Aset Kripto Big Cap Merangkak Naik di Tengah Sentimen The Fed, Anomali?
- Kenaikan harga bisa jadi disebabkan oleh para investor yang sudah mulai tidak acuh terhadap data inflasi dan kenaikan suku bunga.
Pasar Modal
JAKARTA - Mayoritas aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) merangkak naik di tengah sentimen dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang diekspetasikan akan menaikkan suku bunga lebih agresif pada bulan Juli 2022.
Menurut data Coin Market Cap, Jumat, 15 Juli 2022 pukul 10.20 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir telah mencatat kenaikan 0,9% dan menduduki posisi harga US$20.495 (Rp307,4 juta dalam asumsi kurs Rp14.999 perdolar AS).
Sementara itu, Ethereum (ETH) yang menempati peringkat kedua big cap mengalami kenaikan 7,11% dan menduduki harga US$1.194 (Rp17,9 juta).
Di peringkat ketiga, Tether (USDT) stagnan di level US$0,9995 (Rp14.991) sementara USD Coin (USDC) di peringkat keempat mengalami kenaikan 0,01% ke harga US$1 (Rp14.999).
Binance Coin (BNB) di peringkat kelima mencatat kenaikan 1,76% ke harga US$236,65 (Rp3,55 juta), dan Binance USD (BUSD) di peringkat keenam mengalami penurunan 0,12% ke harga US$0,9987 (Rp14.979)
Di peringkat ketujuh, Ripple (XRP) naik 6,92% ke harga US$0,3437 (Rp5.155), dan di peringkat kedelapan, Cardano (ADA) menguat 1,15% ke posisi US$0,44 (Rp6.599).
Selanjutnya, Solana (SOL) di peringkat kesembilan mencatat peningkatan 6,78% ke harga US$37,1 (Rp556.462) sementara di peringkat kesepuluh, Dogecoin (DOGE) turun 1,37% ke level US$0,06234 (Rp935).
- BlueBird Investasi Rp1,2 Triliun Tambah Armada, 500 Unit di antaranya Mobil Listrik
- Warning dari IMF: Resesi Global Buat Negara-Negara Harus Berusaha Keras
- Juragan99 Pemilik MS Glow Bayar Ganti Rugi Rp37,99 Miliar, Kalah Gugatan Merek Dagang
Trader Tokocrypto Afid Sugiono menilai bahwa kenaikan yang terjadi pada mayoritas aset kripto big cap di tengah sentimen kenaikan suku bunga The Fed yang cukup kuat ini bisa saja mengindikasikan anomali pada pasar.
Pasalnya, saat data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS menunjukkan kenaikan inflasi, harga-harga aset kripto akan menukik tajam karena sikap para investor yang berbondong-bondong mengalokasikan dananya untuk instrumen safe haven seperti dolar AS.
"Melihat data historis, biasanya nilai market kripto akan langsung tertekan ketika terdapat perilisan data penting makroekonomi seperti inflasi sehingga investor akan menangkap tingginya inflasi memicu The Fed untuk mengerek suku bunga acuannya lebih tinggi," ujar Afid dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 15 Juli 2022.
Afid pun mengatakan, kenaikan harga bisa jadi disebabkan oleh para investor yang sudah mulai tidak acuh terhadap data inflasi dan kenaikan suku bunga.
"Di samping itu, banyak whales (istilah untuk investor yang memborong aset dalam jumlah besar) yang melakukan buy the dip dan mengaitkan kondisi market kripto yang mulai kondusif," papar Afid.
- Ibu-Ibu, Begini Cara Beli Minyak Goreng Murah Rp14.000 per Liter
- Yuk Intip 4 Fakta Jalan Tol Pertama di Sumatra
- Nilai Pengembangan Capai Rp56 Triliun, Bandara Kualanamu Siap jadi Hub Internasional
Top Gainers
Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top gainers:
1. Quant (QNT): +19,49% (US$100,73/Rp1,5 juta)
2. Aave (AAVE): +15,75% (US$92,12/Rp1,38 juta)
3. Uniswap (UNI): +14,95% (US$7,08/Rp106.192)
4. CEEK VR (CEEK): +14,6% (US$0,3757/Rp5.635)
5. Compound (COMP): +14,06% (US$55,66/Rp834.844)
Top Losers
Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top losers:
1. Terra Classic USD (USTC): -5,14% (US$0,03573/Rp535)
2. Decred (DCR): -1,36% (US$22,57/Rp338.527)
3. PAX Gold (PAXG): -1,03% (US$1.714/Rp25,7 juta)
4. Pax Dollar (USDP): -0,24% (US$0,9989/Rp14.982)
5. Nexo (NEXO): -0,17% (US$0,6063/Rp9.093)