AMD-7nm-Vega-GPU.jpg
Tekno

AS Perketat Cengkeramannya pada Aliran Chip AI di Seluruh Dunia

  • Peraturan tersebut membatasi upaya empat tahun pemerintahan Biden untuk menghambat akses China ke cip canggih.

Tekno

Amirudin Zuhri

WASHINGTON- Pemerintah Amerika mengatakan akan lebih membatasi ekspor chip dan teknologi kecerdasan buatan. Langkah ini untuk mempertahankan kekuatan komputasi canggih di Amerika dan di antara sekutu-sekutunya sambil menemukan lebih banyak cara untuk memblokir akses China.

Peraturan baru tersebut akan membatasi jumlah chip AI yang dapat diekspor ke sebagian besar negara. Ini memungkinkan akses tak terbatas ke teknologi AI untuk sekutu terdekat, sekaligus mempertahankan pemblokiran ekspor ke China, Rusia, Iran, dan Korea Utara.

"Amerika sekarang memimpin AI - baik pengembangan AI maupun desain chip AI, dan sangat penting bagi kita untuk mempertahankannya seperti itu," kata Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo Senin 13 Januari 2025.

Peraturan tersebut membatasi upaya empat tahun pemerintahan Biden untuk menghambat akses China ke cip canggih. Teknologi yang dapat meningkatkan kemampuan militernya. Selain itu berupaya mempertahankan kepemimpinan AS dalam AI dengan menutup celah hukum dan menambahkan pagar pembatas baru untuk mengendalikan aliran cip dan pengembangan AI global.

Meskipun belum jelas bagaimana pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump akan memberlakukan peraturan baru tersebut, kedua pemerintahan memiliki pandangan yang sama tentang ancaman persaingan dari China. Peraturan tersebut akan mulai berlaku 120 hari sejak diterbitkan, sehingga memberikan waktu bagi pemerintahan Trump untuk mempertimbangkannya.

Batasan baru akan diberlakukan pada unit pemrosesan grafis atau  graphics processing unit (GPU) tingkat lanjut. Teknologi yang digunakan untuk memberi daya pada pusat data yang dibutuhkan untuk melatih model AI. Sebagian besar dibuat oleh Nvidia  yang berbasis di Santa Clara, California. Sementara Advanced Micro Devices  uga menjual chip AI. Nvidia dan AMD turun antara 2% dan 3% dalam perdagangan pra-pasar pada hari Senin.

Penyedia layanan cloud utama, seperti Microsoft, Google, dan Amazon akan dapat mencari otorisasi global untuk membangun pusat data. Bagian penting dari aturan baru yang akan membebaskan proyek mereka dari kuota negara untuk chip AI. 

Untuk mendapatkan cap persetujuan, perusahaan yang berwenang harus mematuhi persyaratan dan batasan yang ketat. Termasuk persyaratan keamanan, tuntutan pelaporan, dan rencana atau rekam jejak penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Hingga saat ini, pemerintahan Biden telah memberlakukan pembatasan besar-besaran terhadap akses China ke chip canggih dan peralatan untuk memproduksinya. Selain itu  memperbarui kontrol setiap tahun untuk memperketat pembatasan dan menangkap negara-negara yang berisiko mengalihkan teknologi ke China.

Nvidia Khawatir Ada Kelebihan

Karena aturan tersebut mengubah lanskap chip AI dan pusat data di seluruh dunia, suara-suara industri yang kuat mengkritik rencana tersebut bahkan sebelum diterbitkan.

Nvidia  menyebut peraturan tersebut sebagai tindakan yang sangat berlebihan. “Gedung Putih akan membatasi teknologi yang sudah tersedia di PC gaming arus utama dan perangkat keras konsumen,” kata perusahaan tersebut. 

Penyedia pusat data Oracle awal bulan ini mengatakan bahwa peraturan tersebut akan menyerahkan sebagian besar pasar AI dan GPU global kepada pesaing dari China.

Peraturan tersebut membagi dunia menjadi tiga tingkatan. Sekitar 18 negara, termasuk Jepang, Inggris, Korea Selatan, dan Belanda, pada dasarnya akan dikecualikan dari peraturan tersebut. Sekitar 120 negara lainnya, termasuk Singapura, Israel, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab akan menghadapi pembatasan. Dan negara-negara yang diembargo senjata seperti Rusia, Cina, dan Iran akan dilarang menerima teknologi tersebut sama sekali.