<p>Ilustrasi Mata Uang Kripto / Pixabay.com</p>
Pasar Modal

Aset Kripto Big Cap Merangkak Naik di Tengah Sentimen The Fed, Anomali?

  • Kenaikan harga bisa jadi disebabkan oleh para investor yang sudah mulai tidak acuh terhadap data inflasi dan kenaikan suku bunga.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Mayoritas aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) merangkak naik di tengah sentimen dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang diekspetasikan akan menaikkan suku bunga lebih agresif pada bulan Juli 2022.

Menurut data Coin Market Cap, Jumat, 15 Juli 2022 pukul 10.20 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir telah mencatat kenaikan 0,9% dan menduduki posisi harga US$20.495 (Rp307,4 juta dalam asumsi kurs Rp14.999 perdolar AS).

Sementara itu, Ethereum (ETH) yang menempati peringkat kedua big cap mengalami kenaikan 7,11% dan menduduki harga US$1.194 (Rp17,9 juta).

Di peringkat ketiga, Tether (USDT) stagnan di level US$0,9995 (Rp14.991) sementara USD Coin (USDC) di peringkat keempat mengalami kenaikan 0,01% ke harga US$1 (Rp14.999).

Binance Coin (BNB) di peringkat kelima mencatat kenaikan 1,76% ke harga US$236,65 (Rp3,55 juta), dan Binance USD (BUSD) di peringkat keenam mengalami penurunan 0,12% ke harga US$0,9987 (Rp14.979)

Di peringkat ketujuh, Ripple (XRP) naik 6,92% ke harga US$0,3437 (Rp5.155), dan di peringkat kedelapan, Cardano (ADA) menguat 1,15% ke posisi US$0,44 (Rp6.599).

Selanjutnya, Solana (SOL) di peringkat kesembilan mencatat peningkatan 6,78% ke harga US$37,1 (Rp556.462) sementara di peringkat kesepuluh, Dogecoin (DOGE) turun 1,37% ke level US$0,06234 (Rp935).

Trader Tokocrypto Afid Sugiono menilai bahwa kenaikan yang terjadi pada mayoritas aset kripto big cap di tengah sentimen kenaikan suku bunga The Fed yang cukup kuat ini bisa saja mengindikasikan anomali pada pasar.

Pasalnya, saat data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS menunjukkan kenaikan inflasi, harga-harga aset kripto akan menukik tajam karena sikap para investor yang berbondong-bondong mengalokasikan dananya untuk instrumen safe haven seperti dolar AS.

"Melihat data historis, biasanya nilai market kripto akan langsung tertekan ketika terdapat perilisan data penting makroekonomi seperti inflasi sehingga investor akan menangkap tingginya inflasi memicu The Fed untuk mengerek suku bunga acuannya lebih tinggi," ujar Afid dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 15 Juli 2022.

Afid pun mengatakan, kenaikan harga bisa jadi disebabkan oleh para investor yang sudah mulai tidak acuh terhadap data inflasi dan kenaikan suku bunga.

"Di samping itu, banyak whales (istilah untuk investor yang memborong aset dalam jumlah besar) yang melakukan buy the dip dan mengaitkan kondisi market kripto yang mulai kondusif," papar Afid.

Top Gainers

Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top gainers:

1. Quant (QNT): +19,49% (US$100,73/Rp1,5 juta)

2. Aave (AAVE): +15,75% (US$92,12/Rp1,38 juta)

3. Uniswap (UNI): +14,95% (US$7,08/Rp106.192)

4. CEEK VR (CEEK): +14,6% (US$0,3757/Rp5.635)

5. Compound (COMP): +14,06% (US$55,66/Rp834.844)

Top Losers

Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top losers:

1. Terra Classic USD (USTC): -5,14% (US$0,03573/Rp535)

2. Decred (DCR): -1,36% (US$22,57/Rp338.527)

3. PAX Gold (PAXG): -1,03% (US$1.714/Rp25,7 juta)

4. Pax Dollar (USDP): -0,24% (US$0,9989/Rp14.982)

5. Nexo (NEXO): -0,17% (US$0,6063/Rp9.093)