<p>Asa Edu Foundation bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) Peduli Bangsa meluncurkan aplikasi Palio.io bernama Indonesia Bisa yang dapat memberikan informasi mengenai sebaran risiko virus corona (COVID-19) di Indonesia. / Palio.io/LawanCOVID-19/</p>

Asa Edu dan ITB Kembangkan Teknologi Palio Pemantau COVID-19 Berbasis GPS

  • Asa Edu Foundation bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) Peduli Bangsa meluncurkan aplikasi Palio.io bernama Indonesia Bisa yang dapat memberikan informasi mengenai sebaran risiko virus corona (COVID-19) di Indonesia.

Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

Asa Edu Foundation bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) Peduli Bangsa meluncurkan aplikasi Palio.io bernama Indonesia Bisa yang dapat memberikan informasi mengenai sebaran risiko virus corona (COVID-19) di Indonesia.

“Aplikasi ini dikembangkan secara mandiri oleh sejumlah IT profesional sebagai bagian dari kontribusi mereka terhadap penanganan COVID-19,” ujar Aji Saka dari pihak Asa Edu Foundation ketika dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat, 3 April 2020.

Berdasarkan informasi yang dirilis dalam situs resminya, cara kerja aplikasi tersebut hampir mirip dengan Waze dan Google Map, yakni dengan cara memberikan informasi mengenai area tertentu melalui pergerakan pengguna lain di area tersebut. Dengan demikian, aplikasi tersebut akan semakin akurat sebaran informasinya jika penggunanya semakin banyak.

Aplikasi tersebut dapat diunduh melalui tautan https://palio.io/LawanCOVID-19/. Namun, pengguna harus memastikan bahwa ponselnya belum pernah di-root dan sudah berbasis Android minimal versi 6.0.

Untuk dapat melihat informasi sebaran COVID-19, pengguna harus mengaktifkan GPS dan mengisi self-assessment di aplikasi mengenai kondisi kesehatannya. Setelah itu, secara otomatis aplikasi akan menghitung tingkat risiko dan menentukan indikator berwarna hijau, kuning, atau merah.

Dengan demikian, pengguna dapat melihat sebaran risiko penggula lain dalam bentuk titik-titik warna di atas peta.

“Diharapkan pengguna dapat berhati-hati atau menghindari area yang banyak memuat titik-titik berwarna merah,” ungkap Aji.

Aplikasi tersebut, lanjutnya, akan menyimpan data pergerakan atau lokasi dari setiap pengguna selama 14 hari terakhir. Histori aplikasi juga akan menampilkan peringatan apabila pengguna pernah berdekatan dengan pengguna lain yang berisiko tinggi terinfeksi COVID-19.

Di samping itu, tersedia fitur chatbot yang dapat menjawab berbagai pertanyaan seputar COVID-19 dalam bahasa Indonesia. Layanan live streaming juga disediakan bagi pihak berwenang yang ingin menyampaikan informasi resmi kepada masyarakat.

Terakhir, pengguna tidak perlu khawatir dengan privasi mereka karena aplikasi tersebut tidak menyimpan nomor telepon, email, dan informasi pribadi lainnya. Kerahasiaan komunikasi data juga dijamin menggunakan mekanisme end-to-end encryption seperti halnya dalam aplikasi WhatsApp. (SKO)