Nasabah beraktifitas di salah satu kantor cabang BFI Finance di Tangerang Selatan, Senin, 29 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia.com
IKNB

Aset BFI Finance Tumbuh 20,8 Persen pada Kuartal III-2023

  • Pertumbuhan aset tersebut di antaranya digenjot oleh peningkatan kas dan setara kas sebesar 91%, piutang Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) yang melonjak 384%, serta aset tak berwujud yang naik 92%.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Pada kuartal III-2023, PT BFI Finance Tbk (BFIN) membukukan pertumbuhan aset hingga 20,8% ke angka Rp24,2 triliun dari Rp20 triliun yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan aset tersebut di antaranya digenjot oleh peningkatan kas dan setara kas sebesar 91%, piutang Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) yang melonjak 384%, serta aset tak berwujud yang naik 92%.

Sementara itu, pada periode kuartal III-2023, nilai pembiayaan baru BFIN mencapai Rp14,5 triliun, menunjukkan peningkatan sebesar 5,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Mayoritas pembiayaan baru sekitar 58,3% berasal dari pembiayaan berjaminan untuk kendaraan roda empat, yang merupakan bisnis inti perusahaan. 

Peningkatan ini turut mendorong total pembiayaan bersih dari Rp17,5 triliun menjadi Rp20,5 triliun, menunjukkan peningkatan sebesar 16,9% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Rasio pembiayaan bermasalah alias nonperforming financing (NPF) BFI Finance di bawah rata-rata industri. NPF bruto perusahaan pada September 2023 tercatat sebesar 2,02%, sementara NPF neto berada pada level 0,36%.

Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono, menyatakan, pihaknya cukup tangkas dalam menghadapi dinamika perkembangan kondisi eksternal dan internal perseroan. 

“Dengan adanya disrupsi operasional pada akhir semester pertama kemarin, kami mengetatkan penyaluran pembiayaan baru serta berbenah di segala lini, contohnya menjaga kualitas pembiayaan untuk mencapai level optimal serta peningkatan infrastruktur keamanan digital,” ujar Sudjono dikutip dari keterangan yang diterima TrenAsia, Rabu, 25 Oktober 2023.

Per-kuartal ketiga, net gearing ratio BFI Finance berada di level 1,2 kali, jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan oleh regulator untuk perusahaan pembiayaan, yakni sebesar 10 kali. Persentase Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) mencapai level 8,0% dan 17,1%, masing-masing.

Dari seluruh pencapaian ini, BFI Finance berhasil mencatat total pendapatan sebesar Rp4,8 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 23,9% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Laba bersih setelah pajak pada periode ini mencapai Rp1,2 triliun, mengalami penurunan sedikit dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai Rp1,3 triliun.

Portofolio produk BFI Finance masih didominasi oleh pembiayaan dengan agunan kendaraan bermotor (roda empat dan roda dua) sebesar 65,1%, diikuti oleh pembiayaan dengan jaminan invoice alat berat dan mesin sebesar 14,3%, pembiayaan dengan jaminan sertifikat rumah/ruko (property-backed financing) sebesar 4,2%, pembiayaan untuk pembelian kendaraan roda empat bekas dan baru dengan komposisi sebesar 12,8%, dan pembiayaan berbasis akad syariah dan produk lainnya yang menyumbang sebesar 3,6%.

BFI Finance juga telah menyediakan pembiayaan modal usaha untuk konsumen senilai Rp8,8 triliun, setara dengan 60,9% dari total pembiayaan baru sepanjang Januari hingga September. 

Sisa pembiayaan baru digunakan untuk pembiayaan multiguna (21,3%), pembiayaan investasi bagi konsumen pelaku usaha (15,8%), dan pembiayaan syariah (2,0%).

BFI Finance pun memperkenalkan pembiayaan untuk pembelian kendaraan roda dua listrik melalui kerja sama dengan beberapa merek terkemuka. Selain itu, berbagai inisiatif lainnya juga tengah dijalankan dan dalam tahap implementasi guna meningkatkan bisnis.