<p>Ilustrasi Mata Uang Kripto / Pixabay.com</p>
Pasar Modal

Aset Kripto Bitcoin dkk Melaju di Tren Positif dalam Sepekan Terakhir, Adakah Potensi Bull Trap?

  • Menurut pantauan Coin Market Cap, Senin, 16 Januari 2023 pukul 16.40 WIB, Bitcoin dalam sepekan terakhir mencatat kenaikan 20,65% ke posisi US$20.804 atau setara dengan Rp312,9 juta dalam asumsi kurs Rp15.045 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Bitcoin dan aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnya melaju di tren positif dalam sepekan terakhir.

Menurut pantauan Coin Market Cap, Senin, 16 Januari 2023 pukul 16.40 WIB, Bitcoin dalam sepekan terakhir mencatat kenaikan 20,65% ke posisi US$20.804 atau setara dengan Rp312,9 juta dalam asumsi kurs Rp15.045 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Ini adalah pertama kalinya bagi Bitcoin untuk mencapai level US$20.000-an (Rp300,9 jutaan) dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

Selain Bitcoin, Ethereum (ETH) dalam seminggu terakhir pun mencatat kenaikan 17,07%, Tether (USDT) 0,04%, Binance Coin (BNB) 7,15%, Ripple (XRP) 10,35%, Cardano (ADA) 6,64%, Dogecoin (DOGE) 10,5%, dan Polygon (MATIC) 14,71%.

Tim analis Tokocrypto menilai bahwa reli Bitcoin dan aset-aset kripto lainnya ini didorong oleh indeks dolar AS yang melemah dan laju inflasi negeri Paman Sam yang membaik pada periode Desember 2022.

"Kenaikan ke titik US$20.000 ini merupakan yang pertama kalinya sejak keruntuhan FTX yang mulai kolaps pada November lalu. Saat itu, BTC terjun bebas dari US$21.300 (Rp320,46 juta) menjadi US$15.600 (Rp234,7 juta) atau 20% hanya dalam waktu lima hari saja. Meski harga masih belum pulih sepenuhnya, nilai BTC saat ini masih lebih rendah 71% dari all time high (ATH)," tulis tim analis Tokocrypto melalui keterangan tertulis, Senin, 16 Januari 2023.

Pada pantauan Senin, 16 Januari 2023, Indeks Ketakutan dan Ketamakan (Fear and Greed Index) Bitcoin mencapai level 45 poin, naik 20 poin dari tujuh hari sebelumnya.

Apakah Ada Ancaman Bull Trap?

Tim analis Tokocrypto mencermati dari segi teknikal, Bitcoin sudah masuk ke zona resistance di kisaran US$21.000 (Rp315,9 juta). Akan tetapi, ada ancaman bull trap yang harus diwaspadai oleh investor.

Tekanan beli yang cukup tinggi saat ini memang menjadi faktor utama pendorong harga Bitcoin, yang mana hal tersebut tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sudah mencapai level 50 poin.

Namun, di sisi lain, tim analis Tokocrypto melihat bahwa RSI BTC sudah menunjukkan sinyal overbought menuju level di bawah 50.

"Dengan sinyal tersebut, harga BTC diproyeksikan akan kembali terkoreksi. Overbought sudah sering terjadi di pasar kripto ketika harga aset sudah mencapai reli panjang, maka akan ada sedikit koreksi dan ada kemungkinan bisa bull run," tulis tim analis Tokocrypto.

Tim analis Tokocrypto pun menyampaikan bahwa BTC bisa jadi mengalami koreksi jika gagal mencapai breakout dengan resistance di kisaran US$21.321 (Rp320,77 juta).

Sementara itu, langkah yang diambil bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) pun akan menjadi penentu tren pasar kripto di masa depan.

Menurut pantauan CME FedWatch Tool, Senin, 16 Januari 2023, pukul 16.40 WIB, 94,1% pelaku pasar saat ini memprediksi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih kecil untuk pertemuan Februari 2023, yakni sebesar 25 basis poin.

Apabila kenaikan suku bunga tersebut sesuai denagn ekspektasi, Bitcoin dan aset-aset kripto lainnya pun berpotensi untuk melanjutkan reli.