut dua pejabat pertahanan Amerika yang dikutip Defense News, sekitar 6% dari seluruh uang yang disetujui Kongres untuk Ukraina dalam dua tahun terakhir akhirnya dikembalikan. “Kami tentu saja tidak bisa mengandalkan ini sebagai cara berbisnis,” kata pejabat itu.
- IHSG Kembali Koreksi, Saham ACES, BRIS, PTBA dan TOBA Menarik Disimak
- Prospek Saham Antam (ANTM) Kala Penjualan Emas Digenjot Naik 43 Persen
- Tom Jones Konser di Jakarta 8 Maret, Tiket Masih Tersedia!
Sebagai contoh penghematan disebutkan dua set senjata amunisi 25mm dan Kendaraan Taktis Ringan. Dari dua alat ini Pentagon dapat membelinya dengan harga menurunkan biaya per unit dan menghemat uang. Atau menegosiasikan biaya yang lebih rendah dengan perusahaan yang menjualnya.
Meskipun demikian, Pentagon memiliki dana yang jauh lebih besar yaitu US$10 miliar untuk senjata lain yang diberikan kepada Kyiv dalam dua tahun terakhir. Label harga tersebut adalah hasil dari Pentagon yang meremehkan berapa biaya yang diperlukan untuk mengganti apa yang disumbangkannya ke Ukraina.
Ketika invasi Rusia dimulai pada Februari 2022, Amerika tidak tahu seberapa mahal biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli senjata versi baru yang dikirimkannya. Ini menjadikan asumsi penggantian akan memakan biaya 10% lebih mahal. Pada paruh kedua tahun lalu, kata pejabat itu, Pentagon memiliki data yang lebih baik dan menyadari bahwa kenaikannya mendekati 20%.