Ilustrasi aset kripto.
Pasar Modal

Aset Kripto Bitcoin Akhirnya Tembus US$30.000, Inilah Penyebabnya!

  • Menurut pantauan Coin Market Cap, Selasa, 11 April 2023 pukul 14.45 WIB, Bitcoin dalam 24 jam terakhir mengalami penguatan 6,63% dan tengah berada di posisi harga US$30.161 (Rp449,93 juta).

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Aset kripto Bitcoin (BTC) akhirnya menembus level US$30.000 atau setara dengan Rp447 juta dalam asumsi kurs Rp14.900 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Menurut pantauan Coin Market Cap, Selasa, 11 April 2023 pukul 14.45 WIB, Bitcoin dalam 24 jam terakhir mengalami penguatan 6,63% dan tengah berada di posisi harga US$30.161 (Rp449,93 juta).

Kenaikan Bitcoin pun diikuti oleh aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnya, sebut saja Ethereum (ETH) yang mengalami kenaikan 3,66%, Tether (USDT) 0,01%, dan Binance Coin (BNB) 6,12%.

Kemudian, USD Coin (USDC) terpantau naik 0,01%, Ripple (XRP) 3,86%, Cardano (ADA) 5,44%, Dogecoin (DOGE) 3,25%, dan Polygon (MATIC) 3,3%.

Tim riset Tokocrypto menjelaskan bahwa reli pasar kripto terjadi akibat turbulensi di ekosistem perbankan pada bulan Maret lalu dan diikuti oleh sikap investor kripto yang semakin optimis bahwa The Federal Reserve akan melunak dalam pengetatan kebijakan moneternya.

"Investor kripto yang berada di AS juga mulai ke pasar dari liburan Paskah. Beberapa faktor kemungkinan berkontribusi pada dua penembusan BTC," tulis tim riset Tokocrypto dikutip Selasa, 11 April 2023.

Pada awal tahun, aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar, termasuk Bitcoin, mengalami lonjakan saat inflasi mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Akan tetapi, momentum kenaikan itu sempat berhenti karena tumbuhnya kembali inflasi AS pada bulan Februari dan akhirnya mendapatkan kembali momentum bullish pada Maret menyusul kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank dalam menjaga likuiditasnya.

"Rupanya, saat ini investor telah mendapatkan kembali selera mereka untuk aset yang berisiko seperti kripto. Aset emas juga baru-baru ini melonjak, melampaui US$2.000 (Rp29,8 juta) untuk pertama kalinya sejak 2020," lanjut tim riset Tokocrypto.

Chief Executive Officer (CEO) US and Chief Legal Officer Banxa, Richard Mico, mengatakan bahwa krisis perbankan yang terjadi beberapa waktu lalu telah menumbuhkan narasi dedolarisasi sehingga kepercayaan investor terhadap aset yang terdesentralisasi pun kembali tumbuh.

"BTC juga dipandang sebagai penyimpan nilai yang andal, yang tidak memiliki masalah yang timbul saat menyimpan uang Anda melalui perantara pihak ketiga," kata Mico dikutip dari CoinDesk, Selasa, 11 April 2023.

Kenaikan Bitcoin dan aset-aset lainnya terjadi menjelang perilisan laporan inflasi AS pada 12 April mendatang.

Dikutip dari CoinTelegraph, para analis memprediksi inflasi AS akan mengalami penurunan ke level 5,1% dari 6% pada bulan sebelumnya.

Inflasi yang menurun pada gilirannya dapat semakin mendorong keyakinan investor bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan suku bunganya dan dapat menjadi sentimen positif untuk pasar kripto.