Nasional

Aset BUMN Dikerahkan Tangani Corona

  • Indonesia telah memiliki 44 laboratorium yang bisa digunakan untuk menguji virus. Puluhan laboratorium ini didirikan pascamewabahnya endemik virus Flu Burung pada 2009 silam.

Nasional
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjuk Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) dan Hotel Patra Comfort sebagai lokasi penanganan pasien terinfeksi virus corona.

Arya Sinulingga, Staf Khusus Kementerian BUMN merinci kapasitas yang dimiliki RSPJ, yaitu memiliki 65 tempat tidur yang terdiri dari 20 tempat tidur dengan fasilitas Intensive Care Unit (ICU) dan 45 untuk non-ICU.

“RSPJ juga akan dilengkapi laboratorium diagnostik yg dapat mendeteksi virus corona, fasilitas radiologi dan gawat darurat dilengkapi ruang isolasi,” terangnya di Jakarta, Selasa 17 Maret 2020.

Untuk mendukung operasional, RSPJ didukung oleh 10 dokter spesialis. delapan dokter umum, dan tiga perawat terlatih.

Selain RSPJ, Arya menyebut Kementerian BUMN akan memanfaatkan bangunan lama di kawasan Cikini dan Pramuka, Jakarta, sebagai pendukung layanan RSPJ. Dalam bangunan lama tersebut, akan disiapkan sekitar 90 tempat tidur tambahan yang juga dilengkapi dengan ruang isolasi bertekanan tinggi di tiga lantai sehingga sistem saluran udara terbebas dari virus.

Kendati demikian, ia tidak menyebutkan kapan tempat-tempat tersebut siap untuk beroperasi. Namun perampungannya ditargetkan selesai dalam waktu dekat sehingga membantu memfasilitasi penanganan virus corona.

Selain tiga tempat itu, Arya menambahkan, Hotel Patra Comfort yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) akan turut difungsikan sebagai lokasi penanganan virus. Hotel ini berlokais di kawasan Cempaka Putih, Jakarta.

Sebagai informasi, Indonesia telah memiliki 44 laboratorium yang bisa digunakan untuk menguji virus. Puluhan laboratorium ini didirikan pascamewabahnya endemik virus Flu Burung pada 2009 silam.

Namun, Nurul Nadia, konsultan Kesehatan masyarakat mengatakan laboratorium tersebut harus kembali diaktivasi untuk mengecek apakah semua peralatan siap untuk digunakan dan juga tenaga ahli yang kompeten untuk mengoperasikannya.

“Benar, Indonesia sudah punya 44 laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di universitas-universitas. Tapi hingga kini kami belum dengar ada instruksi aktivasi kembali laboratorium tersebut,” katanya melalu aplikasi pesan singkat WhatsApp. (SKO)