AS Larang Bank Irak Bertransaksi dengan Dolar
- Larangan tersebut diberlakukan Departemen Keuangan dan Federal Reserve Bank of New York sebagai bagian dari tindakan keras terhadap aliran uang dalam bentuk dolar AS ke Iran.
Dunia
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) melarang 14 bank Irak melakukan transaksi dengan mata uang dolar AS. Larangan tersebut diberlakukan Departemen Keuangan dan Federal Reserve Bank of New York sebagai bagian dari tindakan keras terhadap aliran uang dalam bentuk dolar AS ke Iran.
Wall Street Journal melaporkan hal tersebut merujuk pernyataan sejumlah pejabat AS, dikutip dari Reuters, Jumat 21 Juli 2023. Dalam laporan tersebut, AS menemukan informasi bahwa bank-bank Irak terlibat pencucian uang dan transaksi penipuan.
Beberapa di antaranya melibatkan individu-individu yang telah dikenai sanksi. Hal ini dan menimbulkan kekhawatiran bahwa Iran dapat diuntungkan dari transaksi-transaksi tersebut.
- Lindungi UMKM dari Project S, Menkominfo Budi Arie Siap Bentuk Satgas Percepatan
- Revitalisasi Sentra IKM di Bangka, Kemenperin Genjot Ekspor Lada Putih
- Colliers Proyesikan Apartemen TOD Bakal Laris Manis Berkat LRT
Seorang pejabat senior AS menyatakan mereka memiliki alasan kuat untuk mencurigai bahwa setidaknya sebagian dana yang dicuci bisa berakhir untuk memberikan manfaat kepada individu yang ditunjuk atau individu yang dapat ditunjuk. “Dan tentu saja, risiko sanksi utama di Irak terkait dengan Iran," ujarnya.
Bank-bank yang menjadi target utama sebagian besar adalah institusi kecil, bahkan jika dibandingkan dengan standar Irak. Beberapa dari bank-bank ini memiliki hubungan dengan tokoh berpengaruh di Irak, dikenal karena keterkaitan keuangan dengan Iran, atau terlibat dalam transaksi dolar secara besar-besaran.
Pemerintah Irak Masih Diam
Beberapa bank yang termasuk dalam daftar AS adalah Al Mustashar Islamic Bank, Erbil Bank, World Islamic Bank, dan Zain Iraq Islamic Bank. Asosiasi bank swasta Irak tidak segera merespons permintaan untuk memberikan komentar.
Pemerintah Irak, Departemen Keuangan Amerika Serikat, dan Federal Reserve Bank of New York juga belum merespons hal tersebut. Iran telah kesulitan mengakses miliaran dolar aset di beberapa negara akibat sanksi Negeri Paman Sam.
AS menegaskan bahwa negara kaya minyak dan produsen terbesar kedua di OPEC seperti Irak harus bergerak menuju swasembada. Washington telah menekan Irak untuk menghentikan aliran dolar ke negara tetangganya, Iran.